Review Film Cina The Yin-Yang Master: Dream of Eternity (2020)

21:03

 The Yin-Yang Master: Dream of Eternity



Pertarungan sengit Master Yin-Yang melawan Ular Iblis yang mengancam kedamaian dunia.


• Judul:

   - Global: The Yin-Yang Master: Dream of Eternity

   - Judul lain: 晴雅集

• Sutradara: Edward Guo

• Genre: Aksi, fantasi

• Tanggal rilis: 25 Desember 2020

• Durasi: 2 jam 12 menit

• Bahasa: Mandarin

• Negara: Cina

• Catatan: Diadaptasi dari novel "Onmyouji" (陰陽師) karya Yumemakura Baku (夢枕獏)

• Pemeran:

   - Mark Chao: Qing Ming

   - Allen Deng: Bo Ya

   - Olivia Wang: Putri Zhang Ping

   - Wang Duo: He Shou Ye & Zhong Xing

   - Jessie Li: Long Ye

   - Xu Kai Cheng: Kuang Hua Shi

   - Sun Chen Jun: Killing Stone

   - Kurt Huang

   - Jusper: Snow Dog

   - Lu Zhan Xiang: Jin Ling Zi 'Golden Spirit'


Kebangkitan Ular Bencana akan membawa dampak buruk bagi dunia. Sebagai penerus Master Yin-Yang, Qing Ming (Mark Chao) dikirim ke Kota Kekaisaran untuk menyegel tubuh asli Ular Bencana. Dalam misinya ia bertemu dengan Bo Ya (Allen Deng) yang juga merupakan salah satu ksatria yang ditugaskan untuk menyegel tubuh asli Ular Bencana. Keduanya sangat bertolak belakang. Dalam menjalankan misi, keduanya menemukan konspirasi mengerikan di dalam istana.


Finally done! Akhirnya bisa juga nonton film ini. Film yang bikin penasaran ketika saya nggak sengaja melihat posternya. Durasinya memang cukup panjang, 2 jam 12 menit. Worth it nggak sih buat ditonton? Yuk, kita bahas!



The Yin-Yang Master: Dream of Eternity mengisahkan tentang kehidupan Master Yin-Yang yang bertugas menjaga segel Ular Bencana dengan mantra pelindung. Qing Ming (Mark Chao) adalah murid terbaik Guru Zhong Xing (Wang Duo). Dalam pelatihan terakhirnya, bayangan Ular Bencana muncul. Pertarungan sengit antara Master Yin-Yang dan bayangan Ular Bencana berujung menewaskan Guru Zhong Xing. Karena Ular Bencana yang asli akan bangkit, Qing Ming dikirim ke Kota Kekaisaran untuk menyegel tubuh asli Ular Bencana bersama tiga orang master lainnya.




Bo Ya (Allen Deng) seorang master yang terkenal keras dan tegas dalam membasmi siluman. Ia tidak hanya lihai dalam pertarungan, ia memiliki paras tampan dan pandai memainkan seruling. Dalam perjalanan menuju Kota Kekaisaran, Bo Ya mendeteksi adanya siluman. Ia berusaha menangkap siluman itu, tapi usahanya digagalkan Qing Ming. Sejak pertemuan pertama itu, Bo Ya selalu bersikap sinis pada Qing Ming.




Dari awal, penonton udah disajikan adegan epik dan apik yang menampilkan Guru Zhong Xing yang melatih Qing Ming. Bahkan si musuh utama, Ular Bencana langsung nongol dan adu kekuatan dengan para Master Yin-Yang. Adegan gelut yang bener-bener membuat takjub. Penonton juga langsung diberi sajian adegan nyesek saat Guru Zhong Xing akhirnya mengorbankan diri untuk melindungi Qing Ming.

Dari adegan dramatis itu, penonton langsung diajak melompat ke adegan manis dengan sajian apik dan megahnya Kota Kekaisaran. Seperti di negeri dongeng yang tampak nyata banget. Pertemuan dua karakter utama, Qing Ming dan Bo Ya kemudian disajikan. Keduanya gelut memperebutkan siluman pencuri kecapi. Pertarungan dimenangkan Qing Ming.



Dua karakter utama yang sama-sama kuat, tampan, dan misterius. Satu demen pakek kostum serba putih dengan tampang dan pembawaan kalem yaitu Qing Ming. Satunya lagi ganteng, tegas, dan demen berpakain serba kitam yaitu Bo Ya. Menggambarkan simbol Yin-Yang yaitu hitam dan putih.

Hubungan love hate antar karakter utama yang bikin gemas. Hubungan yang kemudian berkembang menjadi bromance yang membuat keduanya saling melengkapi layaknya energi Yin-Yang. Suka sekali sama hubungan antara Qing Ming dan Bo Ya. Di awal kayak saling benci, Bo Ya aja sih kayak benci banget ama Qing Ming. Tapi, Qing Ming berusaha tetap bersikap baik pada Bo Ya. Kadang malah usil dengan menggoda Bo Ya dengan kata-kata manis tapi sadis yang sukses bikin Bo Ya sewot.

Namun, ada alasan di balik sikap kedua cowok tampan ini kenapa macam dua sisi mata uang. Sama-sama sad story yang bikin nyesek. Tujuan keduanya sama-sama baik yang didasarkan dengan pengalaman pahit masing-masing. Makanya bagaimana cara mereka menangani siluman sangat bertolak belakang.



