Review Film Beck (2010)

04:51


Beck



Sekumpulan anak muda yang memiliki ketertarikan yang sama tentang musik dan kemudian menyatukan tekad untuk terjun ke industri musik dengan membentuk sebuah band.



• Judul:
   - Global: Beck
   - Jepang: Beck
• Tanggal rilis: 4 September 2010
• Durasi: 145 menit
• Genre: Musik
• Distributor: Shochiku
• Bahasa: Jepang
• Negara: Jepang
• Catatan: Berdasarkan manga Harold Sakuishi "Beck" yang diterbitkan oleh Kodansha di Shōnen Magazine 1999-2008
• Pemeran:
   - Hiro Mizushima: Ryusuke Minami
   - Takeru Satoh: Yukio "Koyuki" Tanaka
   - Kenta Kiritani: Chiba
   - Shiori Kutsuna: Maho Minami
   - Osamu Mukai: Taira
   - Aoi Nakamura: Saku

Koyuki (Takeru Satoh) murid SMA yang biasa saja dan mengalami bullying di sekolahnya. Suatu hari saat pulang sekolah, ia melihat tiga orang pria bule sedang merundung seekor anjing berwarna putih. Tidak ada yang berani menolong anjing itu. Koyuki yang awalnya ragu-ragu mengambil keputusan untuk menolong anjing malang itu.

Saat tiga pria bule hendak menghajar Koyuki, muncul seorang pemuda yang menodongkan pistol untuk menolong Koyuki. Pemuda itu bernama Ryusuke Minami (Hiro Mizushima). Ia mengaku jika anjing yang ditolong Koyuki adalah temannya yang bernama Beck. Hidup Koyuki yang membosankan pun berubah sejak ia bertemu dengan Ryusuke.



Yorobun, jeongmal mianhamnida. Ngapunten, dulur sedanten. Mohon maaf teman-teman, kalau beberapa hari ini yang saya review adalah film-film yang dibintangi Takeru Satoh.
Kata Va, "Kenapa jadi Takeru mulu?" Nah, iya kenapa?
Kata Dista, "Namanya kamu kecantol dia. Wkwmwmwk." Moso ah?

Tapi, emang beneran masih penasaran sama film-film Takeru Satoh. Jadi mohon maaf ya. Tolong jangan bosan! Karena memang filmnya bagus-bagus kok. Hehehe. Kali ini saya akan berbagi kesan setelah menonton salah satu film yang dibintangi Takeru Satoh (lagi) yang berjudul Beck. Film sepuluh tahun yang lalu sih, karena rilis di tahun 2010. Yuk, kita mulai!



Koyuki (Takeru Satoh) memiliki hidup yang membosankan sebagai murid SMA. Ia tidak memiliki teman dan dirisak oleh sekelompok murid yang kuat. Ia tidak bisa melawan perisakan itu dan selalu hanya diam tiap kali dipukul.



Suatu hari saat pulang sekolah Koyuki menolong seekor anjing yang dirisak oleh tiga pria bule. Tindakan nekatnya membuatnya hampir dihajar. Tiba-tiba muncul pemuda berambut gondrong yang menyelamatkannya. Ryusuke Minami (Hiro Mizushima) mengaku jika anjing yang ditolong Koyuki adalah temannya yang bernama Beck. Sayangnya ia harus pergi dan meninggalkan Beck begitu saja.



Koyuki menggendong Beck untuk mencari Ryusuke. Ia mengikuti Ryusuke hingga menemukan fakta bahwa Ryusuke adah gitaris handal dari sebuah band rock. Koyuki terkesima dan menunggu hingga konser usai. Lalu, ia menemui Ryusuke untuk mengantar Beck. Saat itu Ryusuke memintanya untuk membantu menerjemaahkan jam malam dalam bahasa Jepang. Membuat Koyuki bingung. Namun, setelah mengikuti Ryusuke hingga ke tempat tinggalnya, baru ia paham kalau Ryusuke lama tinggal di Amerika. Karenanya ia tak terlalu mahir dalam bahasa Jepang.

