Review Drama Korea Start-Up 2020
16:35Start-Up
Tentang keluarga, karir, dan cinta berlatar dunia bisnis
Seo Dal Mi (Bae Suzy) memutuskan keluar dari universitas dan bekerja paruh waktu. Ia ingin membuka bisnis sendiri dan memiliki impian ingin menjadi seperti Steve Jobs.
Nam Do San (Nam Joo Hyuk) adalah pendiri Samsan Tech dan hebat dalam matematika. Namsan Tech berdiri sejak dua tahun yang lalu. Namun, perusahaan itu tidak berjalan dengan baik. Karena sebuah surat, Nam Do San menjadi cinta pertama Seo Dal Mi. Keduanya bertemu dan kemudian berjuang bersama untuk membangun sebuah perusahaan.
Mohon maaf kalau nantinya tulisan ini agak panjang karena luapan unek-unek saya. Kekeke.
Walau Start-Up booming banget, sampai jalan delapan episode saya belum ada keinginan untuk nonton. Nggak di Instagram, nggak di Facebook di beranda selalu ada Han Ji Pyeong. Pada kena second lead syndrome semua gara-gara karakter Han Ji Pyeong. Tapi entah kenapa saya malah makin males mau nonton. Padahal kalau nonton drama saya juga sering kena second lead syndrome. Awal nonton drama Korea, Goong di tahun 2006 pun udah kena second lead syndrome karena pesona Lee Yul.
Lalu, apa yang membuat tertarik dan akhirnya maraton nonton delapan episode yang udah tayang?
Pertama, karena Va nonton dan terus cerita tentang neneknya Dal Mi aka Nenek Choi. Va cerita kalau karakter ini tuh baik banget bla bla bla. Di situ awal rasa penasaran saya mulai bangkit.
Kedua, setelah ulasan Fitra lewat di beranda dan entah kenapa saya tertarik untuk membacanya. Padahal sebelumnya banyak postingan tentang Start-Up yang lewat di beranda, tapi nggak pernah ada minat untuk baca. Tapi ketika ulasan yang dibuat Fitra lewat, malah baca. Saya lupa waktu itu Fitra mengulas episode berapa. Mungkin episode delapan itu. Karena semakin penasaran, akhirnya saya nonton juga. Maraton episode 1-8. Sehari dua episode, empat hari beres. Hehehe.
Di sini saya mau berbagi kesan setelah menonton drama Start-Up dari episode 1-16. Oya, waktu nemu promo drama ini di Instagram, sebelum tayang, saya sempat mikir, moso iya ini versi drama dari film film Korea Start-Up yang rilis pada tahun 2019 yang dibintangi Ma Dong Seok, Park Jung Min, dan Jung Hae In. Ternyata beda.
Waktu menonton episode pertama, saya dibuat terkejut. Saya sempat membaginya di salah satu ulasan singkat yang saya pos di Facebook setiap kali usai menonton satu episode. Kisah Dal Mi dan In Jae benar-benar membuat saya terkejut karena hampir sama dengan kisah Al dan Laurel dari novel Kiss The Sunshine yang saya tulis. Sekali lagi bukti bahwa ide bisa ditangkap oleh lebih satu kepala, tapi tetap saja eksekusinya pasti beda. Ide Kiss The Sunshine muncul pasca saya kena GERD. Ide ini muncul pada sekitar tahun 2015. Melihat info di cover pada tahun 2015 tepatnya pada 28-04-2015. Jadi ide cerita itu muncul pada tahun 2015 setelah saya membaik dari GERD. Novel ini sempat saya ikutkan kompetisi BNNS di Storial pada tahun 2019 tapi tidak selesai dan di tahun 2020 ini mulai saya tulis kembali.
Eh? Kok jadi bahas novel sih. Maaf, maaf. Habisnya kisah Dal Mi dan In Jae hampir sama dengan Al dan Laurel. Udah cukup bahas novelnya ya! Balik lagi bahas Start-Up.
