Pertama Kali Nyobain Makan Paprika Mentah
08:17
Pertama Kali Nyobain Makan Paprika Mentah
Makan paprika dalam pizza udah pernah. Nah, gimana rasanya tuh kalau paprikanya dimakan mentah ala-ala mukbang dan ASMR?
Welcome to my curious way!
Dalam tulisan kali ini saya akan membagi pengalaman, me-review gimana sih rasanya paprika kalau dimakan mentah. Ndeso ya? Emang! Maklum rek, baru bisa beli paprika mentah jadi alay. Kekeke.
Jadi walau hidup di desa daerah pegunungan yang seringnya menjadi tempat budidaya sayur-sayur kekinian macam paprika, jujur saya belum pernah beli paprika mentah buat dimasak sendiri. Maklum, di pasar tradisional di desa saya malah nggak ada. Jadi sayuran-sayuran yang katanya dedemenan orang kota itu langsung diangkut dikirim ke kota. Lagian kalau dijual di pasar lokal sini bisa-bisa nggak laku karena orang ndeso bakalan bingung. Iki opo yo? Kok abang ijo koneng ngene werno ne. Hehehe.
Tapi karena adanya pandemi corona, para petani jadi kesulitan memasarkan hasil panennya. Jadilah sayuran demenan orang kota ini mulai dipasarkan di wilayah lokal. Itu pun ditawarkan secara online. Alhamdulillah emak saya kebagian beli. Dapat tiga warna, hijau satu, kuning dua, dan merah dua. Semoga pandemi ini segera berakhir dan kita semua bisa hidup normal pagi seperti sebelumnya. Aaamiin.
Balik lagi to paprika. Nah, setelah dapat paprika, emak bingung. Dimasak apa sayur ini? Setahu saya sih kalau di drama Korea atau film yang saya tonton itu dioseng ama sayuran lainnya atau sama daging. Kalau di video mukbang dan ASMR malah dimakan mentah. Emak langsung googling, nyari resep masak paprika. Canggih dah emak saya. Hehehe.
Saya langsung nanya ke eonni-eonni di grup Anxiety Pelakor. Dapet ini, enaknya diapain ya?
Pendapatnya rata-rata dioseng ama daging. Tapi banyak juga yang bilang, dimakan mentah cocol sambel udah enak tuh. Krius-krius. Akhirnya dicoba keduanya.
Kemarin masak yang merah. Dioseng sama irisan dada ayam. Sebenarnya bukan pertama kali makan paprika karena kalau pesen pizza di Pondok Pizza Mondoroko tuh paprikanya banyak dan kres banget. Jadi waktu dimasak ini ya rasanya gitu. Cuman kemarin rada kematengan dikit. Jadinya lembek banget. Yang merah ini ada sedikit pedas gitu rasanya.
Nah, yang bikin penasaran itu, gimana kalau dimakan mentah?
Setelah menimbang kuning atau merah, akhirnya saya pilih warna kuning. Hijau skip karena baca-baca testimoni katanya kalau ijo rada pahit. Belum ada nyali jadinya. Hehehe.
Ternyata.... emang beneran kres-kres. Dimakan tanpa sambel udah enak. Dicocolin ke sambel makin enak. Awalnya saya kira rasanya bakalan pedes karena pas dikupas itu ada aroma khas lombok alias khas cabe yang menguar dan menusuk hidung. Tapi pas dimakan nggak ada pedesnya sama sekali. Krius-krius. Airnya banyak. Jadi begitu dikunyah, airnya keluar. Membuat rasanya makin fresh. Tapi aroma khas cabenya tetep ada dan berasa banget di hidung. Tadi buka puasa ama paprika mentah ini dimakan ama telur dadar yang atasnya dikasih saos tumis ama bawang bombay biar ala-ala fuyunghai gitu dah. Enak banget. Jadi berasa kayak makan pizza.
Rasanya nggak ada pedesnya sama sekali. Ada manis tapi ndak terlalu. Rasa pahit nggak ada sama sekali. Trus sehabis makan itu ke badan rasanya anget dan keringetan jadinya. Mungkin karena paprika ini masuk jenis cabe-cabean (?) ya jadi anget ke badan. Trus pasca makan paprika mentah, napas jadi plong dan hidung mbeler. Entah apakah ada manfaat paprika yang berhubungan sama saluran pernapasan.
Paprika adalah tumbuhan penghasil buah yang berasa manis dan sedikit pedas dari suku terong-terongan atau Solanaceae. Buahnya yang berwarna hijau, kuning, merah, atau ungu sering digunakan sebagai campuran salad. Dalam pengertian internasional, paprika dipakai untuk menyatakan hampir semua varietas Capsicum annuum. (Sumber: Wikipedia)
Ternyata terong-terongan. Bukan cabe-cabean.
Trus, saya juga kepo. Kenapa ya kok warnanya ada hijau, kuning, ama merah? Bahkan di Wikipedia disebut ada warna ungu dan di beberapa gambar ada yang berwarna oranye. Apakah warna-warna itu berasal dari tanaman yang berbeda. Langsung nanya dong ke Mbah Google.
Ternyata... katanya semua dari pohon yang sama. Hanya saja waktu panennya yang berbeda. Jadi yang ijo dipanen lebih awal dalam usia yang lebih muda. Hingga rasanya ada sedikit pahit dan kandungan zat-zat pentingnya pun masih minim.
Kalau kuning itu dipanen pada usia pertengahan. Rasanya udah lebih manis dan kandungan zat penting udah lebih banyak.
Paling sempurna kalau udah berwarna merah. Rasanya manis dan kandungan gizi, zat, dan mineral pentingnya udah lengkap. Lee Noona juga bilang paling demen sama yang merah. Jadi penasaran gimana rasanya yang merah. Hehehe.
Kata Yoonhee Eonni yang notabene seorang chef, kalau buat dimasak ama daging tuh yang paling enak yang ijo. Dimasak ama daging sapi dibumbu lada hitam. Hmm, jadi ngiler. Kayaknya perlu dipraktekin nih. Hihihi.
Jadi kalau penasaran bisa pilih sesuai selera aja ya. Mau beli yang warna apa dan mau dimakan model apa. Dimakan langsung atau dimasak dulu.
Lalu, apa aja sih manfaat paprika itu? Mau bahas satu-satu apa secara umum nih?
Paprika hijau dipercaya paling ampuh untuk kesehatan dan kecantikan kulit. Mengkonsumsi jus paprika hijau secara rutin dipercaya mampu melawan tanda penuaan dan menjaga kesehatan kulit. Paprika hijau juga mengandung fitonutrien yang bisa dimanfaatkan untuk penyembuhan ruam dan jerawat. Selain itu paprika hijau juga mengandung silikon alami yang bagus untuk rambut.
Paprika kuning bagus untuk menjaga kesehatan mata dan mencegah anemia.
Paprika merah bagus untuk menjaga kesehatan pencernaan, mencegah kanker, mengontrol gula darah, dan menurunkan kolesterol.
Kandungan fitonutrien pada paprika juga bagus bagi penderita penyakit asma. Senyawa alami yang bagus untuk saluran pernapasan. Hmm, pantas saja tadi setelah mengkonsumsi paprika mentah ada rasa hangat di dada. Hidung jadi mbeler tapi napas jadi plong.
Demikian ulasan dari saya. Mohon maaf jika ada salah kata. Semoga bermanfaat. Salam sehat.
Tempurung kura-kura, 18 Mei 2020.
- Kurayui -
0 komentar