Kencan Bareng Linda Di Warung Makan Lesehan & Kolam Pancing Bu Tituk
03:29Warung Makan Sekaligus Tempat Mancing, Asik Untuk Meluangkan Waktu Bareng Keluarga
Masih di hari yang sama yaitu Selasa, 01 Februari 2022 dan masih dengan orang yang sama, Linda bininya Eun Hyuk. Hehehe. Jadi, habis survey lokasi ke Gunung Sari Sunset, kami sempet ke Lawang Sari. Niatnya pengen duduk-duduk santai di kafe hutan pinus. Tiba-tiba ada panggilan dan kami harus segera turun. Jadi segera balikin buku menu dan buru-buru turun. Maafin kami ya mbak yang jaga kasir. Karena udah minta buku menu, malah batal pesan. Heuheuheu.
Menyesuaikan tempat tujuan berikutnya, rute yang diambil Linda adalah lewat Desa Tosari. Beberapa orang nyebut desa ini sebagai Desa Gubugklakah Bagian Belakang. Bagi saya, pertama kalinya lewat jalur itu. Pemandangannya nggak kalah apik dari jalan utama di Desa Gubugklakah. Sama-sama apik, perbukitan asri. Sama seperti Desa Gubugklakah, hanya ada satu jalan utama di Desa Tosari. Yang beda hanya lebar jalan. Aspalnya juga sama-sama udah alus. Plus, di pinggir jalan huga banyak pohon apel. Pohon apelnya lagi pada berbunga. Putih dan cantik. Sayangnya nggak sempat mengabadikan dalam foto, karena gerimis udah semakin deras. Jadi harus buru-buru turun.
Pergi-pulang diajak ngedem mata ama otak beneran nih ama Linda. Karena batal nongki di Lawang Sari, dalam perjalanan turun kami diskusi, mau makan di mana. Udah masuk jam makan siang soalnya. Ada satu kafe yang kami janjian pengen ke sana mulai bulan puasa tahun 2019 apa 2020 gitu tapi belum kesampaian. Linda ngusulin ke sana. Oke lah. Toh kafenya juga ada menu makan besarnya.
Pilihan kedua, Linda mengusulkan ke Bu Tituk. Warung makan lesehan dan kolam pancing yang berlokasi di Tulusbesar, Tumpang. Kebetulan dari dulu saya pengen juga makan di sini. Pernah juga pesan dengan menggunakan layanan Delivery Order (DO), tapi tetep pengen datang dan makan di lokasi gitu. Kan seru tuh, habis diolah, langsung disajikan. Hmm, yummy!!!
Saya manut aja, mau ke kafe oke, ke kolam pancing oke. Tapi, setelah diskusi panjang di atas motor, kami sepakat ke Bu Tituk saja. Lebih deket juga buat dijangkau daripada kafe. Alhamdulillah begitu nyampek lokasi dan udah dapat tempat duduk, hujan deras. Merasa terselamatkan dan berteduh di tempat yang tepat. Hehehe. Ya jelaslah tepat, perut udah laper juga. Berteduh sekalian makan. Nikmat Tuhan mana yang kau dustakan, Kura!
Pertama kali makan di kolam pancing gini di mana sih? Kolam Pancing Pak Sukardi, bukan? Kayaknya iya dah. Hehehe. Makan di tempat kayak gini tuh bikin nagih. Kalau buat saya pribadi lho ya! Kenapa?
Pertama karena suasananya yang beda ama tempat makan biasa. Berada di tengah area pemancingan. Jadi, sembari nunggu pesanan datang atau sembari makan, bisa liat orang lagi mancing. Ketika liat orang mancing dapat ikan, bisa ikutan seneng gitu. Hari itu juga sama, ada anak kecil lagi mancing dapat ikan gede. Ikutan seneng. Mana semua yang ada di lokasi langsung bersorak memberi selamat. Tempat makannya di ruang terbuka dan luas.
Kedua karena sajiannya yang fresh. Biasanya di tempat makan dengan konsep seperti ini, ikan diambil langsung dari kolam dan kemudian diolah. Bagi beberapa orang, konsep penyajian seperti ini memberi kesan tersendiri.
Di Warung Makan Lesehan dan Kolam Pancing Bu Tituk konsepnya kurang lebih sama. Tempat makan mengitari kolam pemancingan dengan bentuk letter U. Walau diberi nama warung makan lesehan, Bu Tituk juga menyediakan area non lesehan. Jadi ada meja dan kursi. Pengunjung tinggal pilih aja, mau lesehan apa nggak. Trus ada area makan yang letaknya di atas gitu, jadi naik tangga dan kalau nggak salah ada dua bangku aja. Misal pengen lebih terjaga privasinya, bisa milih area ini. Cukup untuk dua keluarga.
Karena memiliki area yang luas, jarak antara satu meja dengan meja lain lumayan jauh. Ini jadi nilai plus tersendiri karena memberi kenyamanan bagi pengunjung. Jadi kesannya nggak umpel-umpelan gitu dan leluasa bergerak.
Untuk menu makanan beragam. Nggak melulu oalahan ikan khas kolam pancing seperti gurami, tapi ada olahan ayam dan daging. Trus menu makanan ringan juga ada seperti kentang goreng. Minuman juga beragam, mau panas atau dingin tinggal pilih. Dari minuman tradisional sampai kekinian ada.
