Review Novel Catching Fire
22:31Catching Fire
(Buku Kedua The Hunger Games)
Kemenangan Katniss dalam Hunger Games bersama Peeta memicu tersulutnya api pemberontakan di beberapa distrik di negara Panem. Capitol marah dan membuat rencana balas dendam. Capitol menyeret Katniss dan Peeta untuk mengikuti Quarter Quell. Kembali bertarung bersama 22 pemenang Hunger Games lainnya di dalam arena. Katniss kembali dihadapkan pada pilihan, membunuh atau dibunuh. Ia bertekad dalam Quarter Quell akan menjaga Peeta tetap hidup.
Katniss dan Peeta diumumkan sebagai pemenang Hunger Games. Pertama kalinya dalam sejarah, Hunger Games melahirkan dua orang pemenang. Namun, tindakan Katniss selama Hunger Games menyulut percikan api di beberapa distrik. Semangat pemberontakan untuk melawan kepemimpinan Presiden Snow yang kejam kembali bangkit.
Secara pribadi, Presiden Snow menemui Katniss dan meminta gadis itu untuk meredam percikan api selama Tur Kemenangan. Tanggung jawab meredam pemberontakan dibebankan pada Katniss. Presiden Snow menjadikan keluarga Katnis dan Gale beserta keluarganya sebagai jaminan. Jika Katniss gagal, maka orang-orang yang ia sayangi akan menjadi taruhannya.
Akhirnya selesai juga membaca seri kedua dari novel The Hunger Games. Di seri kedua yang berjudul Catching Fire, cerita masih disampaikan dari sudut pandang Katniss dan merupakan lanjutan dari seri pertama, The Hunger Games. Setelah memenangkan Hunger Games bersama Peeta, Katniss yang seharusnya hidup damai dengan segala kekayaan yang dimilikinya tidak bisa hidup tenang walau sudah kembali ke Distrik 12. Hubungannya dengan Peeta juga sedikit buruk karena Peeta mengetahui jika Katniss hanya memainkan peran sebagai gadis yang tergila-gila padanya.
Menjelang Tur Kemenangan, di luar dugaan, Presiden Snow mengunjungi Katniss secara pribadi di rumahnya. Presiden Snow meminta Katniss meredam kekacauan yang terjadi di beberapa distrik dengan menampilkan peran bahwa ia dan Peeta benar-benar sepasang kekasih. Jika Katniss gagal, maka ibu dan adiknya, juga Gale dan keluarganya harus turut menanggung akibatnya.
Dalam kesempatan itu, Katniss berusaha memperbaiki hubungannya dengan Peeta. Dalam Tur Kemenangan, ia menyadari jika sesuatu yang buruk telah terjadi pasca Hunger Games berakhir dan ia menjadi pemenang bersama Peeta. Di beberapa distrik mulai terjadi pemberontakan karena termotivasi oleh tindakan Katniss saat Hunger Games yaitu saat mengeluarkan buag berry beracun yang akan ia makan bersama Peeta. Tujuannya saat itu hanyalah ingin dirinya dan Peeta selamat, namun di luar dugaan, tindakan itu telah menyulut api pemberontakan hingga kembali berkobar.
Saya sempat berpikir, di buku kedua ini apa saja yang akan disajikan penulis setelah buku pertama sukses memukau pembaca dengan campur aduknya perasaan saat membaca adegan-adegan di arena Hunger Games. Kejutannya, di buku kedua, Katniss dan Peeta kembali harus memasuki arena karena terpilih sebagai peserta Quarter Quell--permainan setiap 25 tahun. Quarter Quell kali ini memiliki ketentuan peserta adalah semua pemenang Hunger Games yang masih hidup. Karena Distrik 12 hanya punya Katniss sebagai pemenang wanita, maka ia kembali maju. Sedang Peeta maju untuk menggantikan Haymitch dan tentu saja karena Peeta nggak mau Katniss maju ke arena sendirian. Katniss dan Peeta maju sebagai peserta sedang Haymitch sebagai mentor seperti sebelumnya.
Katniss dan Peeta kembali didampingi Effie Trinket, ditangani Cinna dan Portia beserta seluruh tim penata gaya. Suasana berbeda sangat bisa dirasakan saat persiapan Quarter Quell. Lebih haru dan lebih beban, beda banget dari seri pertama. Nyesek ketika Cinna akhirnya dihajar hingga berdarah-darah sebelum Katniss naik ke arena. Suka banget ama kata-kata Cinna yang dia bilang menyalurkan emosinya pada karya yang ia buat hingga ia nggak akan melukai orang lain selain dirinya sendiri dan itu kebukti di Quarter Quell. Berharap Cinna baik-baik saja walau dia ditangkap Presiden Snow.
Gambaran tentang kondisi para pemenang Hunger Games yang mengikuti Quarter Quell juga bikin perasaan jadi campur aduk. Jelas aja ada yang jadi pecandu alkohol macam Haymitch atau pecandu morfin, karena pasti Hunger Games menyisakan trauma bagi peserta non Karier. Karena mereka sama sekali nggak terlatih, harus bertahan hidup dengan cara membunuh karena kalau nggak gitu, mereka yang dibunuh. Katniss dan Peeta pun mengalami mimpi buruk di tiap malamnya pasca mengikuti Hunger Games. Suka banget ama chemistry Katniss dan Peeta setelah keduanya berbaikan. Katniss merasa aman bersama Peeta. Jangan-jangan ini Katniss jatuh cinta beneran ke Peeta cuman dia nggak nyadar.
Nasib Gale sial banget. Ketangkap berburu dan dihukum di depan umum. Ngeri juga pengawasan Capitol, sampai-sampai tahu kalau Gale nyium Katniss. Gale dan keluarganya juga turut dijadikan target sama Presiden Snow seandainya Katniss gagal meredam amukan massa.
Ngomongin soal love line, di buku kedua ini kenapa jadi dukung Katniss ama Peeta ya. Atau di awal emang udah dukung mereka? Habisnya chemistry-nya apik banget!
Para pemenang Hunger Games kecuali peserta dari Distrik 1 dan 2 rata-rata bersahabat. Di seri kedua ini penasaran ama karakter Johanna dari awal doi nongol. Jadi penasaran ntar penampilannya di film apakah bakal semenarik di novelnya.
Banyak kejutan dan adegan yang bikin perasaan campur aduk di seri kedua ini. Mulai dari pemberontakan hingga kemungkinan adanya kehidupan di Distrik 13. Karena udah minjem film dari Prime Eonni, seperti sebelumnya, setelah membaca novel Hunger Games lalu menonton film Hunger Games, nanti saya juga akan menonton film Catching Fire. Moga ada adegan bunuh-bunuhannya nggak seseram di novel. Hehehe.
Seperti sebelumnya bahasa yang digunakan dalam novel ini mengalir. Di bagian awal ada hal yang mungkin typo atau apa, tapi nggak mengganggu banget.
Sekian ulasan dari saya. Mohon maaf jika ada salah kata. Terima kasih. Semoga bermanfaat. Selamat membaca.
0 komentar