Review Film Korea Escape from Mogadishu (2021)

21:34

 Escape from Mogadishu



Duta besar Korea Selatan dan Korea Utara yang memutuskan bekerja sama demi bisa keluar dari Somalia yang sedang dilanda konflik perang saudara.


• Judul:

   - Global: Escape from Mogadishu

   - Romanisasi: Mogadishu

   - Hangul: 모가디슈

• Sutradara: Ryoo Seung Wan

• Tanggal rilis: 28 Juli 2021

• Durasi: 121 menit

• Distributor: Lotte Cultureworks

• Catatan: Film ini berdasarkan kejadian nyata yang terjadi pada bulan Januari tahun 1991 di Mogadishu, Somalia. Pejabat Kedutaan Korea Selatan dan Kedutaan Besar Korea Utara bekerja sama untuk bisa keluar dari Somalia yang sedang dilanda konflik perang saudara.

• Pemeran:

  - Kim Yun Seok

  - Zo In Sung


Duta Besar Korea Selatan untuk Somalia Han Shin Sung (Kim Yun Seok) tinggal di Kota Mogadishu bersama istri dan beberapa staf. Suatu hari datang utusan dari Korea Selatan Kang Dae Jin (Zo In Sung) untuk membawa hadiah yang akan diserahkan pada Presiden Somalia. Di tengah perjalanan, mobil Han Shin Sung yang membawa hadiah untuk presiden diserbu pemberontak. Hadiah untuk presiden dirampas. Saat Kang Dae Jin memulai penyelidikan, ia mencurigai pihak Kedutaan Korea Utara menjual senjata untuk kaum pemberontak.

Tak lama kemudian terjadi kerusuhan. Perang saudara pun pecah dan pasukan pemberontak berhasil memasuki Kota Mogadishu. Secara brutal kelompok pemberontak menyerang kantor-kantor kedutaan termasuk kantor Kedutaan Korea Utara. Duta Besar Korea Utara Rim Yong Soo (Heo Jun Ho) berhasil selamat. Ia membawa keluarga dan stafnya menuju Kedutaan Cina untuk meminta bantuan. Sayangnya Kedutaan Cina juga diserang. Pilihan terakhir, ia menuju Kedutaan Korea Selatan. Han Shin Sung menerima Rim Yong Soo. Keduanya bekerja sama untuk bisa keluar dari Somalia yang sedang dilanda konflik.


Lagi-lagi nemu info film dari Instagram. Di postingan yang saya lihat waktu itu menyertakan potongan video dari film Escape from Mogadishu. Lalu, sedikit diceritakan tentang film yang disebutkan berdasarkan kisah nyata dan berlatar belakang negara islam di Afrika. Langsung tertarik dan akhirnya nonton.



Berkisah tentang duta besar Korea Selatan di Somalia bernama Han Shin Sung (Kim Yun Seok). Han Shin Sung berusaha menjalankan tugasnya dengan baik di Somalia bersama sedikit staf yang ia miliki.



Suatu hari datang utusan dari Korea yang membawa hadiah untuk Presiden Somalia. Kang Dae Jin (Zo In Sung) tiba di Somalia tanpa penjemputan, dan ketika Han Shin Sung datang bersama ajudannya, Dae Jin ditinggalkan di bandara dan diminta naik taksi saja.



Han Shin Sung bersama Gong Soo Cheol (Jeong Man Sik) dan sopir pribadi mereka yang penduduk asli Somalia, Swama bergegas pergi untuk mengantar hadiah. Malangnya, di tengah jalan mobil Han Shin Sung diserang sekelompok orang bersenjata. Mobil ditembak habis-habisan dan hadiah untuk presiden dirampas, sedang Swama terluka.



Han Shin Sung dan Gong Soo Cheol berjalan kaki untuk sampai ke kantor tempat perjanjian bertemu dengan presiden. Sayangnya jadwal pertemuan dibatalkan. Di sana, Han Shin Sung melihat Rim Yong Soo (Heo Jun Ho), Duta Besar Korea Utara untuk Somalia. Han Shin Sung menduga ada sabotase, tapi tak bisa berbuat apa-apa dan kembali ke kediamannya.



Di rumah, istri Han Shin Sung merawat Swama yang terluka dan membekalinya dengan tanaman herbal yang bisa digunakan sebagai obat.



Penyerangan mobil Han Shin Sung ternyata didalangi Tae Joon Ki (Koo Gyo Hwan) yang bekerja sama dengan kelompok pemberontak. Tujuannya untuk menggagalkan pengiriman hadiah dari Korea Selatan ke presiden Somalia.



Dae Jin mencari informasi dan mencurigai ada mata-mata di dalam Kedutaan Korea Selatan. Kemudian ia menemukan informasi tentang senjata buatan Korea Utara yang digunakan kelompok pemberontak. Dalam sebuah pertemuan dengan juru bicara presiden, Dae Jin hampir bentrok dengan Tae Joon Ki yang kemudian dihalau Han Shin Sung. Dalam pertemuan itu, Rim Yong Soo mengucapkan kata-kata pedasnya untuk Han Shin Sung. Ketika mereka akan meninggalkan hotel tempat pertemuan, di luar terjadi kekacauan. Rencana pemberontakan telah dimulai di Kota Mogadishu yang dimulai dengan kerusuhan dalam demonstrasi.



