Wisata Alam Menguji Kekuatan Kaki Di Coban Pelangi
16:37Wisata Alam Menguji Kekuatan Kaki Di Coban Pelangi
Coban Pelangi adalah coban pertama yang dibuka menjadi wana wisata di Desa Agropolitan Poncokusumo. Sebelum ditemukannya coban-coban lain seperti Coban Trisula dan Coban Bidadari, Coban Pelangi adalah ikon coban untuk wilayah kecamatan Poncokusumo.
Coban Pelangi terletak di Desa Gubugklakah. Berada di jalur menuju Bromo, membuat wana wisata air terjun ini semakin dikenal dan banyak diminati. Terlebih pembenahan di sana-sini membuat lokasi wisata jadi semakin mudah dikunjungi.
Pada tanggal 21 Maret 2021 kemarin, Rara berkesempatan mengunjungi Coban Pelangi, tapi tanpa saya. Sebenarnya sudah lama saya kepengen mengunjungi Coban Pelangi lagi. Dari zaman demen dolen mbladas sama Mbak Menur sampai akhirnya Rara bisa ke sana, keinginan itu belum kesampaian. Tapi, berkat video yang dibuat Rara yaitu Pesona Coban Pelangi, saya jadi bisa apa ya bernostalgia sama suasana Coban Pelangi.
Dulu waktu zaman SMP-SMA sering banget main ke Coban Pelangi. Entah itu sama teman-teman sekolah atau sama keluarga besar Sarang Clover. Zaman dulu akses ke Coban Pelangi masih sulit, kalau nggak nyewa kendaraan ya susah. Sekarang sih udah gampang. Bahkan lokasi udah makin apik. Sayangnya belum ada rezeki buat berkunjung. Nggak papa, rasa kangennya udah sedikit terobati dengan video yang dibuat Rara.
Dalam tulisan kali ini saya akan membahas sedikit tentang Coban Pelangi setelah meneropong melalui video buatan Rara. Hehehe. Semoga aja bisa jadi informasi buat teman-teman yang pengen berwisata ke Coban Pelangi dan sekitarnya. Karena di Desa Gubugklakah tuh sekarang buanyak tempat wisata yang bisa dikunjungi.
Pada tahun 2016 saya pernah membuat tulisan tentang Visit Agropolitan Poncokusumo waktu mengujungi Ledok Amprong Tubing River dan One Day Tour di Desa Gubugklakah. Tapi, sekarang tentu aja udah banyak yang berubah. Tempat wisatanya makin banyak dan kayaknya nggak bakalan cukup kalau dibuat tur sehari aja.
Coban Pelangi setahu saya berada di Desa Gubugklakah. Tapi, kalau dicek di Google, alamat yang tertulis masuk Desa Ngadas. Nggak masalah sih, karena satu jalur dan nggak bakalan bikin nyasar karena lokasi pintu masuk Coban Pelangi itu ada di tepi jalan raya utama. Tepat di sebelah kanan kalau dari arah bawah.
Sepanjang perjalanan menuju Coban Pelangi, setelah melewati kawasan rest area, mata kita akan dimanjakan dengan pemandangan kebun apel yang pasti cantik banget kalau lagi berbunga. Bunganya didominasi warna putih dan jadi kayak bunga sakura gitu. Selain itu, pemandangan perbukitan dan hutan pinus juga bikin mata dan pikiran adem. Tenang banget. Cocok buat me-refresh pikiran menghilangkan penat.
Harga tiket masuk ke Coban Pelangi cukup murah yaitu Rp. 10.000,- aja. Menurut informasi dari Rara, kemarin ketika berkunjung kena tarif Rp. 80.000,- udah termasuk parkir untuk mobil. Jadi tarif parkir mobil Rp. 10.000,- tarif wajar sih untuk daerah wisata.
Zaman saya masih sering main ke sana dulu, tarifnya masih Rp. 5.000,- dan terakhir survey Rp. 7.000,- aja. Nggak banyak sih naiknya. Terlebih sekarang fasilitasnya banyak banget. Kalau dulu cuman ada satu toilet di deket pintu masuk. Jadi, pengunjung yang mandi di air terjun nggak bisa langsung bebersih dan ganti di area bawah. Harus naik dulu, baru bisa mandi dan ganti di toilet atas. Tapi sekarang di area bawah udah ada toilet yang lumayan. Musala pun ada. Di dekat pintu masuk dan di area bawah di dekat kantin. Kalau dulu yang jualan sedikit, sekarang banyak kantin yang berdiri di beberapa titik.
Kenapa judulnya menguji kekuatan kaki? Karena untuk mencapai lokasi air terjun, kita harus berjalan kaki lumayan jauh ke bawah. Kalau turun sih belum seberapa ya, nah baliknya itu yang naik terus. Karenanya, kalau mau main ke Coban Pelangi, benar-benar siapkan fisik. Kalau nggak bawa bekal, nggak perlu takut kelaparan dan kehausan karena sekarang banyak kantin.
Kenapa air terjunnya diberi nama Coban Pelangi? Karena, saat berada di sekitar air terjun kita akan sering menemukan fenomena pelangi. Tapi karena air terjunnya amat sangat gede sekali pakek banget, maka nggak dianjurkan untuk berada terlalu dekat dengan air terjun. Dulu pernah berkunjung dengan temannya kakak sulung yang orang desa setempat. Kami diajak turun bahkan sampai ke samping air terjun. Itu penuh perjuangan sekali, bahkan sampai kaki saya ketempelan pacet. Tapi sekarang kayaknya nggak bisa deh.
Tetap jaga tata krama dan unggah-ungguh ya saat berkunjung. Karena Coban Pelangi termasuk masih wingit. Nggak boleh ngomong sembarangan. Mitos yang dulu sempat beredar, pasangan kekasih dilarang berkunjung karena bisa putus. Uniknya, karena mitos itu banyak pasangan kekasih yang ingin mengakhiri hubungan memilih datang ke Coban Pelangi. Tapi nggak tahu apakah beneran putus setelah berkunjung atau nggak.
Oya, dulu katanya sempat ada fasilitas naik kuda kayak di Bromo. Tapi, ketika Rara berkunjung tidak menemukan bapak-bapak yang menyewakan kuda.
Sekian ulasan singkat tentang Coban Pelangi. Semoga bermanfaat. Mohon maaf jika ada salah kata. Selamat berwisata.
Tempurung kura-kura, 15 Mei 2021.
0 komentar