Review Film I Want to Eat Your Pancreas (2018)
22:30
I Want to Eat Your Pancreas (2018)
Friendship blossoms when opposite attracts
• Judul:
- Global: I Want to Eat Your Pancreas
- Jepang: Kimi no Suizō o Tabetai (君の膵臓をたべたい)
• Tanggal rilis: 1 September 2018
I Want to Eat Your Pancreas adalah film animasi Jepang berdasarkan novel dengan judul yang sama karya Yoru Sumino.
(Sumber: Wikipedia)
Tahu I Want to Eat Your Pancreas ketika Penerbit Haru menerbitkan novel I Want to Eat Your Pancreas yang sudah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia. Sayang saya tidak membeli novelnya bahkan sampai sekarang belum membeli novelnya. Lalu ketika melihat judul I Want to Eat Your Pancreas dalam deretan film di salah satu web, cukup membuat penasaran dan akhirnya menontonnya. Saya akan berbagi kesannya di sini. Yuk simak!
Saat harus kontrol pasca operasi usus buntu, Haruki Shiga tidak sengaja menemukan sebuah buku terjatuh di ruang tunggu rumah sakit. Haruki pun memungut buku itu dan membuka isinya. Ia terkejut karena buku itu adalah buku diary yang berisi tentang catatan penyakit seseorang. Saat sedang membaca buku itu, Haruki dikejutkan oleh kedatangan seorang gadis yang tak lain teman satu sekolahnya. Bahkan teman sekelas.
Sakura Yamauchi menemukan buku diary yang ia cari. Buku itu berada di tangan seorang pemuda. Ia mengatakan jika buku itu adalah buku diary nya yang berisi tentang catatan penyakit pankreasnya. Di luar dugaan Sakura, pemuda itu datar saja menanggapi ocehan Sakura. Tak memberi penghiburan dan semangat seperti orang-orang pada umumnya yang mengetahui penyakitnya. Karena penyakit itu, umur Sakura tak panjang lagi.
Melihat reaksi Haruki, Sakura semakin penasaran. Ia mengejar Haruki dan meminta pemuda itu merahasiakan tentang penyakitnya. Karena tak satu pun dari teman sekelas mereka yang tahu tentang penyakit itu termasuk Kyōko, sahabat Sakura. Selain itu Sakura juga meminta Haruki menjadi temannya, menemaninya di sisa hidupnya.
Haruki acuh. Namun Sakura nggak mau menyerah. Bahkan Sakura mendaftar sebagai pengurus perpustakaan agar bisa dekat dengan Haruki. Sakura selalu berada di sekitar Haruki, mengabaikan Haruki yang merasa terngganggu dengan kehadirannya. Tapi lama-lama Haruki mulai terbiasa dengan kehadiran Sakura yang ribut. Bahkan ia tak menolak ketika Sakura memintanya menemani melakukan apa yang ingin Sakura lakukan sebelum meninggal.
Sakura dan Haruki mulai dekat. Sakura yang ceria dan Haruki yang suram. Seperti kebanyakan kisah romansa, kedekatan keduanya pun mulai menumbuhkan benih-benih cinta di hati masing-masing. Haruki yang sedikit demi sedikit mulai tahu rahasia Sakura, mulai merasa iba. Ya, awalnya dia merasa iba pada Sakura.
Film ini mengisahkan sebuah pertemanan yang sedikit dipaksakan oleh Sakura. Dari kejadian tidak sengaja, Sakura memaksa Haruki untuk menjadi teman dekatnya. Sakura sosok gadis cantik yang ceria. Di kelas dia banyak disukai. Sedang sosok Haruki adalah sosok yang sangat beda jauh dari Sakura. Boleh dibilang Sakura dan Haruki adalah dua sisi mata uang koin. Sangat berbeda.
Sakura yang tahu umurnya nggak lama lagi mulai menikmati sisa hidupnya bersama Haruki. Baginya Haruki yang bersikap datar membuat Sakura merasa sebagai manusia normal pada umumnya. Bukan gadis muda berpenyakit yang hampir mati. Sakura mengajak Haruki makan bareng bahkan liburan bareng. Kebersamaan mereka pun segera menjadi gosip di sekolah. Walau Haruki merasa nggak nyaman, Sakura mengabaikannya.
Dua orang yang amat sangat berbeda sering bersama-sama. Mempelajari sisi diri masing-masing. Sakura ini kadang agak kelewatan kalau bercanda. Haruki sempat terpancing karena ulah iseng Sakura. Lama-lama keduanya pun saling baper. Sakura janji kalau dia mau mati, dia bakalan ngomong ke Haruki.
Akhirnya gimana? Ya, Sakura emang berakhir meninggal dunia. Tapi dengan sebab lain yang cukup mengejutkan; bukan mati karena penyakitnya. Sakura meninggal di hari dia janjian mau ketemu sama Haruki di kafe favorit mereka.
Ceritanya memang cukup umum dan awalnya saya mikir ah bisa ditebak. Tapi ternyata ada bagian yang bikin tebakan saya meleset. Simpel khas anak SMA. Dan jujur sosok Haruki ini nyebelin nurut saya. Hehehe. Orang kok ya adem mlempem. Selalu datar. Kayak ndak punya ketertarikan pada hidup selain di zona aman. Bahkan ogahan mengenal orang lain.
Karena jalan cerita yang simpel, film ini cocok jadi tontonan pengisi waktu luang tanpa kita harus mikir selama nonton. Cukup menikmati sajiannya saja. Menarik kok. Bahkan berpotensi bikin nangis di akhir cerita.
Saya paling suka adegan melihat kembang api bersama dari atas bukit saat Sakura sakit. Indah sekali. Feel-nya juga dapet banget. Saya sempet mikir, masa ini ending-nya? Sakura bakalan mati setelah ini? Ternyata salah.
Film ini saya rekomendasikan untuk ditonton. Sekian ulasan dari saya. Mohon maaf jika ada salah kata. Semoga bermanfaat dan selamat menonton.
Photo by: IMDb com
Tempurung kura-kura, 07 Mei 2020.
- Kurayui -
0 komentar