Review Film Everything, Everything (2017)
06:17Everything, Everything
"Mungkin kita tidak bisa memperkirakan masa depan, tapi kita bisa memperkirakan satu atau dua hal. Seperti misalnya, aku yakin aku akan jatuh cinta akan pada Olly. Tapi, hal itu hanya akan menjadi bencana."--Novel Everything, Everything.
• Judul: Everything, Everything
• Sutradara: Stella Meghie
• Penulis: J. Mills Goodloe
• Rumah produksi:
- Metro-Goldwyn-Mayer Pictures
- Alloy Entertainment
• Distributor: Warner Bros. Pictures
• Durasi: 96 menit
• Tanggal rilis: 19 Mei 2017
• Bahasa: Inggris
• Negara: Amerika Serikat
• Catatan: Berdasarkan novel Everything, Everything karya Nicola Yoon
• Pemeran:
- Amandla Stenberg: Madeline "Maddy" Whittier
- Nick Robinson: Oliver "Olly" Bright
- Anika Noni Rose: Dr. Pauline Whittier
- Ana de la Reguera: Carla
- Taylor Hickson: Kayra Bright
Maddy tinggal dalam karantina di rumahnya sendiri karena menderita Severe combined immunodeficiency (SCID). Ia dirawat oleh ibunya sendiri, Dr. Pauline Whittier. Setiap harinya Maddy ditemani Carla, perawat pribadinya. Suatu hari ada tetangga baru yang pindah ke rumah kosong di samping rumah Maddy, satu keluarga dengan satu anak laki-laki yang menarik perhatian Maddy. Memiliki ketertarikan yang sama, akhirnya Maddy bisa berkenalan dengan tetangga barunya yang bernama Olly. Maddy pun jatuh hati pada Olly, namun rasa cinta itu membawa bencana baginya.
Waktu kelar baca novelnya dan bikin ulasan, di akhir kalau nggak salah ingat ya, saya ada ngarep--yang lebih tepatnya bertanya--apa ini cerita ngga ada dibikin filmnya. Setelah cari-cari, ternyata ada dong filmnya dan itu udah dirilis pada tahun 2017. Seneng banget dan akhirnya nonton.
Tiap kali nonton film yang diangkat dari novel dan udah baca novelnya selalu membuat pagar untuk diri sendiri agar jangan kecewa kalau filmnya nggak plek-ketiplek novelnya atau nggak sesuai ama harapan. Mengambil istilah dari para penggemar Game Of Thrones dan House Of The Dragon yang sering saya baca di kolom komentar Instagram: The show didn't follow the book. Jadi ya harus memaklumi dan menerima kalau filmnya nggak sesuai sama novelnya.
Kesan pertama waktu nonton filmnya adalah GILA MADELINE WHITTIER AKA MADDY CANTIK BANGET! Pantesan Olly jatuh hati. Bedanya di film rambut Maddy nggak yang puanjang banget. Malah liatnya berasa liat Moana versi nyata. Kirain bakalan cari cast yang matanya agak sipit karena ada keturunan Jepang dari mamanya kan kalau nggak salah, ternyata nggak, tapi tetep cantik banget Maddy. Maddy diperankan oleh Amandla Stenberg. DAN HAL MENGEJUTKAN KETIKA INTIP PROFIL DEDEK CANTIK INI, DOI TERNYATA PEMERAN RUE DI FILM HUNGER GAMES. Dek, kamu cakep banget sampai pangling. Aktingnya sebagai Maddy juga keren!
Karakter Olly diperankan Nick Robinson. Gambaran dalam imajinasi, sosok Olly tuh kutilang darat, kurus tinggi langsing dada rata, badan ceking gitu. Visualisasi dalam filmnya agak berisi dan ya tampan seperti apa yang digambarkan Maddy dalam novel.
Visualisasi Dr. Pauline Whittier, mamahnya Maddy juga agak nggak sesuai harapan karena nggak ada wajah Jepang nya. Seingatku di novel dijelasin ama Maddy kalau mamahnya ada keturunan Jepang, CMIIW. Tapi nggak masalah karena sepanjang film bener-bener mewakili karakter dalam novel.
Yang aku agak syok adalah karakter Carla. Pas baca novel, imajinasi ini membayangkan Carla karakternya berkulit hitam, tapi di film ternyata kulit putih, diperankan Ana de la Reguera. Suka banget karena dialog Carla yang jadi favorit di novel, ada juga di filmnya.
Agak lupa, tapi kayaknya kalau di novel, Rosa nggak pernah ketemu face to face ama Madeline, tapi di film ada dan mereka sohiban. Di film hidup Maddy terkesan masih 'lebih hidup' dibanding di novelnya. Rosa itu anaknya Carla, perawat pribadi Maddy.
Film menggambarkan keseluruhan konflik dalam novel, tapi emang ada beberapa hal yang nggak mengikuti novelnya banget. Seperti karakter Olly yang kurang pecicilan, justru Maddy yang bisa pecicilan. Kalau di novel kan Olly yang ngajarin Maddy jadi pecicilan. Trus tentang gimana emaknya Maddy notice kalau Maddy ada hubungan sama Olly kayaknya juga beda ama di novel. Visualisasi tentang rumah Maddy dan scene liburan di Hawaii benar-benar memanjakan mata. Maddy pas melafalkan nama ikan khas Hawaii, Humuhumunukunukuapua'a, bener-bener keren! Yang nonton jadi sama bengongnya kayak Olly pas dengerin. Hehehe.
Oya, dialog Olly yang menggambarkan lautan pada Maddy juga ada dalam film. Nonton langsung Olly ngomong bikin senyum juga sama kayak di novel, kata-katanya indah.
Waktu Maddy membahas tentang proses pergantian kulit manusia juga ada: yang mana dia cepat atau lambat akan melupakan 'rasa' bersentuhan dengan Olly. Itu yang meranin perawat killer-nya juga dapet banget.
Di film Maddy dan Olly komunikasinya pakek hape, bukan Email via komputer. Tapi intinya tetep sama, awal gimana Olly komunikasi sama Maddy sampai akhirnya ngobrol panjang lebar di dunia maya dan akhirnya ketemu di dunia nyata berkat bantuan Carla.
Pas puncak konflik, sedih banget liat bagaimana hubungan Maddy dan mamanya. Sama seperti di novel, tapi liat divisualisasikan gitu nyeseknya lebih dapat. Pada akhirnya keduanya memilih jalan masing-masing untuk menyembuhkan diri.
Filmnya bagus. Walau ada beberapa yang nggak mengikuti novel, tapi adegan ikonik--termasuk soal roti bantat yang dikirim mamanya Olly untuk mamanya Maddy--ada. Konflik juga digambarkan semua. Jadi nggak kecewa pas nonton. Maddy cantik banget!
0 komentar