Diangan, Api Unggun Ala Masyarakat Jawa Yang Sarat Akan Makna Kehidupan

21:08

Diangan, Api Unggun Ala Masyarakat Jawa Yang Sarat Akan Makna Kehidupan



Masyarakat Jawa adalah salah satu suku di Indonesia yang dikenal memiliki banyak tradisi dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya adalah tradisi membuat diangan di depan rumah yang dimulai saat senja tiba. Belakangan tradisi ini mulai giat dilaksanakan kembali dalam masyarakat untuk menghalau pagebluk yang sedang merundung tanah Jawa.

Diangan atau juga disebut prapen adalah api unggun dalam Bahasa Jawa. Sejak zaman dahulu, masyarakat Jawa terbiasa membuat api unggun di depan rumah mereka. Terlebih jika di rumah tersebut memiliki bayi. Tujuannya tidak hanya untuk menghangatkan tubuh di saat malam datang. Ada makna mendalam di balik dibuatnya diangan atau prapen.


Membuat diangan tidak hanya sekadar membakar kayu atau arang saja. Tapi, diniatkan untuk mbakar molo, nepsu, sawan, lan sak panunggale. Artinya, membakar mara bahaya, nafsu, sawan, dan segala hal yang membawa keburukan bagi pemilik rumah.



Diangan juga menjadi simbol, urip iku kudu urup, yang artinya, hidup itu harus menyala. Sesuai wejangan Sunan Kalijaga bahwa hidup itu harus berguna. Tidak hanya untuk diri sendiri, tapi juga untuk orang lain dan alam semesta.

Urup pun memiliki makna horizontal yaitu hubungan manusia dan Sang Pencipta. Sebagai manusia, berusaha menjadi hamba yang terbaik dalam beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Diangan biasa dibuat menjelang magrib dan dibiarkan menyala hingga pagi tiba. Diangan bisa dibuat langsung di atas tanah atau ditaruh di dalam wadah seperti maron (kuali besar dari tanah liat). Bahan yang digunakan bisa kayu, arang, atau serabut kelapa.



Bersamaan dengan membuat diangan, biasanya masyarakat Jawa juga melakukan sawur-sawur uyah atau menebarkan garam ke seluruh area luar rumah. Karena garam dipercaya dapat mengusir hal-hal buruk dan energi negatif seperti sihir dan gangguan makhluk halus. Garam yang digunakan bisa garam dapur biasa atau uyah grasak/uyah krosok (garam kasar).



Demikian filosofi tentang diangan atau prapen menurut tradisi Jawa. Mohon maaf jika ada salah kata. Semoga bermanfaat.

You Might Also Like

0 komentar

Total Pageviews