Pelang, Tradisi Yang Hanya Dilakukan Oleh Para Penjual Kembang

17:22

 Pelang, Tradisi Yang Hanya Dilakukan Oleh Para Penjual Kembang



Walau sesama tinggal di Pulau Jawa, mungkin di daerah lain terlebih di Jawa Timur tidak ada Tradisi Pelang. Atau mungkin ada melainkan menggunakan istilah lain. Dalam tulisan kali ini, saya akan membagi sedikit yang saya ketahui tentang Tradisi Pelang.

Karena almarhumah Nenek dari Bapak adalah penjual kembang, dari kecil udah nggak asing sama hal-hal yang berhubungan dengan per-kembang-an, termasuk tentang pelang. Jual kembang di sini ya beneran jual bunga, tapi bukan bunga buket atau tanaman hias. Melainkan kembang atau bunga untuk keperluan ziarah makam, sesaji, dan yang lainnya. Untuk lebih lengkapnya silahkan baca Mengenal Apa Itu Kembang Untuk Nyekar Menurut Tradisi Jawa.

Lalu, apakah Tradisi Pelang itu? Yuk, kita bahas!


Pelang diambil dari kata 'nempelang' dalam Bahasa Jawa yang memiliki arti membungkus. Arti sebenarnya dari nempelang adalah membungkus dengan daun pisang dengan bentuk bungkusan berbentuk segitiga. Namun, nempelang jadi biasa digunakan dengan sebutan 'pelang'. Saya mengenal tradisi ini dari almarhumah Nenek dari Bapak. Karena waktu kecil sering tinggal di rumah Nenek daripada di rumah orang tua sendiri.

Mohon maaf karena tidak ada sumber pasti yang bisa menjelaskan asal mula Tradisi Pelang atau penggunaan kata 'pelang' itu sendiri. Yang pasti tradisi ini diwariskan secara turun-temurun dan dikenal oleh kebanyakan warga di tempat kami. Masyarakat di tempat kami, khususnya yang masih memegang teguh adat istiadat Jawa, kebanyakan mengenal apa itu 'pelang'. Namun, nggak semua orang melakukan tradisi ini lho! Yang paling sering saya temui, tradisi pelang hanya dilakukan para penjual kembang seperti almarhumah Nenek dan juga kami yang sekarang menjadi penerus dari Nenek. Seperti tradisi lainnya, pelang juga dilakukan pada waktu tertentu.



Sebulan sekali kami sebagai penerus dari Nenek melakukan Tradisi Pelang saat Rebo Wage, Kamis Kliwon, Jumat Legi. Apa itu? Lengkapnya silahkan baca Mengenal Tradisi Rebo Wage, Kemis Kliwon, Jumat Legi. Kami melaksanakan pelang pada hari Rabu.


Apa yang di-pelang?


Karena kami penjual kembang, jadi yang di-pelang adalah beberapa jenis kembang yang kami jual. Apa saja detail jenisnya silahkan baca Mengenal Apa Itu Kembang Untuk Nyekar Menurut Tradisi Jawa. Yang paling banyak di-pelang adalah Kembang Boreh, karena kembang ini yang digunakan untuk nyekar atau ziarah kubur. Selain itu kami juga biasa pelang Kembang Telon dan Bumbu Nginang. Tapi yang paling banyak tetap, Kembang Boreh, karena paling banyak dibutuhkan untuk nyekar. Tujuan nyekar apa sih? Silahkan baca Tujuan Di Balik Wisata Religi Ziarah Kubur.


Lalu, kenapa harus di-pelang?


Tempat tinggal saya memang di desa, tapi desa kami boleh dibilang adalah pusat apa saja termasuk pasar induk yang menjadi tujuan dari desa-desa lain untuk berbelanja termasuk belanja kembang. Jadi, para bakul atau pedagang dari desa-desa akan memesan kembang sehari sebelum hari H yaitu hari Kamis yang menjadi puncak bagi orang-orang untuk nyekar atau ziarah makam. Para pedagang ini biasa turun gunung di pagi buta untuk belanja kebutuhan yang akan dijual lagi di desa asal mereka atau desa-desa lain yang posisinya jauh mucuk gunung. Kalau tidak dibungkus atau di-pelang di hari Rabu sore, pasti kuwalahan di hari H. Karena para pedagang ini biasanya mengejar waktu, jadi pada minta didahulukan. Kalau udah dibungkus dan ditata sesuai pesanan kan enak, mereka tinggal ambil. Para pedagang ini biasanya membayar lebih dulu. Ada yang secara langsung dibayar tunai, ada yang kasih uang muka doang dan dilunasi sewaktu mengambil. Ada pula yang ngutang. Kekeke. Tradisi juga ini kayaknya. Heuheuheu.


Apakah pelang berarti membungkus kembang dengan daun dan dalam bentuk segitiga?


Kalau untuk wong nduwuran--istilah bagi orang-orang yang tinggal jauh di lereng gunung di atas desa kami--pastinya iya. Kebanyakan pedagang meminta tetap dibungkus daun pisang dalam bentuk segitiga. Tapi, kalau di daerah kami sendiri dan beberapa daerah lainnya biasa menggunakan kertas sebagai bungkus dan di dalamnya masih diberi daun pisang kecil sebagai syarat.


Selain satu bulan sekali saat Rebo Wage, Kemis Kliwon, Jumat Legi, Tradisi Pelang juga berlangsung saat megengan atau tradisi sebelum bulan Ramadan, saat Hari Raya Idul Fitri, pasca Hari Raya Idul Fitri, Hari Raya Idul Adha, atau saat perayaan besar lainnya. Dalam masyarakat kami, momen seperti ini selalu membuat pasar induk ramai dan dikenal dengan istilah 'prepekan'. Pasar pasti sangat ramai dan para pembeli membludak untuk membeli segala macam kebutuhan, karena dibarengi juga dengan selamatan.


Untuk versi video silahkan tonton Mengenal Tradisi Pelang.


Jika di tempat teman-teman juga ada tradisi yang seperti ini, boleh berbagi di kolom komentar ya. Semoga bermanfaat. Terima kasih.



Tempurung kura-kura, 11 April 2021.

- Kurayui -

You Might Also Like

0 komentar

Total Pageviews