Review Novel The Secret Of Platform 13 Karya Eva Ibbotson
05:45The Secret Of Platform 13
Misi untuk membawa Pangeran kembali kembali ke Pulau, dunia rahasia di bawah Peron Tiga Belas Stasiun Kereta Api King's Cross.
Gump adalah gundukan istimewa, tonjolan tanah yang ditumbuhi rumput, dan bahwa tonjolan ini adalah pintu rahasia yang sering membuka untuk menampakkan terowongan yang menuju dunia yang sama sekali berbeda. Letaknya di bawah Peron Tiga Belas Stasiun Kereta Api King's Cross, dan pintu rahasianya berada di balik dinding ruang mantel laki-laki tua yang penuh poster yang berbunyi "Kereta Api Membawa Anda ke Tujuan".
Gump itu masih ada dan menuju: melalui terowongan panjang, berkabut, dan misterius menuju gua rahasia tempat sebuah kapal menunggu untuk mengangkut orang-orang yang ingin pergi ke pulau yang begitu indah sehingga membuat semua orang terpesona. Orang-orang yang tinggal di situ menyebutnya Pulau saja, namun sebenarnya pulau itu memiliki berbagai nama: Avalon, St. Martin's Land, Tempat Kabut Mendadak.
Dulu di Facebook ada teman yang jualan buku online yang koleksinya tuh buaaanyaaak banget. Nggak hanya buku baru yang masih segel, ada juga buku bekas yang kondisinya masih bagus. Dulu tiap Lebaran, selalu jajan buku ke dia. Harga bukunya lebih murah dan ori. Ada banyak buku, baik baru atau bekas yang saya dapat dari dia, salah satunya buku ini. Dulu beli buku yang masuk kategori bacaan anak ini kalau nggak salah ingat ada tiga judul. Beliin Rara biar rajin baca gitu, karena waktu itu doi lagi getolnya pengen belajar nulis. Kalau mau tulisan bagus kan harus banyak baca juga ya, jadilah beliin beberapa buku. Tapi yang namanya bocah, buku belum selesai dibaca udah pada ngilang. Buku ini ditemukan waktu Ibu merapikan tumpukan buku di meja belajar Rara dan akhirnya dikembalikan pada saya untuk disimpan. Sayangnya satu buku lainnya belum ketemu. Semoga segera ketemu agar bisa saya baca. Aamiin.
Ketika buku ini kembali, saya baru saja selesai membaca novel grafis Nimona dan sebenarnya sudah ada satu novel yang menunggu. Tapi tiba-tiba berubah haluan dan memutuskan baca novel anak ini dulu dah. Ternyata isinya sebagus itu! Kenapa nggak dari dulu bacanya coba!
The Secret Of Platform 13 (Rahasia Peron 13) ditulis oleh Eva Ibbotson dan diterbitkan pada tahun 1994. Di dalam buku ada juga ilustrasi yang merupakan karya Sue Porter. Di Indonesia, buku ini diterbitkan Gramedia Pustaka Utama pada tahun 2002. Hmmm, ketika saya masih SMA, buku ini terbit. Karena dapat preloved book, jadinya ada sedikit coretan begini, tapi keseluruhan buku kondisinya masih bagus. Ini beneran khas anak-anak zaman dulu dah buku ditulisi ama stabilo. Hehehe.
Pas baca tentang pintu rahasia di peron, jadi keinget ama Harry Potter. Tapiii buku ini terbit lebih dulu. Kalau nggak salah Harry Potter terbit tahun 1997 kan ya?
Di bawah peron 13 di Stasiun Kereta Api King's Cross yang sudah terbengkalai terdapat pintu rahasia yang akan membawa siapa pun yang memasukinya menuju dunia yang berbeda. Pintu tersebut terbuka selama sembilan tahun sekali dan hanya terbuka selama sembilan hari. Dunia di balik pintu rahasia disebut Pulau. Di sana hidup manusia dan makhluk mitologi seperti putri duyung, raksasa, peri air, penyihir, hag, merrow, harpy, dan masih banyak lagi berdampingan dengan damai. Pulau dipimpin raja dan ratu yang murni manusia biasa. Walau demikian, seluruh penghuni Pulau sangat menghormati dan patuh pada raja dan ratu.
Ratu akhirnya melahirkan bayi tampan yang kemudian diasuh oleh kembar tiga bersaudari yang juga manusia biasa. Saat gump (pintu rahasia) terbuka, para pengasuh membawa pangeran yang berusia tiga bulan berjalan-jalan. Ketiga pengasuh tergoda aroma ikan goreng yang dahulu sering mereka beli saat masih tinggal di Atas Sana. Ketiganya melewati gump dengan membawa pangeran. Dua bersaudari masuk untuk membeli ikan dan satu menjaga pangeran. Sialnya, pangeran kemudian diculik Nyonya Trottle, salah satu wanita terkaya di London yang sudah lama mendambakan bayi.
