Review Film Onward (2020)

03:09

Onward



Sihir yang tergerus kemajuan zaman. Namun, tetap hidup dan diwariskan pada mereka yang memiliki darah murni dan berbakat.



• Judul: Onward
• Tanggal rilis
   - Berlinale: 21 Februari 2020
   - Indonesia: 4 Maret 2020
   - Amerika Serikat: 6 Maret 2020
• Durasi:  103 menit
• Negara: Amerika Serikat
• Bahasa: Inggris
• Pengisi suara:
  - Tom Holland sebagai Ian Lightfoot
  - Chris Pratt sebagai Barley Lightfoot
  - Julia Louis-Dreyfus sebagai Laurel Lightfoot
  - Octavia Spencer sebagai Corey
  - Mel Rodriguez sebagai Colt Bronco
  - Kyle Bornheimer sebagai Wilden Lightfoot



Pada zaman dahulu sihir mengambil peran penting dalam kehidupan para elf. Sihir membantu hidup mereka menjadi lebih mudah. Namun, seiring perkembangan zaman dengan ditemukannya perkakas modern yang semakin mempermudah kehidupan, sihir pun mulai terlupakan bahkan berakhir menjadi sebuah mitos.

Di ulang tahunnya yang ke - 16 Ian Lightfoot mendapatkan hadiah berupa warisan dari mendiang sang ayah. Tanpa ia duga warisan itu berupa tongkat sihir. Sepucuk surat yang menyertai tongkat sihir tersebut menuliskan pesan bahwa jika merapalkan mantra, maka sang ayah bisa kembali dalam waktu 24 jam. Ian merapalkan mantra tersebut, tapi sayang tidak bisa mengembalikan sang ayah secara utuh. Bagian atas tubuh sang ayah gagal terbentuk dan batu mutiara sudah hancur. Bertekad mengembalikan sang ayah, Ian dan kakak laki-lakinya Barley Lightfoot berpetualang untuk menemukan Batu Permata Phoenix.




Well, karena mendapat protes tentang review  film Takeru Satoh melulu, hari ini saya pindah haluan sejenak. Pilihan saya jatuh pada film animasi Onward yang rilis pada tahun 2020. Ada yang udah nonton? Kalau udah, yuk berbagi kesan usai nonton.



Ian Lightfoot (Tom Holland) remaja biasa dari golongan elf yang tinggal di sebuah kota yang dihuni oleh makhluk mitos lainnya. Ia telah menginjak usia 16 tahun dan akan mulai masuk SMA. Ian sosok yang pendiam dan kurang bergaul. Ia ingin bisa seperti teman-temannya yang lain, tapi ia selalu merasa dirinya payah.


Berbeda dengan Ian, si sulung dari keluarga Lightfoot yang bernama Barley Lightfoot (Chris Pratt) terkenal sebagai pemuda nakal di kota. Di mana ada kerusuhan, di situ ada Barley.


Laurel Lightfoot (Julia Louis-Dreyfus) sangat menyayangi kedua putranya yaitu Barley dan Ian. Ia selalu mendukung apa pun yang dilakukan oleh kedua putranya. Laurel pun selalu mendorong Ian untuk jadi lebih berani dalam segala hal.


Di ulang tahun Ian yang ke - 16, Laurel menunjukkan apa yang ditinggalkan mendiang suaminya Wilden Lightfoot (Kyle Bornheimer) untuk Barley dan Ian. Tanpa diduga oleh mereka, Wilden mewariskan sebuah tongkat sihir. Barley yang menyukai sihir dan masih percaya jika sihir ada sangat antusias. Terlebih di atas sepucuk surat yang menyertai tongkat sihir tertulis jika mantra yang tertulis dirapalkan, maka akan membuat Wilden kembali bersama mereka selama 24 jam. Barley meraih tongkat sihir dan merapalkan mantra, tapi tidak ada yang terjadi. Berulang kali ia mencoba, tak ada yang terjadi. Hingga membuat Laurel dan Ian percaya bahwa sihir benar-benar sudah tidak ada.

Ian yang tak pernah melihat sang ayah sejak kecil semakin merasakan rindu usai mendengarkan kaset berisi rekaman suara sang ayah di kamarnya. Ia yang penasaran pada surat yang ditinggalkan Wilden pun membaca mantra itu. Tiba-tiba tongkat sihir memberi respon, bereaksi dan menunjukkan kekuatannya. Barley yang merasa ada keributan di kamar Ian pun mengintip. Melihat Ian berhasil membuat tongkat sihir bekerja, Barley meminta Ian terus membaca mantra agar ayah mereka kembali.

