Review Film Korea Move the Grave (2020)
17:06Move the Grave
Lima bersaudara yang sudah lama terpisah kembali dipertemukan karena harus melaksanakan prosesi pemindahan makam mendiang sang ayah. Memberi gambaran tentang realita hidup yang ada di sekitar kita.
• Judul:
- Global: Move the Grave
- Romanisasi: I Jang
- Hangul: 이장
• Sutradara: Jeong Seung O
• Genre: Drama keluarga
• Tanggal rilis: 25 Maret 2020
• Durasi: 94 menit
• Bahasa: Korea
• Negara: Korea Selatan
• Pemeran:
- Jang Liu: Baek Hye Young
- Lee Seon Hee: Baek Geum Ok
- Gong Min Jung: Baek Geum Hee
- Yoon Geum Seon Ah: Baek Hye Yun
- Kwak Min Gyoo: Baek Seung Rak
- Kang Min Joon: Dong Min
Hye Young (Jang Liu) mendapat surat pemberitahuan tentang pemindahan makam ayahnya. Kawasan makam akan digusur karena sebuah proyek modernisasi. Hye Young mengumpulkan saudari-saudarinya dan bersama-sama pulang ke kampung halaman untuk prosesi pemindahan makam. Keempat anak perempuan telah datang, tapi paman mereka menolak prosesi karena kepala keluarga tidak ada. Hye Young dan ketiga adiknya harus kembali untuk menemukan si bungsu agar prosesi pemindahan makam bisa segera dilaksanakan.
Jika shi-gUi menyukai film dengan genre drama keluarga, maka film ini saya rekomendasikan untuk ditonton. Ceritanya sederhana dan sangat realtistis.
Baek Hye Young (Jang Liu) menerima surat pemberitahuan pemindahan makam ayahnya yang harus segera dilaksanakan. Sebagai sulung dalam keluarga, ia menghubungi adik-adiknya untuk bertemu dan bersama-sama pulang ke kampung halaman untuk menjalankan prosesi pemindahan makam.
Hye Young adalah single parent yang memiliki anak laki-laki bernama Dong Min (Kang Min Joon) yang dikenal sebagai anak nakal di sekolahnya.
Pada hari yang ditentukan, Hye Young menjemput adik-adiknya dan bersiap pulang kampung. Sayangnya yang datang hanya adik kedua dan adik ketiga. Bersama-sama mereka menjemput adik keempat dan kemudian pulang kampung. Sesampainya di kampung halaman, sang paman menolak prosesi karena si bungsu yang dianggap sebagai kepala keluarga karena satu-satunya anak lelaki tidak hadir. Paman marah dan meminta keempat anak perempuan kembali ke kota untuk membawa kepala keluarga.
Walau ini film keluarga yang boleh dibilang ceritanya sederhana, tapi cukup menguras emosi. Eh, bukan menguras sih, tapi mengaduk-aduk emosi. Sebagai sulung, Hye Young memang sosok yang tangguh. Dari segi ekonomi dia lebih mapan dibanding keempat adiknya. Ia bekerja di perusahaan baik dengan gaji besar. Namun, hal itu tak membuat hidupnya enak. Ia orang tua tunggal dengan satu anak laki-laki yang sumpah tingkahnya bikin saya gemes. Tapi ternyata Dong Min masuk dalam kategori 'bukan anak biasa'. Penampilannya saja normal, tapi mungkin saja di sini dia masuk dalam golongan anak berkebutuhan khusus yang tidak bisa sekolah di sekolah biasa.
Lima bersaudara yang kembali dipertemukan dalam prosesi pemindahan makam mendiang ayah mereka. Boleh dibilang dalam situasi tak terduga dan kelimanya membawa konflik hidup masing-masing. Putri kedua Baek Geum Ok (Lee Seon Hee) menikah dengan pria mapan. Tapi, hidupnya nggak baik juga dibanding keempat saudaranya.
Putri ketiga Baek Geum Hee (Gong Min Jung) sudah bekerja dan sedang mempersiapkan pernikahannya. Ia mendapati banyak kendala dalam persiapan pernikahannya. Btw, ini karakter favorit saya. Hehehe.
