Review Novel AIR

17:04

 AIR



Kisah bad boy dan good girl dengan latar belakang tokoh seorang pecinta motor trail dan gadis rumahan yang sakit-sakitan.


• Judul: AIR

• Penulis: shytUrtle

• Terbit: Cetakan pertama, Oktober 2017

• Penerbit: Stiletto Indie Book

• Jumlah halaman: 278 hlm

• ISBN: 978-602-6648-21-1


Uni seorang penulis yang tertarik dengan pecinta motor trail. Setiap kali bertemu rombongan pecinta motor trail yang ia sebut dengan kawanan trail rider, ia selalu mengabadikannya dalam kamera ponselnya. Suatu hari, Uni bertemu kawanan trail rider di jalur menuju Gunung Bromo lewat Desa Gubugklakah dan mengabadikannya. Tanpa ia duga, kawanan trail rider itu berhenti dan mengepungnya. Membuat gangguan kecemasan yang diderita Uni kambuh.


Air memiliki hobi adventure dengan mengendarai motor trail. Dalam perjalanannya di jalur menuju Gunung Bromo, ia melihat seorang gadis berhenti di pinggir jalan dan memotretnya. Berniat usil, Air memimpin kelompoknya untuk berbuat usil dengan mengepung gadis itu. Dengan ketakutan gadis itu justru memperkenalkan diri, menyebutkan nama Uni dan profesi sebagai penulis serta ketertarikannya pada kelompok motor trail. Saat menonton video rekaman momen itu, Bayu, adik bungsu Air mengatakan jika Air terancam abadi dalam karya Uni dengan citra buruk. Takut ulahnya akan diviralkan penulis Uni, Air pun berusaha mencari gadis penulis itu untuk meminta maaf.



Beberapa waktu lalu, teman-teman di grup Tim D Uwu sedang ramai membicarakan tentang "membaca karya sendiri dengan memposisikan diri sebagai pembaca". Sebagai penulis tentu saja bukan hal asing membaca karya sendiri, karena setelah menulis dan proses pengendapan, penulis pasti akan membaca ulang karyanya untuk melakukan self editing. Tapi, memposisikan diri sebagai pembaca? Sepertinya menarik. Saya sendiri sering membaca ulang tulisan saya, tapi belum pernah memposisikan diri sebagai pembaca. Karena belakangan novel AIR sering muncul dalam kenangan Facebook, saya memutuskan untuk membaca ulang novel AIR dengan memposisikan diri sebagai pembaca. Jadi, dalam tulisan kali ini, saya akan membahas novel AIR dari sudut sebagai pembaca. Untuk di balik layar penulisan novel AIR silahkan baca  [BTS] Novel AIR.


Novel AIR berkisah tentang Uni dan Air. Dua tokoh utama dengan latar belakang yang sangat berbeda. Uni seorang gadis rumahan yang berprofesi sebagai penulis. Sedang Air seorang pemuda yang memiliki hobi berpetualang dengan menunggangi motor trail.

Dikisahkan Uni baru saja selesai menulis novel dengan tokoh utama pecinta motor trail yang ia sebut dengan trail rider. Karena itu ia sangat tertarik dengan pecinta motor trail yang ia sebut dengan kawanan trail rider, karena menurutnya rombongan trail rider tampak gagah seperti kawanan serigala.

Sebenarnya novel ini mengangkat tema umum yaitu tentang bad boy dan good girl. Air yang hobi motor trail adalah bad boy yang demen mabuk, tawuran, dan menganut gaya pacaran yang bebas. Setiap gadis yang ia pacari pasti ia ajak bercinta. Sedang Uni adalah gadis polos, gadis rumahan yang penyakitan.

Seperti cerita kebanyakan, dua tokoh utama itu akhirnya jatuh cinta dan menjalin hubungan. Uniknya, mereka bertemu dengan cara tak biasa di jalur menuju Gunung Bromo di Desa Gubugklakah. Uni memotret kawanan trail rider yang ternyata adalah kelompok Air. Di saat yang sama, Air bertindak usil dengan mengepung Uni. Membuat Uni ketakutan. Uniknya lagi, di saat ketakutan Uni bukannya lari, tapi malah memperkenalkan diri, menyebutkan nama dan profesinya yang penulis, juga tentang kenapa ia motret kelompok Air.