Nah, karena di awal kisah Dal Mi dan In Jae mirip ama Al dan Laurel, saya makin penasaran, bakalan kayak gimana nasib dua bersaudari ini. Hampir sama lagi karena akhirnya In Jae sukses dan Dal Mi masih tertatih karena memilih ikut ayahnya saat kedua orang tua mereka memilih bercerai. Bakalan kayak gimana kisah Dal Mi dan In Jae yang ketemu lagi setelah berpisah selama 15 tahun. Oke, saya pun memutuskan untuk lanjut nonton.
Dari awal nonton udah bersemangat karena temanya amat sangat baru bagi saya yaitu tentang bisnis. Bapaknya Dal Mi dan In Jae punya impian membuka bisnis sendiri hingga memutuskan resign dari kantor. Tapi, ibu Dal Mi dan In Jae udah merasa putus asa menjalani hidup yang dia nggak tahu ke depannya bakalan kayak gimana sedang dia punya dua anak gadis yang harus dibesarkan. Tak ingin membuat istrinya terbebani, Ayah Dal Mi menyetujui permintaan cerai istrinya. Cha A Hyun (Song Seon Mi), ibu Dal Mi dan In Jae memberi kebebasan kepada kedua putrinya untuk memilih ikut siapa. In Jae memutuskan ikut sang ibu dan Dal Mi memutuskan ikut sang ayah.
Wah, drama ini bagus! Selain berlatar belakang bisnis, juga ada konflik keluarga. Singkat cerita si ibu menikah lagi dengan pria kaya raya. In Jae diboyong ke luar negeri oleh ayah tirinya yang kaya raya. Sementara itu Dal Mi dan ayahnya masih hidup seperti sebelumnya. Di saat sang ayah berhasil mendapatkan investor untuk bisnis yang ia rintis, takdir berkata lain. Sang ayah meninggal usai mengalami kecelakaan. Bisnis itu terhenti dan Dal Mi harus tinggal dengan sang nenek.
Karakter malaikat tanpa sayap yang membuat saya akhirnya menyerah pada rasa penasaran dan menonton adalah nenek penjual corn dog yang baik hati bernama Choi Won Deok (Kim Hae Sook). Nenek Choi ini nenek dari ayah Dal Mi dan In Jae. Di masa kecilnya In Jae sangat populer dan sering mendapat surat dari teman laki-lakinya. Dal Mi merasa iri akan hal itu. Secara kebetulan Nenek Choi bertemu dengan Han Ji Pyeong, seorang anak yatim piatu yang harus keluar dari panti asuhan karena alasan usia. Walau awalnya menolak, Ji Pyeong akhirnya menerima bantuan Nenek Choi dan tinggal di lantai atas kedai corn dog milik Nenek Choi. Kerumitan dimulai dari pertemuan Si Malaikat Tanpa Sayap bernama Nenek Choi dan Anak Baik bernama Han Ji Pyeong.
Karena ingin menghibur Dal Mi yang terpisah dari ibu dan kakaknya, Nenek Choi meminta Ji Pyeong menulis surat untuk Dal Mi. Walau awalnya menolak, Ji Pyeong akhirnya setuju. Namun, ia enggan menggunakan namanya sendiri dan memilih nama Nam Do San, seorang anak yang menjadi juara pertama olimpiade matematika. Dal Mi sangat senang mendapat surat dari Do San. Sejak hari itu ia dan Ji Pyeong selalu bertukar surat dengan cara meletakkan surat di rumah burung yang tergantung di pohon cherry di depan kedai corn dog milik Nenek Choi.
Karena salah paham, Ji Pyeong memilih pergi dari kehidupan Nenek Choi. Waktu pun berlalu. Han Ji Pyeong (Kim Seon Ho) sukses dalam karirnya. Ia bergabung dalam sebuah seminar yang diadakan Sand Box.
Sand Box adalah perusahaan yang memberikan fasilitas bagi muda-mudi yang ingin memulai bisnis. Jadi setiap tahun mereka mengadakan penyaringan untuk menemukan calon-calon pebisnis baru. Pencetus Sand Box adalah Yoon Sun Hak (Seo Yi Sook) yang terinspirasi dari kisah ayah Dal Mi tentang pasir yang ditaruh di sekitar ayunan agar putrinya tidak terluka ketika jatuh. Jika bisnis diibaratkan aspal yang keras, Sand Box adalah pasir bagi para pebisnis pemula.