Gump tertutup dan selama sembilan tahun Pulau dilanda kesedihan. Setelah gump kembali terbuka, Raja dan Ratu mengirim tim penyelamat untuk menjemput Pangeran yang terdiri dari penyihir tua yang bijak, fey peri yang penuh kasih, raksasa, dan hag seumuran Pangeran. Tim dikirim ke dunia Atas Sana, dibantu para hantu penjaga peron 13, tim penyelamat menjalankan misi untuk membawa Raymond Trottle yang terduga adalah pangeran untuk kembali ke Pulau.
Makhluk-makhluk mitologi, hantu dan penyihir, bikin keinget ama Harry Potter emang ya. Karena yang booming adalah Harry Potter walau terbitnya belakangan. Merasa ada kemiripan? Ya karena ide itu bisa ditangkap lebih dari satu kepala, yang pasti eksekusinya beda kan.
Setelah baca sampai selesai, berharap cerita ini ada versi filmnya. Pasti seru! Terlebih saat seluruh makhluk di dunia Atas Sana bersama para hantu membantu tim penyelamat buat membawa pangeran kembali ke Pulau. Mulai dari hantu sampai keturunan makhluk mitologi yang hidup berdampingan dengan manusia kompak turun tangan membantu. Adegan pertunjukan di danau pasti seru kalau divisualisasikan.
Ceritanya mengalir dan ringan, ya iyalah ini kan buku anak, Kura! Dari awal udah dikasih clue pangerannya siapa dan gemes aja karena tim penyelamat salah sasaran karena menuruti info dari para hantu. Bukan salah hantu juga. Mereka berusaha sebaik mungkin untuk terus mengintai pangeran.
Antagonis dalam cerita benar-benar menyebalkan. Sekeluarga nyebelin, mentang-mentang kaya raya. Orang kaya tapi norak ya Nyonya Trottle ini. Bener-bener menyebalkan. Berharap gerombolan harpy memberinya mimpi buruk.
Itulah enaknya jadi orang kaya; tidak ada yang tidak bisa kaulakukan.
Fakta yang menyebalkan bahwa Nyonya Trottle bisa melakukan apa saja termasuk menculik Pangeran lalu bertindak sesuka hati padanya.
Walau di pulau semua hidup berdampingan dengan damai, ada penghuni-penghuni yang digambarkan mengerikan. Setiap kali membaca bagian harpy muncul, rasanya jadi ikutan mual dan merinding. Auranya berasa gelap banget setiap kali mereka nongol. Amit-amit dah ketemu makhluk kayak mereka. Sayangnya untuk banshee dan peri air nggak ada ilustrasinya. Paling penasaran ama dua karakter ini. Kalau baca kisahnya kan banshee itu jahat ya, tapi di buku ini mereka tetap menghormati aturan Pulau.
Selain Pangeran yang setiap kali karakternya muncul itu bikin perasaan kagum dan adem, walau hanya baca ya, gemes sama Odge si hag kecil. Dia ini karakternya kadang kasar dan nggak sabaran, tapi baik. Mudah marah, mudah ngambek. Ngegemesin pokoknya. Semangat dan keyakinannya sampai akhir yang bikin Pulau kembali berbahagia.
Oya, karena buku ini dicetak dalam kertas putih, ketika membaca jadi membawa ingatan saya ke masa lalu. Walau suka baca, dulu kalau mau baca susah. Di kampung nggak ada toko buku atau perpustakaan umum, jadi kalau baca buku di perpustakaan sekolah. Selain itu, kalau bantuin almarhumah nenek, sering nemuin buku cerita atau majalah Bobo saat memilih kertas bekas yang dibeli nenek untuk bungkus kembang. Buku cerita zaman dulu kebanyakan dicetak dalam kertas putih, bukan kertas novel. Jadi pas baca buku ini jadi keinget masa lalu yang baca buku cerita nemu di tumpukan kertas bekas yang dibeli nenek. Kondisinya masih bagus dan masih bisa dibaca. Sebenernya sama nenek kalau nemu buku boleh diambil untuk dimiliki, tapi seringnya saya hanya meminjam, setelah selesai baca dikembalikan lagi untuk kemudian dijadikan bungkus kembang. Sebenarnya sayang banget, tapi numpuk buku di rumah sering jadi masalah karena nggak ada tempat buat menyimpannya. Kalau majalah Bobo, sama nenek memang nggak pernah dijadikan bungkus. Selalu disimpan untuk dibaca siapa saja yang minat. Wah, jadi mengenang masa lalu. Heuheuheu.
Buku ini seru! Semoga buku satunya ketemu, karena berdasarkan foto yang saya posting di Facebook juga karya dari Eva Ibbotson. Selamat membaca.
0 komentar