Review Film Project Power (2020)

19:54

 Project Power



• Judul: Project Power

• Tanggal rilis: 14 Agustus 2020

• Durasi: 114 menit

• Distributor: Netflix

• Bahasa: Inggris

• Pemeran:

  - Jamie Foxx: Art

  - Joseph Gordon-Levitt: Frank Shaver

  - Dominique Fishback: Robin Reilly

  - Rodrigo Santoro: Biggie

  - Kyanna Simone Simpson: Tracy


Terjadi kekacauan di New Orleans. Beberapa orang tiba-tiba memiliki kekuatan super yang bertahan selama lima menit saja dan membuat kekacauan akibat menelan sebuah pil kekuatan yang diedarkan secara diam-diam seperti narkoba. Untuk menghentikan kekacauan, seorang pengedar remaja, polisi, dan mantan tentara bekerja sama mencari dalang utamanya.


Salah satu film yang saya pilih secara random. Nggak bosan sama tontonan yang berbau Korea sih, tapi setelah membaca sinopsis dari film ini, saya jadi penasaran. Kira-kira film ini kayak gimana sih. Yuk mulai ya berbagi kesan tentang film Project Power.


Berlatar di New Orleans yang sedang dilanda kekacauan karena ada sebagian warga yang tiba-tiba memiliki kekuatan super dan membuat kekacauan. Anehnya kekuatan itu hanya bertahan lima menit saja.

Robin Reilly (Dominique Fishback) adalah seorang remaja perempuan yang secara diam-diam menjual "power pill". Pil ini sudah beredar bak narkoba di New Orleans dan Robin adalah salah satu pengedarnya. Robin bersekolah di sebuah SMA namun tak begitu serius dengan pendidikannya. Ia memiliki impian menjadi seorang rapper. Ia tinggal bersama ibunya yang sakit dan harus menjalani operasi. Karena tak memiliki asuransi kesehatan, Robin nekat menjual "power pill" demi mendapatkan uang untuk biaya pengobatan sang ibu.




Dalam bisnisnya, Robin kadang bekerja sama dengan Frank Shaver (Joseph Gordon-Levitt) yang seorang polisi. Frank dan Robin menjalin hubungan yang saling menguntungkan sebagai rekan.




Suatu hari muncul sosok pria misterius yang mengaku dirinya adalah Mayor. Pria bernama Art (Jamie Foxx) itu menemui sepupu Robin untuk mencari informasi. Sayangnya sepupu Robin over dosis dan berakhir meledak. Menggunakan ponsel sepupu Robin, Art/Mayor akhirnya bertemu Robin dan meminta gadis itu untuk membantunya mencari dalang utama dari peredaran "power pill".




Nggak seharusnya saya menilai film ini hanya dari sinopsis dan posternya saja. Awalnya saya pikir film ini akan membosankan. Tapi setelah menonton, saya merasa ah nggak rugi udah nonton film ini. Hehehe. Mengangkat tema fantasi ilmiah film ini disajikan dengan apik. Secara visual sangat memanjakan mata karena karakter fantasinya terlihat seperti nyata.

"Power pill" memberi kekuatan random pada siapa saja yang menelannya. Ada yang jadi tak terlihat, ada yang jadi kuat berlari kencang melebihi kecepatan mobil, ada yang memiliki kekuatan bak hewan. Sayangnya kekuatan itu nggak berefek permanen. Bahkan sebagian besar justru membuat peminumnya kehilangan nyawa. Unik bukan?

Adegan laganya juga disajikan dengan apik. Baku tembak, adu jotos. Agak sadis juga sih di beberapa adegan. Ada kepala copot dan jatuh ke jalanan setelah meledak. Ada dada berlubang besar dan berdarah-darah setelah diberondong peluru. Tapi bagi saya yang nggak terlalu suka adegan sadis berdarah-darah, masih bisa ditoleransi. Saran jangan nontob film ini mendekati jam makan daripada bikin enek. Hehehe.

Walau ditampilkan secara apik secara visual, entah kenapa saya merasa ada yang kurang ketika menonton. Terlebih pada final battle hingga setelah menonton saya membatin, lho udah gini aja? Padahal sebelumnya udah diberi sajian adegan duel yang seru, tapi entah rasanya ada yang kurang sama adegan final battle ama antagonis.

Masa lalu Art dan Tracy kurang digali. Atau mungkin saya yang kurang fokus hingga kehilangan momen berharganya? CMIIW.



Walau bertema fantasi ilmiah dan kriminal, film ini menyuguhkan tentang kasih sayang ayah pada putrinya hingga rela melakukan apa saja demi menyelamatkan sang putri. Ikatan bisa terbentuk dengan orang asing sekalipun. Frank juga menyajikan beberapa adegan lawak yang lumayan menghibur. Film ini nggak terlalu berat walau bertemakan fantasi ilmiah.

Saya suka sekali sama karakter Robin. Chemistry-nya ama Art dan Frank dapet banget. Kalau sama Art kayak ke bapaknya sedang ke Frank kayak ke abangnya. Walau ada beberapa hal yang menurut saya kurang, tapi saya puas dan rasa penasaran terjawab.

Sekian ulasan dari saya. Mohon maaf jika ada salah kata. Terima kasih. Semoga bermanfaat dan selamat menonton.


Poster by: IMDB


Tempurung kura-kura, 17 Oktober 2020.

- kurayui -

You Might Also Like

0 komentar

Total Pageviews