In Jae (Kang Han Na) yang telah berganti marga menjadi Won In Jae turut dalam seminar karena termasuk dalam jajaran CEO muda yang sukses.
Dalam sesi tanya jawab, Seo Dal Mi (Bae Suzy) mengajukan pertanyaan untuk In Jae, kakaknya yang memilih pergi 15 tahun yang lalu dan akhirnya sukses.
Satu urusan yang belum selesai di masa lalu akan membawamu kembali pada urusan itu di masa depan. Ji Pyeong bertemu kembali dengan Nenek Choi dan karena merasa hutang budi, ia berusaha menyenangkan Nenek Choi. Bertemu Nenek Choi membawa Ji Pyeong kembali berurusan dengan Dal Mi. Dal Mi yang tak mau malu di depan sang kakak dan sang ibu berusaha mencari Nam Do San, cowok dalam surat yang ia sebut sebagai pacarnya dan kini memiliki bisnis suskes. Nenek Choi meminta bantuan Ji Pyeong untuk menemukan Nam Do San.
Nam Do San (Nam Joo Hyuk) ditemukan dan akhirnya diseret untuk turut bergabung dalam kebohongan yang dibangun Nenek Choi dan Ji Pyeong.
Drama ini sukses dan berjaya di masa pandemi. Penonton sampai terpecah menjadi dua yaitu Tim Do San dan Tim Ji Pyeong. Fenomena yang luar biasa. Bahkan akun Instagram Nam Joo Hyuk sampai diserang sama anti fans Do San. Sedang akun Instagram Kim Seon Ho mendadak banjir follower karena efek second lead syndrome.
Lalu, kamu masuk tim mana, Kura?
Tim Nenek Choi. Kekeke. Saya suka sekali sama karakter Nenek Choi yang baik banget. Beliau mengingatkan saya pada almarhumah nenek dari ayah. Sama-sama pekerja keras, sama-sama sayang cucu, dan sama-sama baik hati. Beneran malaikat tanpa sayap yang hidup di dunia.
Seperti yang saya tulis di atas, drama ini mengusung tema bisnis yang membuka mata publik tentang bagaimana sih dunia bisnis itu. Bagaimana sulitnya merintis sebuah bisnis, juga memperkenalkan istilah-istilah dalam bisnis ke penonton awam seperti saya. Terima kasih writer-nim. Saya jadi sedikit paham tentang dunia bisnis yang bikin mumet.
Sulitnya merintis bisnis yang dibumbui konflik pelaku bisnis dengan dirinya sendiri, konflik dengan tim, konflik dengan keluarga, dan konflik dengan dunia bisnis itu sendiri termasuk pesaing dan investor. Suer dah bikin mumet dunia bisnis tuh. Nonton aja mumet gimana yang beneran jalanin. Apalagi yang masih memulai. Heuheuheu.
Tapi keseruan itu mulai menurun setelah Samsan Tech menjadi juara pertama dalam angkatan ke 12 di penjaringan Sand Box. Geregetnya mulai berkurang, itu yang saya rasakan. Tapi mulai seru lagi saat perusahaan Dal Mi dan In Jae melawan perusahaan Pak Won.
Oya, drama ini juga memberi gambaran bahwa dunia bisnis itu nggak hanya keras, tapi juga keji dan kadang ada cara kotor. Nggak semua pelakon bisnis itu baik. Contohnya Pak Won. Kadang menggunakan cara licik untuk memanfaatkan kemampuan para pemula.
Berlatar bisnis tapi tetep ada bumbu cinta. Ini yang bikin penonton sampai terbagi menjadi Tim Do San dan Tim Ji Pyeong. Nonton drama ini saya malah nggak tertarik sama kisah cinta antara Ji Pyeong, Dal Mi, dan Do San. Dari awal emang udah bisa ditebak kalau ending-nya Dal Mi bakalan ama Do San. Tapi bodo amat lah. Ikutin arus aja. Mau Dal Mi ama sapa aja oke. Saya malah suka liat bromance antara Ji Pyeong dan Do San, juga kekompakan Samsan Tech; Do San, Yong San, Chul San.