Jodoh itu emang unik. Padahal sebelumnya diceritakan jika Air selalu berpacaran dengan gadis cantik dan seksi. Tapi, ketika bertemu Uni, ia merasa tertarik. Padahal gadis itu jauh dari kata seksi. Air berusaha menepis rasa penasarannya, tapi Bayu, adik bungsunya, meracuni pikirannya. Membuat Air goyah dan terus memikirkan Penulis Uni. Terlebih setelah pertemuan di jalur menuju Gunung Bromo, ia kembali dipertemukan dengan Uni. Pertemuan kedua ini pun unik. Mereka ketemu di plataran parkir bank.

Kejadian simpel yang bisa saja kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Kisahnya sederhana. Bagaimana Air dan Uni kembali dipertemukan pun sederhana dan kayak apa yang ada di sekitar kita. Novel ini sepertinya memang ditulis khusus untuk orang dengan kehidupan sederhana, kalangan menengah ke bawah macam saya. Hehehe. Ceritanya mudah dicerna, mudah dipahami.  Bahasanya pun ringan. Karena latar cerita di Malang, sesekali dialog diselipi dengan bahasa khas Malangan.

Latar belakang cerita pun mengambil tempat-tempat di Malang. Dimulai dari jalur menuju Gunung Bromo di Desa Gubugklakah, Candi Kidal, hingga Alun-alun Kota Malang.

Uni digambarkan sebagai gadis yang penyakitan. Namun, sakit yang ia derita di sini lain dari sakit yang kebanyakan ada dalam cerita fiksi. Membuat saya berpikir, oh ada ya penyakit macam gitu.

Walau sederhana, keluarga Air tipikal keluarga kaya dengan ras terbaik. Air memiliki dua orang adik laki-laki bernama Aidan dan Bayu. Ketiganya digambarkan tampan. Aidan yang paling sempurna, di mata saya. Xixixi. Entah kenapa saya suka sama karakter Aidan yang dingin, tapi berotak jenius. Bayu lucu sih. Jadi gemes sama dia. Oya, keluarga Air ini unik. Nama ketiga anak laki-laki dalam keluarga ini diambil dari unsur air (Air), api (Aidan), dan angin (Bayu).

Second lead di sini bernama Arkan. Sayang karakter ini kurang ditonjolkan. Padahal dia cinta dan sayang sama Uni. Tapi ketika tahu Uni deket sama Air yang dia ketahui sebagai cowok bejat, protes yangnya Arkan kayak kurang gereget gitu. Tapi mungkin karena Arkan ini dulunya temennya Air dan tau Air gimana, jadinya akhirnya bisa terima Uni jadian ama Air. Dikisahkan dulunya Arkan sama Air temen deket, sebelum ada tragedi yang mengubah Air dan Arkan jadi musuhan.

Suka adegan Air gelut sama Arkan di lapangan basket, trus dilerai Aidan. Momen Aidan sama Air rebutan buku sampai sobek juga bikin senyum sendiri waktu ngebayanginnya. Lalu, saat mereka baikan sampai pelukan dan bikin Bayu bergidik ngeri.

Ada beberapa typo. Lalu, ada hal janggal yang saya temukan yaitu ketika Air nyebut Uni pantas pacaran sama Aidan karena umurnya pasti nggak beda jauh sama Aidan. Padahal sebelumnya Uni udah bilang kalau dia teman satu SMP sama Arkan yang tak lain teman Air di SMK. Jadi sebenernya Air dan Uni ini kan seumuran, tapi Air malah ngomong kayak gitu. Apa niatnya cuman menggoda Uni?

Oya, di novel ini juga diselipi cerita mistis yang bikin sedikit bergidik. Saat camping dan salah satu teman Air yang hendak berbuat usil malah kesurupan dan makhluk halus yang masuk ke tubuh teman Air bilang kalau dia naksir Uni. Serem banget! Ditaksir makhluk halus.

Novel ini sederhana banget dan akan membaca pembaca lebih mengenal Malang dari sisi yang berbeda. Selain itu ada bonus cerpen karya Kak Riskaninda Maharani. Jadi setelah menikmati kisah dengan latar belakang Malang, kita akan dibawa jalan-jalan ke Korea Selatan.

Sekian ulasan saya. Mohon maaf jika ada salah kata. Terima kasih. Semoga bermanfaat. Selamat membaca.



Tempurung kura-kura, 24 Januari 2021.

- Kurayui -

You Might Also Like

0 komentar

Total Pageviews