Candi Jago, Titik Awal dan Saksi Bisu Perjuangan Melawan Anxiety
18:05Candi Jago Titik Awal dan Saksi Bisu Perjuangan Melawan Anxiety
Minggu, 02 Oktober 2016, empat tahun yang lalu adalah hari bersejarah bagi saya. Karena di hari itu saya memutuskan untuk keluar dari zona aman dan melawan ketakutan tanpa alasan yang sering menghantui. Alasannya karena malu, memiliki hobi menulis tapi justru tidak pernah menulis tentang banyaknya keindahan alam yang berada di sekitar. Malu karena mengetahui hal tersebut dari orang lain. Untuk detailnya silahkan baca My Curious Way: Candi Jago dan Candi Kidal
Terima kasih pada Tuhan atas kesempatan dan keberanian yang dilimpahkan kepadaku. Terima kasih pada diriku sendiri yang hari itu memberanikan diri mengambil langkah pertama untuk melawan rasa takut yang terus menghantui. Terima kasih pada Mbak Menur alias Mbak Siti Maimun yang hari itu bersedia menemani dan menjadi saksi hidup bagaimana gangguan kecemasanku kambuh usai menyetir motor serta bagaimana caraku melawannya. Sampai bingung harus berbuat apa, untungnya nggak ikutan panik. Hehehe.
Empat tahun berlalu senang rasanya bisa kembali mengunjungi Candi Jago dan mengenang bagaimana perjuangan ketika pertama kali memutuskan untuk menerobos garis batas dari zona aman. Buah dari langkah awal itu bisa aku nikmati hingga kini. Berkat keberanian yang dilimpahkan Tuhan, aku mendapatkan kembali kesehatan dan kebebasanku.
Walau sudah empat tahun berlalu, nggak banyak kondisi yang berubah. Sayangnya pohon Bunga Tabebuya ditebang. Padahal selain membuat rindang, kalau pas berbunga cantik banget. Mungkin ada alasan tertentu hingga pohon Bunga Tabebuya harus ditebang.
Begini penampakan Bunga Tabebuya ketika sedang berbunga. Foto ini diambil pada tahun 2016.
Candi Jago terletak di tengah-tengah kepadatan Kota Tumpang sehingga mudah ditemukan. Selain berada di tengah pemukiman warga, lokasi Candi Jago juga dekat dengan sekolah dan pasar serta berada tepat di pinggir jalan utama. Jadi nggak bakalan sulit menemukan lokasi situs sejarah yang menjadi salah satu ikon Kota Tumpang ini.
Asal nama Candi Jago adalah Jajaghu yang memiliki arti keagungan. Candi Jago dibangun pada pada abad ke-13 saat Kerajaan Singhasari berkuasa. Konon katanya bagian puncak Candi Jago tidak seperti yang ada saat ini. Bagian atas candi tersisa sebagian karena tersambat petir dan hancur.
Setiap kali berkunjung, Candi Jago selalu ramai. Mungkin karena berkunjung di hari Minggu, jadi banyak yang memilih menghabiskan waktu di Candi Jago. Salah satu alasan Candi Jago selalu ramai adalah banyak pengunjung yang datang untuk mengerjakan tugas, baik itu tugas sekolah atau tugas kuliah. Ketika berkunjung pada tahun 2016 pun kebarengan mahasiswi sedang melakukan penelitian. Kemarin pun ada pengunjung yang datang dengan memakai seragam sekolah, padahal hari Minggu. Lalu, ada pula yang meminta waktu untuk wawancara tentang motivasi mengunjungi Candi Jago.
Sayangnya lagi-lagi nggak bisa sampai puncak. Sama seperti tahun 2016 lalu. Banyak yang sedang sibuk di puncak, adek-adek ABG, dan aku terlalu malu juga sungkan untuk bilang, "Permisi saya mau ambil video dan foto di sini." Juga terlalu lelah untuk menunggu. Suer panas banget. Padahal baru pukul 10 pagi.
Selain itu, ada pula beberapa orang yang datang untuk melakukan kepentingan semacam ritual dan sejenisnya. Tahun 2016 lalu saat bisa sampai mencapai bagian belakang candi di bawah atap, kami menemukan sisa-sisa dupa. Sayang kemarin tidak bisa mencapai area ini. Pun tidak bisa mengambil gambar atau video pada sisi saat aku duduk melawan serangan panik yang kembali muncul saat udah berada di atas candi. Scary moment. Heuheuheu.
Foto 2016
Ternyata fotonya masih tersimpan di Facebook. Ini lagi berjuang melawan sesak napas karena serangan panik malah difoto sama Mbak Siti Maimun. Lokasi berada di sisi utara atau sayap kanan candi. Ternyata panik itu muncul karena kegerahan. Setelah melepas sweater, kondisi kembali normal. Langkah pertama yang benar-benar melatih untuk lebih mengenali anxiety dan serangan panik serta menemukan bagaimana cara mengatasinya. Lagi-lagi berterima kasih untuk semua momen di hari itu.
Oya, menurut sumber yang saya dengar di lokasi, Candi Jago merupakan candi terbesar di Malang. Di Malang ada tiga candi yaitu Candi Jago, Candi Kidal, dan Candi Singasari. Dari ketiganya, Candi Jago lah yang terbesar. Menurut catatan, Candi Jago adalah candi berlatar agama Budha.
Candi Jago memang situs bersejarah bagi masyarakat Malang. Bagiku, Candi Jago juga tempat bersejarah pribadi karena Candi Jago menjadi saksi bisu bagaimana aku melawan rasa takut, melawan serangan panik dan anxiety di luar zona aman untuk pertama kalinya. Tak hentinya berterima kasih pada Tuhan atas segala yang Dia berikan untukku di hari itu. Dan terima kasih untuk diriku sendiri di hari itu hingga saat ini.
Untuk masuk ke candi tidak ada biaya tiket masuk. Kalau berkenan bisa mengisi kotak yang disediakan untuk pengunjung. Ada toilet juga yang bersih--yang juga saksi bisu ketika anxiety kumat--yang bisa dipakai pengunjung. Tidak ada tarif juga untuk menggunakan toilet. Jika berkenan bisa mengisi kotak yang disediakan di depan toilet.
Untuk kisah lengkap tentang Candi Jago bisa dibaca di Wikipedia.
Untuk video bisa tonton Mengenang Masa Perjuangan Melawan Anxiety di Candi Jago - Tumpang.
Salam sehat semuanya. Terima kasih. Mohon maaf jika ada salah kata. Semoga bermanfaat.
Tempurung kura-kura, 17 Desember 2020.
- Kurayui -
0 komentar