Saya kasihan sama Do San sebenernya. Banyak yang hujat dia bahkan sampai nyerang Nam Joo Hyuk. Menurut saya sih karakter Do San ini yang mendekati nyata. Cowok yang seumur hidupnya jomlo tetiba disuguhi cewek secantik Dal Mi yang tetiba termehek-mehek ke dia. Wajar kalau Do San baper bahkan akhirnya jatuh hati beneran ke Dal Mi.
Kalau mau salahin sih ya semua salah. Nenek Choi salah, Ji Pyeong salah, Do San juga salah. Nenek Choi dan Ji Pyeong nggak seharusnya bohongin Dal Mi. Satu kebohongan yang mereka buat menciptakan kebohongan lainnya dan semakin bertumpuk. Walau alasannya berbohong demi kebaikan, tapi yang namanya bohong tetep aja nggak baik karena pasti nyakitin pas kebongkar. Do San harusnya bisa menolak dan menghindar, tapi lebih memilih mengalah pada perasaannya dan tetap maju.
Lalu tentang Start-Up sendiri ada beberapa yang mendukung Do San dan Dal Mi karena mereka memang mulai dari nol. Beda sama Ji Pyeong. Di sini saya nggak setuju, karena Ji Pyeong pun memulai dari nol. Tapi karena dia lebih tua dari Do San dan Dal Mi makanya dia sukses lebih dulu. Ji Pyeong pandai membaca peluang dan berani mengambil risiko. Masih SMA udah main investasi dan berhasil. Dia juga mulai dari nol kan. Bermodal uang pesangon dari panti asuhan dan uang Nenek Choi dia investasi dan akhirnya sukses.
Karakter Ji Pyeong emang superior. Tampan, kaya, dan sukses. Tapi nggak mendekati nyata. Bayangin aja di real, mana ada cowok kayak Ji Pyeong masih jomlo? Banyak kan tuh contohnya CEO muda atau pebisnis sukses, pasti udah ada pendampingnya. Karakter Ji Pyeong ini drama banget. Makanya banyak yang jatuh hati. Kesalahannya hanya satu, telat menyadari perasaannya ke Dal Mi. Padahal dia juga merasa terhibur dengan surat-surat Dal Mi yang mengisi masa kesepiaannya. Trus kayaknya di dunia ini nggak ada karakter cowok kaya sebaik Ji Pyeong. Sakit hati tapi masih bisa bertahan di sisi Dal Mi.
Karakter yang apik, tapi sayang kayak jadi tempelan aja yaitu In Jae. Karena lebih fokus pada Ji Pyeong, Dal Mi, dan Do San, karakter In Jae jadi kurang digali. Padahal di masa kecilnya dia dekat dengan Dal Mi dan populer. Karakter ini hanya menggebrak di awal tapi kayak jadi cameo aja makin ke belakangnya. Padahal dia termasuk dalam empat karakter utama.
Konflik antara Ji Pyeong dan Yong San yang bikin saya lumayan terkejut. Di sini bukti bahwa lidah tajamnya bisa melebihi pedang. Kakaknya Yong San sampai bunuh diri setelah mendengar komentar pedas dan tajam dari Ji Pyeong. Saking kuatnya efek second lead syndrome, banyak yang belain Ji Pyeong lho! Padahal ya nggak bisa gitu. Mental seseorang nggak bisa disamakan. Mereka yang menyebut mental kakak Yong San aja yang lemah mungkin belum pernah merasakan bagaimana rasanya terpuruk hingga depresi. Itu bukan jalan yang mudah. Perkataan Ji Pyeong emang nggak salah secara profesi. Tapi menyalahkan mental kakaknya Yong San juga bukan hal yang benar.
