Review Film Thailand First Kiss (2012)

18:11

First Kiss (2012)



Cinta tak mengenal usia.

• Judul:
  - Global: Firts Kiss
  - Thailand: Rak Sud Tai Pai Na (รักสุดท้ายป้ายหน้า)
  - Judul lain: Love at the Next Stop

• Genre: Komedi romantis
• Tanggal rilis: 26 Januari 2012
• Durasi: 1 jam 46 menit
• Negara: Thailand
• Bahasa Thailand
• Pemeran:
   - Phet Thakrit Tawanpon: Bass
   - Jaksamittanon Kaneungnij: Sa

Sa (Jaksamittanon Kaneungnij) adalah wanita karir berusia 25 tahun yang menjaga kesetiaan pada cinta pertamanya. Ia tidak pernah pacaran dan tidak pernah berciuman seumur hidupnya. Suatu hari di dalam bus saat perjalanan pulang bekerja Sa bertemu Bass (Phet Thakrit Tawanpon) siswa SMA yang tidak sengaja mencuri ciuman pertamanya. Bass jatuh hati pada Sa yang memiliki usia hampir 10 tahun di atasnya. Di saat yang sama, cinta pertama Sa kembali dan menjadi pesaing terberat bagi Bass.




Delapan tahun yang lalu saya nggak tahu ada film yang kisahnya ringan, manis, dan menghibur sekaligus bikin nangis kayak gini. Ke mana aja Kura? Heuheuheu.

Tahu film ini secara nggak sengaja dari beranda Youtube. Ada video yang nongol di beranda yang thumbnail-nya itu kalau nggak salah nih ya, Ketika tante-tante lebih menggoda. Lalu nonton video ulasan itu kok tertarik dan akhirnya nonton walau terlambat selama delapan tahun lamanya. Kekeke. Lebih baik terlambat daripada nggak sama sekali kan. Kekeke.

Film ini mengisahkan tentang Sa dan Bass yang tidak sengaja berciuman di dalam bus. Ciuman kilat di bibir ketika Sa dan Bass duduk berdampingan di bus. Saat itu bus sedang melaju dan ada kecelakaan di sisi kiri jalan. Ketika Bass akan menengok kecelakaan, Sa yang duduk di samping kirinya menoleh. Jadilah ciuman kilat itu terjadi. Sa yang menjaga ciuman pertamanya untuk cinta pertama yang ia harapkan untuk kembali pun marah-marah. Namun, Bass menanggapinya dengan santai. Dari peristiwa itu kisah cinta antara Sa dan Bass yang memiliki beda usia hampir sepuluh tahun dimulai. Bass masih berstatus murid SMA, sedang Sa wanita 25 tahun yang sudah bekerja dan hidup mandiri.



Film ini unik karena mengangkat kisah cinta beda usia dengan tokoh pria memiliki usia jauh lebih muda dari tokoh wanita. Belakangan cinta beda usia seperti itu memang banyak terjadi di dunia nyata, tidak hanya beda 10 tahun bahkan ada yang beda 20 tahun. Jika cinta sudah bicara, apalah arti sebuah usia.

Karena perbedaan usia yang lumayan membuat hubungan Bass dan Sa diwarnai kisah-kisah manis, menggemaskan, bahkan bikin sebal juga. Rame rasanya. Sa yang asing dengan tren pada usia Bass dan sebaliknya. Kadang memicu tawa, tak jarang memicu konflik. Di dunia nyata juga demikian pastinya. Jadi film ini menyajikan kenyataan ya ginilah kira-kira kehidupan pasangan beda usia dengan cowok yang jauh lebih muda dari si cewek.



Komedinya tidak terlalu bikin ngakak, tapi menghibur. Bass dengan penampilan manly dan dewasa bisa menipu teman-teman Sa hingga mereka percaya bahwa Bass adalah pria yang sudah bekerja. Sedang Sa yang sudah nggak imut lagi sering dikira ibu atau kakak perempuan Bass.

Cinta yang datang di saat yang tepat. Menurut saya sih gitu. Di saat Sa patah hati karena mengetahui cinta pertamanya yang mencoba kembali padanya ternyata akan menikah dengan pacarnya, Bass datang memberinya hatinya yang hancur sebuah keteduhan dan harapan. Awalnya saya bingung kenapa Bass bisa kenal cinta pertama Sa sekaligus cewek yang bakalan nikah ama cinta pertama Sa. Di ending semua dijelasin. Cinta memang rumit. Hehehe.



Film ini juga menggambarkan bahwa tidak semua cowok SMA demen main-main aja soal cinta dan pacaran. Buktinya ada sebagian kecil cowok SMA yang serius soal cinta. Dan ada sebagian kecil cowok yang demen sama cewek yang lebih tua. Sama seperti ada sebagian cewek yang demen sama pria yang jauh lebih tua. Kembali lagi jika cinta sudah bicara apalah arti sebuah usia.

Menyajikan analogi bus dan cinta. Sa memiliki pandangan jika cinta dan menunggu bus memiliki kesamaan. Karena kebiasaan Sa adalah naik bus setiap kali berangkat dan pulang kerja. Salah satunya adalah Cinta itu seperti menunggu bus. Kadang yang bus yang kita harapkan tidak datang. Ketika bus yang kita harapkan datang, ada saja halangan bagi kita untuk menaikinya. Tiba pada satu waktu ketika bus itu pergi meninggalkanku, aku akan mengejarnya.


Banyak analoginya dan keren-keren! Tonton aja deh. Dijamin menghibur karena ceritanya ringan. Konfliknya juga sederhana, tapi lumayan bikin nyesek hingga bikin mewek. Heuheuheu.


Sepanjang nonton jadi teringat pada kisah di masa lalu. Pada usia yang sama, saya pernah berteman dekat dengan cowok yang usianya beda delapan tahun dengan saya. Sama kayak Sa sama Bass, kadang obrolan kami nggak bisa nyambung karena saya nggak ngerti dunia dia, dan dia pun nggak paham sama dunia saya. Hehehe. Kenangan indah.

Sekian ulasan dari saya. Mohon maaf jika ada salah kata. Semoga bermanfaat dan selamat menonton.


Poster & photo by: My Drama List


Tempurung kura-kura, 29 Agustus 2020.
- Kurayui -

You Might Also Like

0 komentar

Total Pageviews