Barley dan Ian semakin bersemangat ketika melihat sepasang kaki terbentuk. Barley terus menyemangati Ian, tapi sayang batu permata yang menjadi pusat kekuatan tongkat sihir tiba-tiba hancur. Sedang tubuh Wilden belum terbentuk secara sempurna. Memanfaatkan sisa waktu yang ada dan berbekal pengetahuan sihir yang dipelajari Barley, Ian bertekad mencari Batu Permata Phoenix agar bisa merapalkan mantra dan mengembalikan sang ayah. Barley dan Ian hanya memiliki waktu 24 jam untuk menyelesaikan misi mereka.




Walau awalnya kocak, tapi film ini sukses bikin saya mbrebes mili alias menangis menjelang ending. Brotherhood ternyata bisa dalem juga ya hubungannya. Nggak melulu kakak adek cewek yang bisa saling sayang, saling support. Tapi kakak adek cowok pun bisa seperti itu. Dekat, saling sayang, dan saling support.

Seperti film animasi fantasi kebanyakan, film ini juga menyajikan banyak visualisasi dari makhluk mitos. Tokoh utamanya sendiri dari golongan elf. Selain itu ada unicorn, centaur, peri, cyclops, dan faun. Yang baru bagi saya adalah sosok manticore (mantikora). Minim sekali pengetahuan saya tentang makhluk mitos. Hehehe.

Dalam film ini mantikora digambarkan wujudnya adalah singa dengan ekor kalajengking, bersayap seperti kelelawar/naga berjenis kelamin perempuan. Di masa lalu diceritakan mantikora yang bernama Corey (Octavia Spencer) adalah ksatria yang mampu mematahkan kutukan naga. Ia pun memiliki napas api. Namun, di masa depan ia bekerja membuka sebuah restoran dan kehilangan kemampuannya.



Nah, bedanya film ini dengan film fantasi yang lain adalah semua makhluk mitos kehilangan kemampuannya setelah dunia diambil alih teknologi. Unicorn hidup menderita bak anjing jalanan yang mengais makanan dari bak sampah.



Para peri kehilangan kemampuan untuk terbang. Bahkan dalam film ini para peri diceritakan sebagai preman kota yang kemana-mana naik moge alias motor gede. Satu motor dikendalikan banyak peri kecil. Hobinya bikin kacau dan sangat arogan, tempramen.



Centaur pun kehilangan kemampuannya. Kemana-mana naik mobil. Dalam film ini centaur, cyclops, dan faun berprofesi sebagai polisi.



Walau naga adalah wujud kutukan dari Batu Permata Phoenix, wujudnya pun cute walau tetap bisa menyemburkan api dari mulutnya. Naga lain malah menjadi peliharaan dalam keluarga Lightfoot. Ya alih-alih seram, semua makhluk mitos dalam film ini ditampilkan dalam bentuk imut. Mungkin karena mereka kehilangan kemampuan jadi tampilannya lebih imut. Hehehe.

Nggak melulu kocak, film ini juga mengaduk emosi saya saat menonton. Saat Ian meragukan Barey dan kemudian bertengkar bikin jengkel. Ya Barley emang dicap anak yang gagal, tapi dia nggak seburuk itu. Ian pun demikian, walau ia dianggap kuper dan penakut, tapi sejatinya tak begitu. Setiap orang punya kekurangan dan kelebihan. Ketika Ian menyadari betapa Barley menyayanginya, jadi netes air mata. Keinget kakak kedua yang jauh dirantau. Barley sedikit banyak mengingatkan saya pada kakak laki-laki saya. Hiks!

I love magic! Karena dengan sihir semua dibikin mudah. Demikian pula disajikan dalam film ini. Ketika kamu bisa sihir, maka kamu bisa membuat segala sesuatu menjadi lebih mudah dengan memanfaatkan apa pun itu di sekitarmu.

Film ini bagus! Buat emak-emak macem saya, bisa tuh nonton sama anak-anak tercinta. Karena banyak pesan moral yang disampaikan dalam film ini.

Sekian ulasan dari saya. Mohon maaf jika ada salah kata. Semoga bermanfaat. Selamat menonton.

Poster by: impawards com


Tempurung kura-kura, 01 Agustus 2020.
- Kurayui -

You Might Also Like

0 komentar

Total Pageviews