Jika semua tergila-gila pada Ji Pyeong, saya kepincut karakter Kim Yong San yang diperankan Kim Do Wan. Pertama tahu dedek satu ini di drama debutnya Ong, At Eighteen. Di sana dia jadi anak jenius tapi keluarganya kurang beruntung. Di drama ini jadi programer dan sempet jadi CEO. Saya tim Yong San. Hehehe. Di episode terakhir waktu Yong San ngejar In Jae dan minta maaf, itu bikin saya mikir nggak papa dah mereka jadian. Tapi jangan ah. In Jae lebih keren sendiri. Kekeke.
Momen In Jae balik nemuin Nenek Choi bikin air mata ikutan runtuh. Lagi-lagi keinget almarhumah nenek. Senang akhirnya In Jae bisa ngumpul lagi ama Nenek Choi, Dal Mi, dan omma-nya. Pak Won tahu In Jae ini pegawai yang berpotensi makanya dia sakit hati banget waktu In Jae memutuskan hengkang dari perusahaannya. Niatnya bikin In Jae tunduk tapi malah gagal, karena In Jae akhirnya bisa berdiri di atas kakinya sendiri dan sukses.
Oya, saya suka scene di episode 16 waktu Pak Han ketemu sama CEO muda yang diperankan Yeo Jin Goo. Akhirnya Pak Han ketemu ama Young Sil di dunia nyata. Kekeke. Young Sil emang teman terbaik bagi Pak Han di kala susah dan senang. Walau kadang ocehannya nyebelin, tapi omongannya sering bener.
Pak Han berhutang budi pada Nenek Choi. Karenanya ia selalu berusaha membantu Nenek Choi bahkan hingga akhir. Nenek Choi yang tahu Pak Han patah hati tetap memberi penghiburan dan memberi tempat untuk bersandar. Pesan Nenek Choi pun membuka mata Pak Han bahwa balas budi nggak harus dengan cara membalas kebaikan pada orang yang sama, tapi bisa dengan jalan berbuat baik pada orang yang benar-benar membutuhkan. Mungkin selain karena suara Pak CEO muda yang sama dengan Young Sil maka Pak Han jadi terkesima, alasan lain Pak Han mau berinvestasi adalah karena pesan Nenek Choi. Selain itu bisnis yang diajukan berhubungan dengan anak panti yang harus keluar karena usia dinilai cukup untuk hidup mandiri. Mungkin itu mengingatkan Pak Han pada bagaimana dirinya di masa lalu. Pak Han memang anak baik yang berubah jadi malaikat tanpa sayap seperti Nenek Choi.
Nonton Start-Up lanjut SF8 berasa nonton masa kini dan masa depan. Karena apa yang direncanakan di Start-Up di SF8 udah kewujud semua. Mobil kemudi otomatis dengan sensor luar biasa baik. Aplikasi ramalan yang sempurna karena ramalannya selalu tepat. Walah! Jadi ngglambyar ini kura!
Intinya drama ini bagus untuk ditonton karena memberi pengetahuan baru tentang dunia bisnis. Tapi dari segi romansa, saya tidak tertarik sama sekali.
Tuh kan panjang banget. Oya, waktu liat sekilas poster Start-Up, awalnya saya kira Kim Seon Ho itu Seo Ji Hoon lho. Habis potongan rambutnya mirip ternyata bukan. Dan saya kaget karena Kim Seon Ho yang kaku banget waktu diajarin Taemin dance dan sering tampil konyol di reality show 2 Days 1 Night bisa berubah menjadi cowok sekeren Han Ji Pyeong. Selamat untuk kesuksesannya Kim Seon Ho. Semoga semakin sukses berikutnya.
Terima kasih Start-Up yang udah memberikan gambaran tentang bagaimana dunia bisnis. Selamat untuk Tim Do San. Kalian menang. Hehehe. Saya senang akhirnya In Jae dan Dal Mi baikan. Juga karena A Hyun akhirnya berbakti pada mantan ibu mertuanya yaitu Nenek Choi.
Sekian unek-unek saya. Mohon maaf kalau ada salah kata. Terima kasih. Semoga bermanfaat dan selamat menonton.
Sumber poster dan foto: Hancinema dan screenshot pribadi
0 komentar