Mengangkat mitologi Asia Timur tentang empat penjaga arah mata angin yaitu naga, burung api, kura-kura hitam, dan macan putih. Legenda ini dibilang berasal dari Jepang, tapi Korea dan Cina juga mempunyai kepercayaan yang sama. Naga penjaga arah timur, burung api penjaga arah selatan, kura-kura hitam penjaga arah utara, dan macan putih penjaga arah barat. Keempatnya sama, hanya nama mereka saja yang berbeda di tiap negara. Namun, wujudnya tetap sama yaitu naga, burung api, kura-kura hitam yang tubuhnya dililit ular putih (ada yang digambarkan hitam juga), dan macan putih.



Dalam film ini, empat penjaga arah mata angin adalah segel untuk mengurung tubuh asli Ular Bencana di Kota Kekaisaran. Qing Ming bertanggung jawab membangkitkan naga. Sedang, Bo Ya memiliki tanggung jawab atas kura-kura hitam. Master Long Ye (Jessie Li), satu-satunya master perempuan bertugas membangkitkan kekuatan macan putih.



Sedang yang bertugas membangkitkan burung api adalah Master He Shou Ye (Wang Duo) yang tak lain adalah master yang bertugas di istana untuk melindungi Ratu.




Di film ini Wang Duo keren banget. Ia memerankan dua karakter sekaligus yaitu Guru Zhong Xing dan Master He Shou Ye. Awalnya saya bingung kenapa Qing Ming kaget waktu Master He Shou Ye nongol. Ternyata emang wajahnya sama ama Guru Zhong Xing.



Emang bikin bingung sih sejak para master masuk istana. Walau harus bekerja sama, mereka malah saling mencurigai. Terlebih sejak salah satu master senior ditemukan tewas di kamarnya. Semua master saling memasang mata-mata dan saling mencurigai. Termasuk Qing Ming dan Bo Ya. Mata-mata Qing Ming berupa kertas mantra yang berfungsi sebagai mata, sedang mata-mata Bo Ya adalah lonceng yang berfungsi sebagai telinga. Yang paling unik mata-mata Long Ye, yaitu serangga beracun.



Karakter Long Ye ini keren walau nongolnya sebentar-sebentar saja. Dia yang demen tidur di atas kayu penyangga bangungan mengingatkan saya pada karakter Bibi Naga Kecil di drama Cina kuno, Yoko. Kalau Bibi Naga Kecil tidur di atas seutas tali, Long Ye di atas kayu bangunan istana.



Walau di awal bikin bingung, semua teka-teki dijawab di akhir cerita. Itu jenazah Long Ye kenapa berkedip ya di ending? Apakah pertanda akan ada sekuelnya? Semoga aja. Karena filmnya keren! Hehehe.

Film ini dipenuhi visual sempurna. Para roh penjaga kagak ada yang jelek. Tampan semua! Keren semua! Apalagi aksi mereka waktu bertarung. Uh! Keren banget. Bener yang dikatakan Tunjung, sekali siluman berjanji mengabdi setia, ia akan tetap setia sampai ajal menjemput. Nggak rela para roh penjaga Qing Ming berkorban untuk melindungi Qing Ming. Heuheuheu.








Bo Ya waktu jadi roh penjaga mewakili burung api keren!!! Aduh second lead male emang selalu menggoda. Kekeke. Siapa yang bisa menolak pesonanya coba?






Selain Long Ye, karakter utama wanita yaitu Putri Zhang Ping (Olivia Wang) juga sangat memesona. Wajahnya ayu dan selalu sendu.




Oya, momen yang bikin saya agak ngeri ketika Qing Ming berusaha menolong Putri Zhang Ping. Silumannya bikin merinding euy!


Saat semua teka-teki terjawab, nyesek euy! Kisah cinta ndak melulu manis. Ada yang sangat tragis, kayak kisah Putri Zhang Ping ini. Heuheuheu.

Film ini the best! Tentang Ular Bencana membuat saya jadi teringat film Jepang Laughing Under the Clouds.


Kalau ditanya minusnya apa, eum... mungkin di awal hingga pertengahan yang lumayan membingungkan hingga membuat waktu terasa begitu lama. Tapi, setelah ditonton hingga selesai, worth it lah ngabisin waktu dua jam lebih buat nonton. Over all, bagus. Banyak vitamin karena visual para pemerannya. Hehehe.

Oya, di awal saya dibuat terkesima dengan pembukaan berupa kalimat singkat ini.


Nama adalah mantra terpendek di dunia.


Lalu, di ending dibuat takjub dengan kalimat apik tentang Qing Ming dan Bo Ya.


Qing Ming bersinar terang bagai bintang, busur Bo Ya melesat dengan riang.


Emang sih Bo Ya jadi 'busur' bagi Qing Ming saat berperang melawan Ular Bencana yang bangkit. Berkat Bo Ya juga Qing Ming akhirnya menemukan arti hidupnya dan menyempurnakan ilmu yang ia pelajari dari Guru Zhong Xing.



Sekian ulasan dari saya. Film ini saya rekomendasikan untuk ditonton. Mohon maaf jika ada salah kata. Semoga bermanfaat. Selamat menonton.


Sumber poster: My Drama List.

Sumber foto: My Drama List dan screenshot pribadi.



Tempurung kura-kura, 28 Februari 2021.

- Kurayui -

You Might Also Like

0 komentar

Total Pageviews