Review Novel Another Episode: S

04:05

Review Novel Another Episode: S




Judul buku: Another episode: S

Penulis: Ayatsuji Yukito

Terbit: Cetakan pertama, Januari 2020

Penerbit: Penerbit Haru

Jumlah halaman: 272 hlm ; 19 cm

ISBN: 978-623-7351-27-6


Musim panas 1998, saat kelas 3-3 sedang diteror oleh fenomena ganjil dalam kelas mereka, Misaki Mei pergi berlibur ke vila keluarganya di pinggir pantai.

Di sana, dia bertemu dengan sesosok hantu bernama Sakaki Teruya, senior SMP Yomiyama Utara kelas 3-3. Mei mengira Sakaki Teruya bisa memberikan petunjuk bagaimana menghadapi teror di kelas tersebut. Namun, Sakaki kehilangan ingatan dan jasadnya.

Maka, dimulailah pencarian mayat Sakaki, juga ingatannya....





Meminjam istilah kekinian yang sering digunakan; buku ini bangsat! Kekeke. Kok kasar banget ya? Tapi beneran, buku ini emang bangsat banget! Tahu-tahu, lho kok udah habis? Padahal masih penasaran! 


Hantu bisa dibilang biasa saja. Namun, hantu adalah (harapan untuk ada) yang sangat tidak menentu. Itu baru kuketahui setelah aku menjadi salah satunya. Hal 29.

Dengan menggunakan sudut pandang dari Sakaki Teruya, eh di awal masih sama kayak Another I dan II, dari sudut pandang Sakakibara Kōichi. Jadi di awal kembali disajikan si Sakakibara yang lagi ngoceh nyeritain kisah dia yang baru selesai operasi dan segala macem setelah insiden saat liburan yang dia berhasil melumpuhkan 'orang tambahan yang menyusup' bersama Misaki Mei. Kemudian kita dibawa untuk lebih dalam menyelami si Tuan Hantu Sakaki Teruya.

Karena Hantu Sakaki ini hilang ingatan, jadinya ketika membaca novel ini sempat dibuat lelah karena emosi teraduk oleh bagaimana usaha Hantu Sakaki untuk mengumpulkan ingatannya dan menemukan mayatnya. Seolah petunjuk udah di depan mata, tapi lupa lagi. Kan ngeselin! Padahal udah gemes karena penasaran kenapa Sakaki mati dan di mana mayatnya berada. Apa dia dibunuh? Kalau iya, mayatnya di mana? Dibuang ke danau? Saya sempat menebak jangan-jangan mayat Sakaki dicemplungin ke danau. Terlebih danau di dekat tempat tinggal Sakaki itu kan tergolong danau unik. Ternyata....


Maut itu, kekosongan tak terhingga, kesepian yang abadi. Hal 221.

Dalam novel ini juga disajikan tentang bagaimana sudut pandang seseorang tentang kematian, maut, dan apa itu jatuh cinta. Rumit ya? Antara iya dan nggak sih. Hehehe.

Ketika menyelami sosok Hantu Sakaki saya merasa ada janggal di sana sini. Masa hantu begini? Masa hantu begitu? Menjelang akhir semakin janggal. Kok hantu begini? Emang bisa ya hantu begitu? Dan semua terjawab di akhir cerita. Jawaban yang membuat saya ternganga. TERNYATA BEGINI CERITANYA?? ASTAGA!!! SUMPAH NGGAK NYANGKA!!!

Jangan ngegas dong kura! Heuheuheu. Novel ini plot twist-nya keren! Jujur saya tidak menduga kalau ternyata begitu. Sedih juga setelah tahu jika begitu. Kok bisa ya membuat cerita tak terduga seperti itu? Keren!

Walau sudah merasakan kejanggalan, tapi saya tidak bisa menebak rahasia apa di balik kejanggalan itu. Karena sependek pengetuhan saya tentang hantu membuat saya merasa banyak kejanggalan di banyak bagian yang sebenarnya memang itu adalah petunjuk. Hanya saja saya tidak bisa menebak. Kekeke. Saya suka!

Sepanjang membaca saya tidak menemukan typo. Amazing! Lalu bentuk penulisannya juga unik. Walau demikian masih bisa dipahami. Mungkin karena udah baca episodr I dan II kali ya. Jadi nggak kaget sama gaya penulisan seperti ini.

Misteri terbongkar dan konflik terselesaikan. Tapi saya berharap ntar bakalan ada buku Another yang lain. Kekeke.

Awalnya saya pikir buku ini tidak sesadis dia novel sebelumnya. Ya emang nggak sih. Namun, masih ada sisi sadisnya yang membuat perut saya mual ketika membaca bagian itu. Nulis begini jadi keinget lagi. Heuheuheu.

Menurut saya buku ini bagus. Saya rekomendasikan untuk dibaca. Teka-teki dan misterinya beda banget dari dua novel sebelumnya, tapi masih tetap berhubungan. Saya puas setelah membaca novel Another episode: S ini sampai habis.

Sekian ulasan dari saya. Mohon maaf jika ada salah kata. Terima kasih. Semoga bermanfaat dan selamat membaca.


Tempurung kura-kura, 23 Februari 2020.
- Kurayui -

You Might Also Like

0 komentar

Total Pageviews