Candi Kidal, Situs Sejarah Yang Menyimpan Kisah Tentang Kasih Anak Pada Sang Ibu

17:51

 Candi Kidal, Situs Sejarah Yang Menyimpan Kisah Tentang Kasih Anak Pada Sang Ibu



Benar-benar mengulang perjalanan pada Minggu, 02 Oktober 2016 lalu, pada hari Minggu, 22 November 2020 saya kembali mengunjungi Candi Jago dan Candi Kidal. Catatan perjalanan mengunjungi Candi Jago silahkan baca di Candi Jago Titik Awal dan Saksi Bisu Perjuangan Melawan Anxiety.


Ups! Salah! Mohon maaf. Ternyata saya mengunjungi Candi Kidal pada tanggal 09 Oktober 2016. Baca kisah lengkapnya di My Curious Way: Candi Jago dan Candi Kidal.

Jika shi-gUi membaca catatan lawas tersebut maka akan menemukan perbedaan penampilan Candi Kidal dahulu dan sekarang.


Candi Kidal terletak di Desa Kidal, Kecamatan Tumpang. Masih satu kecamatan sama Candi Jago. Lokasinya pun boleh dibilang cukup dekat. Jadi, misal ingin berwisata selama satu hari, bisa langsung mengunjungi Candi Jago dan Candi Kidal. Kalau mau nambah dari Candi Kidal bisa mengunjungi situs sejarah Situs Patirtaan Ngawonggo. Sekali jalan bisa mencapai tiga lokasi situs sejarah sekaligus.

Candi Kidal merupakan peninggalan Kerajaan Singasari yang dibangun untuk menghormati jasa-jasa Anusapati. Anusapati adalah Raja kedua dari Kerajaan Singasari yang meninggal dibunuh oleh Panji Tohjaya. Selain karena perebutan kekuasaan, peristiwa itu disebut juga sebagai kekuasaan Singhasari, juga diyakini sebagai kutukan Mpu Gandring. Candi Kidal merupakan candi agama Hindu.

Dibanding Candi Jago, bangunan Candi Kidal lebih kecil. Satu-satunya bangunan yang terletak di tengah-tengah halaman situs. Menurut catatan sejarah, Candi Kidal pernah mengalami pemugaran pada tahun 1990-an.



Relief di Candi Kidal mengisahkan legenda tentang Garudeya atau Garuda. Tentang kasih sayang Garuda yang berusaha membebaskan sang ibu dari perbudakan. Dikisahkan tentang dua bersaudara istri Resi Kasiapa yaitu Kadru dan Winata. Kadru memiliki anak angkat tiga ekor ular, sedang Winata memiliki anak angkat satu yaitu Garuda. Kadru yang malas berbuat curang hingga membuat Winata menjadi pesuruhnya termasuk harus merawat tiga ekor ular yang menjadi anak asuh Kadru.

Garuda tumbuh dewasa dan bertanya tentang dirinya dan sang ibu yang harus bekerja keras menjaga dan melayani Kadru beserta anaknya. Ular meminta Garuda membawa air suci amerta yanh berada di kahyangan. Demi sang ibu, Garuda pergi ke kahyangan untuk mendapatkan air suci amerta. Garuda bertarung dengan para dewa dan berhasil dikalahkan Dewa Wisnu. Karena kekalahan ini Garuda menjadi tunggangan Dewa Wisnu. Mendengar cerita Garuda, Dewa Wisnu tersentuh dan akhirnya memberi izin Garuda membawa air suci amerta. Garuda berhasil membebaskan sang ibu dari perbudakan Kadru. Cerita tersebut diwariskan secara turun temurun dan erat kaitannya dengan tradisi ruwatan atau pembebasan.

Bangunan Candi Kidal memang lebih kecil dan lebih rendah dari Candi Jago. Namun, akses naik ke atas candi cukup sulit karena bentuk anak tangga yang lumayan kecil. Jadi, harus hati-hati kalau mau naik. Selain itu taati peraturan yang ada.



Sama seperti Candi Jago, lokasi Candi Kidal juga berada di tengah perkampungan dan tepat berada di tepi jalan utama. Jadi, mudah ditemukan. Bedanya, di Candi Kidal lebih sepi pengunjung.

Area parkir tersedia. Untik motor bisa masuk ke area candi, sedang mobil bisa diparkir di luar pagar di tepi jalan utama. Toilet juga tersedia.



Taman di sepanjang jalan rapi dan wangi. Karena bunga melati dan bunga gardenia yang digunakan sebagai pagar hidup di taman sedang berbunga dan bermekaran.

Karena pesonanya, ketika menulis novel AIR, saya memasukan Candi Kidal sebagai salah satu latar cerita. Tempat bertemunya dua tokoh utama yaitu Air dan Uni. Untuk versi video bisa ditonton di Pesona Candi Kidal, Salah Satu Lokasi Dari Novel AIR.


Kalau teman-teman shi-gUi main, berkunjung ke Malang, jangan lupa berkunjung ke Candi Kidal ya. Selain menikmati indahnya peninggalan sejarah, kita juga bisa belajar sejarah Malang di sana.

Terima kasih. Mohon maaf jika ada salah kata. Semoga bermanfaat.



Tempurung kura-kura, 15 Januari 2021.

- Kurayui -

You Might Also Like

0 komentar

Total Pageviews