Review Korean Movie Alive (2020)

15:58

Alive (2020)



Bertahan hidup di tengah kota yang hampir seluruh penduduknya berubah menjadi zombie.


• Judul:
   - Global: #Alive
   - Korea: #Salaidda
   - Hangul: #살아있다
• Tanggal rilis: 24 Juni 2020
• Distributor: Lotte Cultureworks
• Bahasa: Korea
• Negara: Korea
• Pemeran:
  - Yoo Ah In: Joon-Woo
  - Park Shin Hye:  Yoo-Bin


Penduduk dari sebuah kota yang padat tiba-tiba terinfeksi virus misterius yang menyebabkan manusia berubah jadi zombie. Joon Woo (Yoo Ah In) terjebak di rumahnya yang berada di salah satu lantai dari sebuah apartemen di tengah kota yang terinfeksi. Ia berusaha bertahan hidup dengan persiapan yang minim. Ketika hampir putus asa, seseorang dari apartemen sebelah Yoo Bin (Park Shin Hye) berusaha menghubunginya. Joon Woo dan Yoo Bin berjuang bersama-sama untuk bertahan hidup di tengah-tengah kota yang dipenuhi zombie dengan minimnya bahan makanan juga terputusnya jaringan internet, air, dan listrik.



Salah satu film bertema zombie dari Korea yang sedang ramai dibahas dan membuat saya penasaran dan kemudian memutuskan untuk menonton. Sebenarnya film bertema zombie selalu membuat saya berpikir dua kali untuk menonton, tapi rasa penasaran selalu mengalahkan ketakutan. Semoga saja tidak mimpi buruk usai menonton film ini. Hehehe.



Suatu pagi Joon Woo (Yoo Ah In) terbangun dari tidurnya. Ia melakukan ritual pada umumnya dan selesai dengan itu semua mulai duduk manis di depan komputer untuk main game favoritnya. Di tengah permainan, teman-teman satu timnya memberi tahu jika ada kehebohan di luar sana. Mereka meminta Joon Woo menonton televisi.



Joon Woo bergegas menyalakan televisi dan melihat pemberitaan tentang kekacauan di kota tempat ia tinggal. Penduduk dari kota itu berubah menjadi pemburu sadis yang saling menerkam satu sama lain. Mereka saling menyerang dan saling menggigit satu sama lain. Menurut berita di televisi penduduk di kota tersebut terinfeksi oleh virus misterius yang mempengaruhi otak mereka dan mengubah mereka menjadi zombie. Infeksi virus ditularkan dari gigitan.

Berada sendirian di rumah dengan minimnya persediaan makanan, Joon Woo berusaha bertahan. Namun, suatu hari ia merasa putus asa dan hendak bunuh diri. Ketika tubuhnya mulai tergantung, ia melihat ada sinar inframerah dari apartemen seberang. Joon Woo berusaha lepas dari jeratan tali yang ia gunakan untuk gantung diri. Ia pun selamat dan merasa senang karena menemukan tak hanya dirinya yang masih hidup di kota itu.

Sejak saat itu Joon Woo menjalin komunikasi dengan gadis dari apartemen seberang yang bernama Yoo Bin (Park Shin Hye). Ketika Joon Woo kelaparan, Yoo Bin mengirim makanan untuknya. Keduanya terus menjalin komunikasi dan berjanji untuk berjuang bersama-sama agar tetap hidup.



Beberapa review yang saya baca tentang film ini membuat saya makin penasaran untuk nonton. Setelah nonton barulah paham kenapa ada pro dan kontra dari penonton. Jujur film ini berbeda dari film zombie yang pernah saya tonton. Alih-alih mengupas lengkap tentang kenapa manusia tiba-tiba berubah jadi zombie, film ini lebih menyajikan bagaimana perjuangan orang-orang yang bertahan hidup di tengah kepungan zombie dengan cara karantina.

Bedanya di sana. Orang-orang yang selamat adalah yang menyadari adanya kekacauan di kota, lalu melakukan karantina. Tentu saja karantinanya bukan karantina biasa karena yang dihadapi adalah zombie yang ganas. Joon Woo bisa bertahan karena kebetulan dia--mungkin anak rumahan yang hobi main game di dalam rumah. Dia selamat karena terus mengunci dirinya di dalam rumah setelah mendapat informasi dari rekan satu timnya dalam game. Setelah menonton berita, ia menengok dari balkon apartemennya dan menemukan kekacauan di bawah sana.