Ryusuke tinggal di sebuah rumah kecil di tepi tempat pemancingan yang menjadi tempat kerjanya. Saat berada di sana, Koyuki bertemu kembali dengan gadis yang menonton konser Ryusuke dengan memakan  buah apel. Gadis itu ternyata ada kandung Ryusuke yang bernama Maho Minami (Shiori Kutsuna).



Sebagai rasa terima kasih, Ryusuke memberikan sebuah gitar pada Koyuki sebagai hadiah. Pertemuan tak sengaja dengan Ryusuke benar-benar mengubah hidup Koyuki. Ia ingin belajar bermain gitar. Walau tak memiliki guru, ia tetap giat belajar sendiri. Ia pun jadi menyukai musik rock yang juga digemari Ryusuke. Musik itu membuat dirinya merasa hidup. Bahkan ketika ia kembali dirisak, ia nekat memutar musik itu di sekolah lewat ruang siaran hingga membuat seisi sekolah ribut. Momen itu mempertemukan Koyuki dengan Saku (Aoi Nakamura), murid pindahan yang juga suka musik rock. Keduanya pun berteman.



Sayangnya kebiasaan baru Koyuki ketahuan kelompok yang selalu merisaknya. Saat ia dan Saku belajar bermain gitar di atap sekolah, kelompok perisak datang dan merusak gitar pemberian Ryusuke.

Ryusuke yang dikeluarkan dari grup band Eiji Kimura (Kensei Mikami) bersiap membentuk band baru bersama dua temannya Chiba (Kenta Kiritani) sebagai vokal dan Taira (Osamu Mukai) sebagai bassis. Saat berkumpul di rumahnya, tiba-tiba Koyuki dan Saku datang dengan membawa gitar yang rusak. Ryusuke marah melihat gitarnya rusak dan mengusir Koyuki.


Dalam perjalanan pulang, Koyuki dan Saku bertemu dengan salah seorang pelanggan kolam pancing. Pria itu berjanji bisa memperbaiki gitar Koyuki yang rusak dengan bayaran apa pun. Koyuki pun bekerja di pabrik kertas milik pria itu sebagai ganti biaya reparasi gitar. Bonus lainnya, pria itu mengajari Koyuki main gitar secara privat.

Setelah gitarnya kembali, masih ditemani Saku, Koyuki kembali menemui Ryusuke. Ryusuke masih marah dan mengusir Koyuki. Kesal atas ulah Ryusuke, Saku menceritakan semua tentang penyebab rusaknya gitar pemberian Ryusuke. Bersama Saku, Ryusuke menyusul Koyuki yang ternyata sedang dihadang kelompok perisak. Chiba yang tempramen pun langsung menghajar kelompok perisak yang hendak menghancurkan kembali gitar Koyuki.


Koyuki dan Saku yang ternyata bisa memainkan drum akhirnya diajak bergabung dalam band yang dibentuk Ryusuke. Ketika sibuk memikirkan nama, Chiba mengusulkan memakai nama Beck saja. Walau Beck adalah nama anjing milik Ryusuke, tapi akhirnya semua setuju.



Setiap kali nonton film yang mengisahkan tentang sebuah band apalagi band rock, ada rasa gimana gitu. Maklum dulu sempet punya impian pengen punya band, walau nggak bisa main musik apa pun. Kekeke. Tapi masih bisa nyanyi. Hohoho. Begonya dulu ada tawaran buat jadi vokalis, saya nolak. Zaman SMA dulu mindernya setengah hidup. Padahal kesempatan, tapi udah takut duluan dan milih mundur. Terlebih band yang nawarin bukan dari sekolah. Jadi makin takut dan milih mundur aja. Bego ya, Kura! Bahkan, walau di Sarang Clover ada Dree yang seorang bassis, tetep tidak bisa mewujudkan keinginan untuk bisa bikin band. Hal yang memang tidak mudah alias sulit bagi kami.