Karena habis kehujanan, saya memesan jahe anget. Tadinya saya pikir bakalan dapat yang wujud jahe digeprek gitu, ternyata dapatnya jahe yang udah dihaluskan. Jahe instan. Tapi enak kok. Seneng dah kalau ada warung makan yang nyediain menu minuman jahe anget. Sangat membantu sekali bagi pejuang GERD dan Anxiety macem saya. Terima kasih, Bu Tituk.
Untuk menu makanan, kami pesan gurami bakar madu dan steak ayam. Guraminya udah dapat sambal melimpah, tapi lalapannya kurang banyak. Wkwkwk. Yang tipikal embek kayak saya, yang demen makan sayuran mentah atau lalapan, kayaknya perlu minta tambahan. Nggak papa ditarik biaya lagi.
Waktu pesan dengan layanan pesan antar, udah nyobain gurami bakar madu juga. Enak. Bumbu gurami bakarnya itu manis, gurih, asin, pedes. Dimakan di lokasi langsung jadi lebih nikmat, lebih enak. Hot from kitchen, langsung disajikan dan bisa langsung diemplok. Kalau untuk sambelnya, pedesnya masih manusiawi. Jadi yang ndak doyan pedes masih bisa makan. Trus tipikal sambelnya kayak sambel bajak gitu. Di menunya ditulis sambel tomat. Ya emang ada tomatnya, tapi di lidah saya rasanya kayak sambel bajak yang gurih, asin, manis, ada asemnya dikit dari tomat dan pedes. Enak sambelnya. Lalapannya dapat timun, kubis, dan kemangi. Fresh!
Untuk steak ayamnya, dagingnya gede dan tebel. No tulang! Kalau bawa balita, kasih ini oke. Karena saosnya nggak pedes. Di lidah saya kurang asin saosnya. Hehehe. Kalau ayamnya dapet dah. Kriusnya, gurih dan asinnya. Mungkin karenana ayamnya udah asin jadi saosnya kagak dibikin asin banget. Tapi, don't worry! Nanti kita diberi satu set bumbu tambahan macem saos tomat, saos sambal, garam, dan lada. Jadi kalau dirasa olahannya kurang asin, bisa ditambahin sendiri dan dipermak jadi sesuai selera. Ayamnya nggak hanya krius, tapi juga empuk dagingnya.
Porsi nasinya saya suka. Nggak terlalu banyak, jadi pas di perut. Tapi kalau buat orang yang doyan makan, kurang kenyang. Yang makannya super, bisa pesen dua porsi buat diri sendiri.
Dari segi harga, ramah kantong kok. Untuk steak ayam seharga Rp. 17.000,- Ayamnya gede dan daging semua. Mantap. Nasi kayaknya Rp. 3.000,- per porsi. Kalau minumannya mulai harga lima ribu deh kayaknya. Untuk guraminya ini tergantung beratnya. Satu porsi gurami bisa dimakan dua orang. Dagingnya gemol. Saya kemarin kena harga 45 ribu kalau nggak salah.
Uniknya di tempat ini tuh kalau manggil waiters-nya itu nggak pakek bel. Tapi, disediain kentongan di atas setiap meja. Tahu nggak sih kentongan? Yang kayak di pos kampling gitu lho. Atau di abang tukang bakso keliling. Jadi, kalau mau manggil mas-masnya, tinggal pukul aja kentongannya. Tapi, saya sama Linda kemarin langsung panggil. Karena posisi lurus ama konter kasir. Sistemnya pesen dulu, bayar kalau mau pulang.
Fasilitas lain yang tersedia ada toilet sama musala. Area parkir juga luas dan gratis. Toiletnya bersih dan model WC duduk. Kalau yang nggak bisa makek WC duduk, bisa pipis di bawah karena disediain kaleng buat nampung air. Jangan naik ke atas closet-nya ya! Bahaya! Pengalaman kemarin ama Linda pas ke toilet, kayaknya ada yang naik ke closet-nya. Ndak dibersihin pula bekas sandalnya. Kan kasihan mas-mas staf-nya juga kalau modelan kayak gini. Padahal udah disedian kaleng dan air juga mengalir deras buat cebok. Harusnya kalau nggak bisa pakek WC duduk kan bisa jongkok di bawah. Toh pintu panjang sampek bawah, jadi nggak bakalan keliatan kalau pipis jongkok di bawah.
Setelah dongkol liat tingkah entah siapa di toilet, terhibur karena ketemu bunga Fuchsia di taman deket toilet. Cantik banget!!! Sayang nggak bisa mendekat karena khawatir rumputnya kagak boleh diinjak. Ya Allah, real-nya cantik banget ini bunga. Cocok jadi nama salah satu dari tujuh putri di novel Marrying a Lizard, kan? Hehehe.
Video Warung Makan Lesehan dan Kolam Pancing Bu Tituk bisa ditonton di sini. Lokasinya yang tepat berada di pinggir jalan raya utama membuat warung makan ini mudah dijangkau. Oh ya, lupa sama poin pentingnya, tempatnya bersih. Setiap ada pelanggan selesai makan, mas-mas waiters gercep bersihin.
Sekian ulasan dari saya. Mohon maaf jika ada salah kata. Terima kasih. Semoga bermanfaat dan selamat mencoba.
0 komentar