Sedang Yoo Bin termasuk salah satu yang selamat karena kejelian dan kehati-hatiannya. Terbukti dari segala perangkap yang ia buat untuk menahan serangan zombie yang bisa kapan saja masuk ke rumahnya.

Tipe zombie dalam film ini mengingatkan saya pada zombie di Kingdom. Zombienya nggak kaku, tapi luwes kayak manusia pada umumnya. Bisa lari, malahan bisa naik tangga. Sama kayak zombie di Kingdom yang sampai bisa naik atap istana. Sedang perjuangan Joon Woo dan Yoo Bin membuat saya merasa deja vu dengan film Exit. Mungkin karena sama-sama cowok dan cewek yang tersisa di kota yang sedang kacau balau dan berusaha keras untuk hidup. Bedanya sama Exit, di ending sempat membuat saya yang nonton merasa putus asa. Joon Woo dan Yoo Bin udah berusaha keras untuk sampai ke atap gedung, tapi helikopter penyelamat udah pergi. Sedang di depan mereka puluhan zombie siap menerjang. Pada adegan ini saya jadi teringat bahwa sebesar apa pun dan sekuat apa pun kita telah berusaha, sisanya hanya berpasrah. Ketika usaha sudah dilakukan hingga titik darah penghabisan, selanjutnya memang hanya bisa pasrah pada Tuhan tentang bagaimana takdir.

Film ini menggambarkan betapa beratnya bertahan hidup di tengah ancaman makhluk buas yang kapan saja bisa merenggut nyawa. Kelaparan memang mengerikan. Wajar jika Joon Woo sempat frustasi, bahkan putus asa dan hampir bunuh diri. Yoo Bin pun sama. Daripada digigit monster dan kemudian turut berubah menjadi monster, lebih baik mereka mati gantung diri. Bahkan keduanya sempat hampir bunuh diri bersama di lantai delapan apartemen Joon Woo.

Momen bertahan hidupnya itu lah yang bikin tegang. Nggak ada bahan makanan, nggak ada air, nggak ada listrik, nggak ada internet. Sendirian pula. Kalau bikin suara langsung diserbu sama zombie yang kelaparan. Gimana nggak frustasi. Saya yang nonton aja berasa ngeri. Heuheuheu.

Seperti yang saya tulis di atas, film ini fokus menceritakan bagaimana perjuangan Joon Woo dan Yoo Bin bertahan hidup di tengah kepungan zombie. Jadi nggak akan dijelaskan virus apa yang menyebabkan penduduk berubah jadi zombie. Yang mungkin rada bikin penonton sebel adalah nggak dijelaskan awal mula kota terjangkit virus. Tahu-tahu udah kacau balau aja.

Kalau saya jujur sedikit kecewa karena kehadiran karakter yang diperankan Lee Hyun Wook di sini terkesan sekadar tempelan saja. Muncul sekejap mata karena kecerobohan Joon Woo yang udah tahu ada chaos eh malah buka pintu rumahnya. Membuat karakter yang diperankan Lee Hyun Wook berhasil masuk rumahnya padahal dia terinfeksi. Banyak sih yang sekadar unjuk muka. Mungkin karena fokusnya hanya ke Joon Woo dan Yoo Bin.



Joon Woo itu karakternya ceroboh banget sampai bikin gemes sendiri waktu nonton. Dan, jujur aja saya nggak nyaman liat Abang Yoo Ah In dalam rambut pirang. Maafkan saya, Abang.

Oya, film ini juga meningatkan saya pada novel Murder at Shijinso. Karakter Yoo Bin mengingatkan saya pada Hiruko Kenzaki. Bahkan adegan bertahan hidup di dalam karantina yang disajikan pun membuat saya teringat pada novel Murder at Shijinso. Termasuk adegan akhir dan jumlah korban yang dilaporkan.

Untuk kebiasaan Park Shin Hye yang ngintip dari balik tirai pakek alat keker, jadi keinget dramanya yang berjudul Flower Boys Next Door.

Film ini pada saya memberikan sensasi ketegangan yang lumayan. Apalagi nontonnya pas di rumah sendirian. Jadi pas banget dah momennya. Yang bikin ikutan frustasi itu ketika harus sebisa mungkin nggak menimbulkan suara karena bisa menarik perhatian zombie. Penggemar film zombie silahkan menonton.

Sekian ulasan dari saya. Mohon maaf jika ada salah kata. Semoga bermanfaat. Selamat menonton.

Poster & photo by: Hancinema


Tempurung kura-kura, 01 Agustus 2020.
- Kurayui -

You Might Also Like

0 komentar

Total Pageviews