Nah selama nonton Beck ini, saya merasa dibawa kembali ke masa lalu saat masih SMA dan terkagum-kagum ketika melihat seorang kakak kelas bisa main gitar dan bikin saya mupeng punya band. Hampir sama kayak Koyuki yang jadi termotivasi dan terinspirasi usai ketemu Ryusuke. Bedanya, saya kepengen punya band sejak jatuh hati pada SLANK, Helloween, GNR, dan band-band yang digemari kedua kakak saya pada masa itu. Saya pun sempet belajar gitar secara mandiri dengan modal gitar pinjaman dari temen kakak laki-laki saya. Bedanya ama Koyuki, Koyuki lebih beruntung karena berani mengambil langkah dan punya kesempatan buat gabung band. Lho kok jadi bedain Koyuki ama masa SMA saya dulu? Heuheuheu. Maafkan saya yang terbawa suasana.



Beck mengisahkan perjuangan sekelompok anak muda di bawah pimpinan Ryusuke untuk membentuk dan membesarkan band. Ryusuke memiliki impian membuat band yang kelak bisa jadi sepanggung dengan band milik temannya di Amerika yang lebih dulu debut. Ia mengumpulkan teman-teman yang memiliki impian yang sama dengannya dan membentuk sebuah band.


Memang tidak mudah mengumpulkan orang-orang yang berbeda watak dan latar belakang walau punya impian yang sama. Terlebih Ryusuke tipikal orang yang keras dan mudah emosi. Tapi di balik itu semua, sebenarnya ia sosok leader yang sangat melindungi band-nya.

Chiba yang arogan dan tempramen pun menyayangi Beck lebih dari dirinya sendiri. Namun, sejak tahu Koyuki tak hanya mahir bermain gitar tapi juga memiliki suara merdu, ia jadi semakin labil. Beruntung ada sosok Taira yang dewasa dan selalu membuatnya kembali tenang.



Beck menggambarkan betapa sulitnya sebuah band untuk meraih kesuksesan. Masalah tidak hanya karena banyak saingan dan kejamnya dunia hiburan termasuk industri musik, tapi juga masalah intern antar personil. Banyak kerikil tajam yang membuat Beck tersandung hingga jatuh tersungkur. Masa lalu Ryusuke yang kelam dan kembali muncul usai ia tampil bersama Eddie sahabatnya. Kisah cinta antara Koyuki dan Maho juga turut mengisi perjalanan Beck.



Jika di film-film sebelumnya yang saya tonton Takeru Satoh membawakan peran yang cool, di film ini penampilannya beda banget. Koyuki yang ia perankan sosok yang nggak gaul, minder, korban bullying pula. Tapi cara dia memerankan sosok Koyuki pas banget. Sikap canggungnya saat diajak gabung band sama Ryusuke, saat berada di dekat Maho yang ia taksir, saat diajak tatap muka sama Eddie, saat diundang vokalis teman Eddie ke atas panggung. Bener-bener kayak anak culun yang nggak gaul. Lagi-lagi mengingatkan pada diri saya yang dulu. Wkwkwk.


Yang membuat saya kecewa saat nonton film ini adalah tidak diungkapnya bagaimana suara Koyuki. Ketika di kolam pancing, tidak diperdengarkan. Lalu, ketika ia menyanyikan lagu ciptaan Ryusuke. Saya berharap saat pertunjukan, tapi lagi-lagi tidak diperdengarkan. Bahkan di konser final pun tidak diperdengarkan. Saya adalah penonton yang kecewa. Padahal udah penasaran gimana suara Takeru Satoh dan gimana lirik lagu ia diciptakan Koyuki saat merasakan sakit karena cemburu. Eh, liriknya ada sih di konser final. Tapi tetep kurang mantap kalau tanpa suara yang nyanyiin. All good kecuali tak diperdengarkannya suara Koyuki ke penonton.


Sekian ulasan dari saya. Mohon maaf kalau nanti yang di review masih film Takeru Satoh lagi. Karena udah masuk list film yang akan ditonton. Hihihi. Mohon maaf jika ada salah kata. Semoga bermanfaat. Selamat menonton.



Photo by: AsianWiki


Tempurung kura-kura, 31 Juli 2020.
- Kurayui -

You Might Also Like

0 komentar

Total Pageviews