Putri keempat Baek Hye Yun (Yoon Geum Seon Ah) masih kuliah dan pejuang feminisme.
Si bungsu, Baek Seung Rak (Kwak Min Gyo) kepala keluarga yang suer tingkahnya sempet bikin ngelus dada.
Intinya, lima bersaudara ini dipertemukan dalam kondisi ekonomi sulit. Hye Young yang memutuskan mengambil cuti untuk mengurus pemindahan makam sang ayah terancam kehilangan pekerjaan. Geum Ok pun sama, sedang mengalami sedikit kesulitan ekonomi. Geum Hee jelas butuh uang banget karena mau nikah. Hye Yun yang masih kuliah udah pasti butuh duit juga walau dia kelihatan acuh tak acuh. The most karakter megelno alias nyebelin bikin ngelus dada ya si Seung Rak. Selama diskusi dihubungi nggak bisa, pas udah ketemu malah bikin masalah. Dalam prosesi pun masih bikin rusuh. Laki modelan gini boleh dibuang aja kali ya. Mohon maaf, emang bikin emosi saya meledak aja si kepala keluarga ini.
Memberikan gambaran patriarki yang masih kental di Korea. Ngelus dada juga lihat tingkah si paman yang main usir aja karena Hye Young dan adik-adiknya nggak bawa Seung Rak. Padahal mereka menempuh perjalanan jauh, belum dikasih minum udah disuruh balik lagi nyari Seung Rak. Mana buat sampai ke kampung halamannya kudu nyebrang pakek kapal feri pula. Gemes!!! Paman itu tipikal orang tua yang masih kolot yang masih memegang teguh sistem patriarki. Sedang istrinya memiliki pikiran lebih terbuka.
Pada akhirnya prosesi pemakaman tetap dilaksanakan dengan Hye Young mengambil alih sebagai kepala keluarga karena dia anak tertua. Sebenarnya di sini bisa diartikan sebuah sistem bisa fleksibel mengikuti perkembangan zaman. Orang kolot vs. orang modern gitu lah konflik si paman dan keponakan-keponakan perempuannya. Yang berani melawan cuman Hye Yun. Yang paling takut sama paman Geum Ok.
Menunjukkan kehangatan sisterhood. Kadang saling musuhan sampai salah paham, kadang saling menyokong. Suka banget sama adegan saat Hye Young, Geum Ok, dan Geum Hee dalam perjalanan mencari Seung Rak lalu si Geum Hee nggak sengaja melihat suami Geum Ok yang selingkuh. Ternyata Geum Ok udah tahu dan memilih tetap diam karena dia merasa nyaman dalam posisinya.
Pokoknya film ini memberikan gambaran tentang hubungan keluarga yang ya di dunia nyata itu ada. Lalu, bagaimana kah dengan uang kompensasi? Apakah Hye Young membagikan secara merata? Atau menyerahkan semua pada si kepala keluarga yang bisanya merepotkan noona-noona -nya saja? Tonton saja ya dan temukan ending-nya bagaimana. Hehehe. Lalu, bisa kita sharing di kolom komentar.
Film ini memberi gambaran pada kita tentang budaya dan kehidupan di Korea yang sampai saat ini masih dilestarikan dan seringnya bertabrakan dengan modernisasi.
Seburuk apa pun orang tua, pasti ada sedikit kenangan baik tentang mereka. Dan, ketika kehilangan, pasti akan tetap menyisakan kesedihan.
Kepada Hye Young, Geum Ok, Geum Hee, Hye Yun. Bunga di halaman kita sudah mekar. Aku bangga pada kalian semua. Terima kasih sudah bersikap baik kepadaku. 30 Oktober 2007.
Sekian ulasan dari saya. Mohon maaf jika ada salah kata. Terima kasih. Semoga bermanfaat. Selamat menonton.
Sumber poster dan foto: Hancinema.
Tempurung kura-kura, 14 Februari 2021.
- Kurayui -
0 komentar