Mengenal Cok Bakal

18:02

Mengenal Cok Bakal



Pernah mendengar tengang cok bakal? Bagai non wong Jowo pasti asing ya. Tapi, belum tentu juga semua orang Jawa pernah mendengar atau tahu tentang cok bakal. Kali ini saya akan mengajak teman-teman shi-gUi untuk mengenal cok bakal. Apa sih Cok Bakal itu? Baca ulasannya sampai habis ya!

Welcome to my curious way!

Apa kabar shi-gUi? Semoga kita semua selalu dalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa, diberi kelimpahan berkah berupa kesehatan dan kebahagiaan. Aamiin...

Masyarakat Jawa dikenal dengan banyaknya adat istiadat dan tradisi yang diturunkan secara turun temurun. Salah satunya adalah Cok Bakal.

Di tempat tinggal saya adat istiadat dan tradisi Jawa masih cukup dipegang oleh sebagian orang. Karena alhmarhum Nenek dari ayah adalah seorang penjual kembang dan masih memegang teguh adai istiadat dan tradisi Jawa. Dari beliau lah saya mengenal dan belajar banyak tentang adat istiadat dan tradisi Jawa. Dalam kesempatan kali ini saya akan membahas tentang Cok Bakal.

Apa sih Cok Bakal itu?


Cok Bakal disebut juga Pecok Bakal atau Gecok Bakal. Istilah Cok Bakal/Pecok Bakal/Gecok Bakal berasal dari kata “cok/pecok/gecok" dan "bakal". Cok/pecok/gecok memiliki arti cikal atau asal. Sedang bakal memiliki arti permulaan.

Cok Bakal adalah simbol dari permulaan. Awal dari sebuah kehidupan yang dimulai dari suatu ketiadaan menjadi ada. Cok Bakal juga menjadi simbol hubungan antara Tuhan dan manusia. Tuhan yang memiliki sifat makrokosmos yang menguasai alam semesta dan manusia yang memiliki sifat mikrokosmos yaitu bagian kecil dari alam semesta. Hubungan tersebut sering juga disebut sebagai sangkan paraning dumadi.

Sangkan memiliki arti asal mula. Paran berarti tempat atau tujuan. Dumadi memiliki arti menjadi. Sangkan paraning dumadi di sini memiliki makna pengetahuan atau pemahaman tentang dari mana manusia berasal dan ke mana manusia akan kembali.

Dalam memulai sesuatu, masyarakat Jawa sering menggunakan Cok Bakal sebagai salah satu sarana atau media yang harus ada. Cok Bakal menjadi wujud sedekah atau simbol rasa syukur pada Tuhan, agar Tuhan membantu kelancaran apa yang dilaksanakan, agar berjalan tanpa halangan.

Contoh acara atau ritual yang biasa menggunakan Cok Bakal antara lain:
- Pernikahan
- Masuk masa tanam atau awal masa tanam, misalnya masa tanam padi
- Ketika masa panen padi
- Pembangunan rumah atau gedung baru
- Ritual dari tradisi tertentu di sebuah daerah contohnya tradisi ruwahan, larung, sedekah gunung atau sedekah bumi

Lalu, apa saja isi dari Cok Bakal?

Isi dari Cok Bakal ditata rapi di dalam takir. Takir adalah wadah berbentuk segi empat, terbuat dari daun pisang yang dilipat dan ditali dengan biting pada kedua sisi. Biting terbuat dari lidi (bagian tengah daun kelapa). Umumnya takir berjumlah sembilan.

Cok Bakal berisi:

1. Takir pertama berisi telur. Telur adalah simbol dari asal mula sebuah kehidupan.

2. Takir kedua berisi bumbu dapur lengkap; empon-empon lengkap (jahe, kunyit, lengkuas, kunci, kencur), kemiri, ketumbar, merica, jinten, lombok cilik (cabe rawit), lombok gede (cabe merah), terasi, gula, gula merah, garam, penyedap rasa, cikalan (daging kelapa diiris), bawang putih, bawang merah, jeruk purut, urang germut (ebi), ikan teri. Bumbu dapur menjadi simbol warna-warni kehidupan. Sedang ebi dan ikan teri menjadi simbol kehidupan laut.

3. Takir ketiga berisi kacang hijau, kacang tanah, kedelai, kacang merah. Kacang-kacangan adalah simbol dari polo gemandul.

4. Takir keempat berisi badek dan minyak goreng. Badek adalah sari dari tape ketan hitam yang merupakan simbol pahit manis kehidupan. Minyak goreng simbol dari proses kehidupan.

5. Takir kelima berisi Jenang Abang. Jenang Abang adalah makanan yang terbuat dari ketan putih, gula merah, dan parutan daging kelapa. Jenang Abang simbol dari darah.

6. Takir keenam berisi bucet. Bucet adalah nasi putih yang dibentuk kerucut. Simbol dari hubungan manusia dengan Tuhan.

7. Takir ketujuh berisi simping, suri serit, minyak wangi. Simping adalah daun sirih yang dibentuk kerucut yang berisi gambir dan jambe dan gulungan daun sirih diikat dengan tali lawe.

8. Takir kedelapan berisi kembang manco warno atau bunga lima macam (kenanga, melati, mawar, sedap malam/sundel, gading/lucari) dan uang koin. Uang koin sebagai simbol upah atau transaksi.

9. Takir kesembilan berisi beras.

Selain itu Cok Bakal juga dilengkapi dengan air dalam kendi kecil, bedak tabur, kemenyan,  suruh ayu (daun sirih utuh), jambe ayu (jambe utuh), bako susur (tembakau).



Pada daerah lain bisa jadi berbeda. Yang saya tulis di atas adalah wujud Cok Bakal yang ada di tempat saya tinggal. Walau wujudnya berbeda, saya yakin tujuan dari pembuatan Cok Bakal adalah sama.

Nah itu tadi bahasan tentang Cok Bakal di tempat saya. Apa di tempat shi-gUi juga ada tradisi seperti ini? Boleh share di kolom komentar ya.

Video pembuatan Cok Bakal bisa tonton di sini

Sekian ulasan dari saya. Mohon maaf jika ada salah kata. Semoga bermanfaat. Gomawo matur tengkyu. Terima kasih buat yang udah baca.


Tempurung kura-kura, 14 Agustus 2020.
- Kurayui -

You Might Also Like

0 komentar

Total Pageviews