Suer film ini apik banget!!! Sinematografinya apik! Padahal katanya nggak syuting di Somalia pun nggak ada satu pun orang Somalia yang jadi pemeran dalam film ini. Tapi, filmnya dapet banget. Suasana mencekamnya saat pasukan pemberontak berhasil memasuki Kota Mogadishu. Brutalnya aksi kelompok pemberontak dalam mengeksekusi orang-orang pemerintahan yang membunuh rekan-rekan mereka.

Adegan tembak menembak dan ngepruk mengepruk kepala sampai berdarah-darah emang nggak disensor dan cukup bikin ngilu. Adegan mayat berserakan di jalan-jalan kota juga berasa real banget. Miris karena banyak warga sipil yang juga jadi korban dalam perang saudara itu.

Kecurigaan Dae Jin tentang adanya mata-mata di dalam Kedutaan Korea Selatan emang bener. Swama adalah anggota kelompok pemberontak yang memberi informasi saat hadiah dari Korea Selatan tiba. Saat demonstrasi, Swama yang terluka juga lari bersembunyi ke Kedutaan Korea Selatan. Saat itulah staf kedutaan menyadari kalau Swama adalah anggota kelompok pemberontak dari syal yang dipakainya.

Larinya Swama ke kantor kedutaan membuat Jo Soo Jin (Kim Jae Hwa) dan Park Ji Eun (Park Kyung Hye) cek-cok. Namun, mereka akhirnya setuju untuk tetap melindungi Swama walau polisi sempat menggedor pintu dan memaksa untuk masuk. Beruntung Han Shin Sung dan Kang Dae Jin segera datang dan berhasil mengusir polisi pergi. Suer itu polisi lokal yang giginya gowang nyebelin banget!!!




Film ini memberi gambaran kehidupan muslim di Somalia. Pihak kedutaan sempat dibuat bingung karena Korea Selatan mengirimkan minuman beralkohol, sedang Somalia adalah negara muslim. Film Korea tapi kita bisa dengar suara azan dan salam di mana-mana.

Tegangnya dapet banget pas kelompok pemberontak mulai memporakporandakan Kota Mogadishu. Kantor Kedutaan Korea Utara diserang. Harta benda dan makanan dijarah. Tae Joon Ki dihajar habis-habisan karena mencoba melawan. Namun, karena kelompok pemberontak pernah bekerja sama, mereka pun dilepaskan dan diminta segera pergi sebelum kelompok lain datang dan menghabisi mereka. Adegan waktu Tae Joon Ki dan Rim Yong Soo berusaha mencari suaka bikin tegang. Seolah-olah saya berada bersama mereka, mengendap-endap untuk bisa selamat. Waktu ketangkap anak-anak bersenjata, ikutan deg-degan. Ngeri banget! Ternyata beneran ada, anak-anak dipersenjatai untuk ikutan perang.



Walau sulit, Rim Yong Soo akhirnya membuat keputusan untuk mengetuk pintu Kedutaan Korea Selatan dan meminta bantuan. Ini pun bikin deg-degan, karena terjadi baku tembak antara kelompok pemberontak dan polisi yang menjaga Kedutaan Korea Selatan.

Han Shin Sung dan Kang Dae Jin akhirnya sepakat menerima orang-orang dari Korea Utara, karena ada wanita dan anak-anak bersama mereka. Momennya canggung banget pas Han Shin Sung membagi makanan yang mereka untuk orang-orang Korea Utara. Hubungannya jadi kayak Tom and Jerry. Terlebih Kang Dae Jin dan Tae Joon Ki yang sampek baku hantam.

Berkaca dari apa yang dialami Kedutaan Korea Utara, Han Shin Sung pun mengajak Rim Yong Soo berdiskusi dan kemudian keduanya sepakat bekerja sama setelah mendamaikan Kang Dae Jin dan Tae Joon Ki. Setelah kesepakatan dibuat ini, penonton diajak bertegang ria. Suer tegang banget. Sebegitu sulitnya usaha untuk tetap hidup di negara konflik. Dikejar kelompok pemberontak juga pasukan pemerintah. Walau keduanya orang kedutaan, tapi nggak dapat jaminan keamanan dan berusaha sendiri untuk bertahan hidup. Minim makanan, nggak ada air, komunikasi terputus. Ngeri banget.



Kang Dae Jin memanfaatkan momen salat zuhur untuk melarikan diri. Ikutan deg-degan waktu mobil melaju di tengah jalan yang dipenuhi mayat, lalu di seberang jalan ada kelompok bersenjata yang sedang salat berjamaah. Walau berusaha menghindari mayat, saking banyaknya mayat jadi ada yang sampai kelindes mobil. Nyesek liatnya. Walau Tae Joon Ki nyebelin, tapi di ending bikin nyesek.



Film ini banyak menyampaikan pelajaran berharga. Jangan semena-mena pada orang lain, karena belum tentu kita tidak membutuhkan bantuan mereka. Masalah kemanusiaan bisa menghapus perbedaan ideologi, pangkat, dan keyakinan. Tujuannya hanya satu, saling membahu dan saling membantu untuk tetap hidup. Best banget film ini. Saya rekomendasikan film ini untuk ditonton!



Sekian ulasan dari saya. Mohon maaf jika ada salah kata. Terima kasih. Semoga bermanfaat. Selamat menonton.

Sumber poster: Hancinema


Tempurung kura-kura, 03 November 2021.

- Kurayui -

You Might Also Like

0 komentar

Total Pageviews