Tata Cara Mengubur Ari-ari Bayi Dalam Tradisi Jawa

01:08

 Tata Cara Mengubur Ari-ari Bayi Dalam Tradisi Jawa



Ari-ari merupakan organ penting yang menjadi jalan kehidupan bayi ketika masih berada di dalam kandungan. Bagi masyarakat Jawa, ari-ari diyakini sebagai teman atau saudara si jabang bayi, karena selalu menemani hingga bayi dilahirkan. Dalam istilah Jawa dikenal sebagai batur.

Peran penting ari-ari bagi bayi adalah perantara yang mengirimkan makanan dan oksigen kepada bayi, membawa karbondioksida dan sisa-sisa pembuangan, membentuk imunitas dan pertahanan dari infeksi, serta mengeluarkan hormon yang menjadi penunjang hidup jabang bayi selama berada di dalam kandungan. Karena perannya yang sangat penting, ari-ari pun mendapat perlakuan yang layak.

Dalam masyarakat Jawa ada istilah Kakang Kawah, Adi Ari-ari, Getih lan Puser yang memiliki makna bahwa ari-ari bak saudara kandung bagi bayi yang lahir ke dunia. Karenanya, menguburkan ari-ari tidak boleh secara sembarangan. Ada tata cara tersendiri untuk menguburkan ari-ari dalam tradisi Jawa.

Berikut adalah perlengkapan yang dibutuhkan untuk mengubur ari-ari berdasarkan tradisi Jawa.



Perlengkapan yang dibutuhkan antara lain:


1. Gendok atau kendil kecil



Biasanya saat melahirkan ari-ari langsung ditaruh di dalam gendok oleh pihak rumah sakit atau rumah bersalin. Sebagian orang tetap menggunakan gendok tersebut, namun ada juga yang memilih untuk membeli yang baru untuk digunakan sebagai wadah yang nantinya akan dikubur bersama ari-ari.


2. Kain mori atau kain kafan



Ukuran yang dibutuhkan biasanya seperempat meter atau 25 cm persegi.


3. Benang dan jarum



Dalam masyarakat Jawa disebut dhom-bolah yaitu satu buah benang dan jarum.


4. Racikan Genthi Mesoyi



Racikan ini bisa didapatkan di penjual jamu atau kembang. Isinya berupa campuran kayu genthi, kayu mesoyi, klobet atau klabet, dan akar wangi.


5. Daun Waru Jawa



Sebagai alas menggunakan daun Waru Jawa. Pada daerah lain bisa saja berbeda. Ada daerah yang menggunakan daun sente sebagai alas.


6. Suri serit



Suri serit hanya digunakan untuk bayi perempuan.


7. Bumbu dapur



Bumbu dapur yang dimaksud adalah empon-empon seperti jahe, kunyit, dan kawan-kawannya. Bisa menggunakan bumbu dapur yang dimiliki saat itu


8. Kembang monco warno dan kembang boreh wangi



Kembang monco warno untuk ditaruh di dalam gendok, sedang kembang boreh wangi digunakan untuk ditabur di atas tanah setelah ari-ari dikubur. Penjelasan lengkap tentang jenis-jenis kembang bisa dibaca di sini.


9. Kertas bertuliskan nama bayi, huruf Jawa, dan huruf Arab



Nama lengkap bayi ditulis di kertas untuk dimasukkan ke dalam gendok beserta kertas bertuliskan huruf Jawa (ha na ca ra ka...) dan kertas bertuliskan huruf Arab.


10. Lampu minyak atau lampu pijar



Zaman dahulu masyarakat Jawa menggunakan lampu minyak untuk menerangi pendeman ari-ari. Seiring berkembangnya zaman, pada masa kini banyak yang menggunakan lampu pijar.


11. Keranjang bambu



Keranjang bambu digunakan sebagai penutup pendeman ari-ari.



Tata cara mengubur ari-ari menurut tradisi Jawa adalah sebagai berikut:


1. Cuci ari-ari bayi hingga bersih. Prosesi membersihkan ari-ari hingga mengubur harus dilakukan oleh suami atau ayah bayi. Jika tidak ada, harus dilakukan oleh keluarga dari pihak ayah.

2. Buka kain kafan masukkan ke dalam gendok.

3. Di atas kain kafan, letakkan daun waru. Jika daun lebar, bisa menggunakan satu daun saja. Jika duan kecil, bisa menggunakan 3 daun sebagai alas ari-ari.

4. Letakkan ari-ari di atas daun waru. Lalu taburkan kembang monco warno dan masukkan bumbu dapur, racikan genthi mesoyi, benang, jarum, kertas serta ditambah suri serit jika bayi perempuan. Bayi laki-laki tidak usah suri serit.



5. Tutupi dengan daun waru. Jika daun lebar, cukup gunakan satu daun. Jika daun kecil, bisa menggunakan dua daun.

6. Gunakan sisa kain kafan yang mencuat ke atas untuk menutupi seluruh bagian, kemudian tutup gendok.

7. Buatlah lubang di dalam tanah sedalam siku tangan. Untuk bayi laki-laki, ari-ari harus dikubur di sebelah kanan pintu. Sedang untuk bayi perempuan dikubur di sebelah kiri pintu. Saat memasukkan gendok ke dalam lubang, gunakan tangan kanan. Lalu, kubur gendok.

8. Campur kembang boreh dengan air hangat dan sedikit garam, lalu siramkan ke atas tanah pendeman ari-ari.

9. Letakkan lampu minyak atau lampu pijar di dekat pendeman ari-ari. Nyalakan di malam hari hingga pagi tiba.

10. Tutup pendeman ari-ari dengan keranjang bambu.



Demikian cara mengubur ari-ari bayi dalam tradisi Jawa. Sesekali, siram pendeman ari-ari dengan campuran kembang boreh wangi, air hangat, dan sedikit garam. Tutorial video mengubur ari-ari bayi bisa ditonton di sini. Semoga bermanfaat.

You Might Also Like

0 komentar

Total Pageviews