Teror Menyerang Markas Kedua

19:45

 Teror Menyerang Markas Kedua



Katanya, pada setiap tempat, di mana pun itu pasti ada makhluk tak kasat mata yang turut menghuninya. Baik itu rumah yang selalu dihuni setiap hari. Karena, manusia dan makhluk tak kasat mata memang hidup berdampingan di dunia fana ini. Jadi, jika kamu pikir rumahmu aman tanpa adanya 'penghuni lain', coba pikirkan ulang.


Namun, sebagai makhluk Tuhan yang sempurna, kita tidak perlu takut akan keberadaan makhluk tak kasat mata yang mungkin saja berada di sekitar kita. Layaknya hidup berdampingan dengan sesama manusia, saling menghormati adalah salah satu cara agar hidup berdampingan bisa berjalan damai dan harmonis. Demikian pula bagaimana kita hidup berdampingan dengan makhluk Tuhan yang tak kasat mata.


Dalam tur kali ini, aku akan membawa kalian berjalan-jalan, sejenak keluar dari markas utama Sarang Clover. Tentu saja masih bersama penghuni Sarang Clover yang lain. Tur kita hari ini adalah mengunjungi markas kedua Sarang Clover.


Kalian siap? Baiklah! Mari kita mulai tur kita hari ini.



Minggu, 21 Februari 2021. Karena ini adalah hari Minggu setelah tradisi Jumat Legi, aku melaksanakan ritual rutin setiap bulan yaitu mengunjungi makam kakek, nenek, dan sanak saudara yang sudah meninggal. Nyekar ke makam setiap Kamis Kliwon - Jumat Legi sudah menjadi tradisi yang diwariskan secara turun temurun di tempat kami. Namun, karena di dua hari tersebut kami harus menjual kembang, maka kami selalu melakukannya di hari Minggu pagi. Pun demikian pada hari Minggu pagi di bulan Februari ini.


Seperti biasa, aku pergi ke makam pagi-pagi sekali, lalu pulang ke markas kedua untuk menghabiskan hari Minggu. Beberapa penghuni Sarang Clover kadang pun turut datang ke markas kedua. Hari yang sering menjadi momen day out buatku. Seharian aku akan menghabiskan waktu di markas kedua atau kadang pergi keluar entah ke mana dan baru kembali pada malam harinya. Untuk hari itu, aku sudah membuat jadwal yaitu akan membuat konten di masak-masak di markas kedua. Kebetulan baru dapat resep masakan mudah berbahan mie instan di Youtube dan ingin mempraktekkannya. Jadi, mumpung di markas kedua,  aku berniat praktek di sana.


Ketika kembali dari makam, memasuki markas kedua, aku disambut dengan wangi dupa. Ah, pasti Tunjung sudah datang, batinku. Benar sekali, ternyata Tunjung sudah datang dan dia lah yang menyalakan dupa di markas kedua. Kutanya, katanya biar harum saja. Padahal aku sudah paham pasti dupa itu dibakar untuk 'penyambutan' para tamu yang mungkin saja akan mampir ke markas kedua. Karena, hari itu Nyai pun akan datang ke markas kedua. Jadi, nggak heran kalau nantinya bakalan ada 'tamu tak kasat mata' yang mampir ke markas kedua.


Baik Nyai atau Tunjung tidak memberi pesan khusus ketika aku pamit untuk mulai membuat konten. Dibantu Rara, aku mulai menyiapkan segala keperluan untuk membuat video. Selama proses lancar, bahkan ketika kami ditinggal berdua saja di markas karena yang lain memiliki keperluan keluar. Selama proses memasak hingga sampai pada perekaman video review di awal aman. Penghuni yang lain kembali saat kami mulai membuat video review. Di tengah review, ada kejadian yang tidak bisa aku bagi di sini dan membuat proses perekaman harus dihentikan.


Selesai membersihkan semua peralatan, aku duduk bergabung di kamar belakang bersama yang lain. Karena luang, aku mengecek hasil rekaman video. Ketika melihat thumbnail video yang berwarna hijau, ada perasaan aneh. Kok ndak biasanya thumbnail muncul begitu. Semakin penasaran langsung aku klik dan tragedi terbongkar. Video proses memasak gagal total!


Aku tercenung menatap layar ponselku. Proses pembuatan video cukup memakan waktu, tapi hasilnya gagal total. Bahkan proses review pun tidak berjalan lancar. Rasanya pekerjaan selama setengah hari sia-sia. Karena konsep hari itu aku memilih lebih fokus ke proses memasak daripada review hasil masakannya. Namun, dalam hati aku menghibur diriku sendiri dengan meyakinkan bahwa pasti videonya masih bisa diedit. Pasti ada jalan!


Karena insiden itu, beberapa penghuni Sarang Clover menggoda Rara dengan mengatakan, mungkin saja Rara nggak ikhlas saat aku minta bantuan dia untuk jadi kameramen. Membuat Rara sempat sewot. Aku tahu itu bukan kesalahan Rara. Sebelumnya pun selalu Rara yang jadi asisten dalam proses pembuatan video.


Tiba waktu istirahat siang, aku dan Rara memilih rebahan saja di kamar depan markas kedua. Yang lain ada yang tidur, ada yang duduk ngobrol di ruang tengah. Berdua saja, Rara kembali membela diri atas tuduhan jika gagalnya rekaman karena ulahnya. Lalu, kami diskusi untuk memesan makanan dan membuat video makan-makan. Akhirnya kami sepakat pesan makanan secara online untuk membuat video baru.


Pesanan datang pada sore hari. Penghuni yang lain asik nongkrong di teras markas kedua, sedang aku dan Rara langsung ke kamar belakang dan mempersiapkan perekaman video kedua. Selama proses aku lupa tentang insiden pagi harinya. Baru setelah rekaman selesai teringat insiden itu dan jadi parno sendiri. Ketika mengecek hasil rekaman, alhamdulillah video aman.


Kamis, 25 Februari 2021. Kamis malam aku cukup luang. Karenanya aku gunakan waktu untuk mengecek sekaligus mengedit kasar hasil rekaman pada hari Minggu. Alhamdulillah video masak-masak masih bisa diedit. Lanjut ke video review makanan yang kami pesan online.


Awalnya nggak ada yang aneh. Hingga sampai pada bagian saat aku dan Rara sedang ngobrolin toping makanan yang kami review. Tiba-tiba terdengar suara seseorang berdeham. Karena merasa ada yang aneh, aku ulang bagian itu berulang-ulang untuk memastikan suara itu. Ternyata aku nggak salah dengar. Emang ada suara orang berdeham yang ikut kerekam. Anehnya lagi suaranya sangat mirip dengan suaraku. Padahal aku perhatikan dalam video, aku sedang sibuk mengunyah makanan dalam mulutku saat suara dehaman itu muncul. Seandainya itu aku, harusnya gerakan mulutku saat mengunyah makanan berhenti. Karena setelah aku praktekkan, aku nggak bisa tetap mengunyah sembari berdeham. Aku nggak bisa mengunyah makanan dalam mulutku dan berdeham dalam waktu bersamaan.


Merasa ada yang aneh, aku memanggil Rara untuk memastikan. Awalnya Rara membantah dan yakin jika suara dehaman itu adalah suaraku. Setelah menonton ulang dan turut mempraktekkan mengunyah makanan sambil berdeham yang ternyata nggak bisa, Rara mulai merasakan bulu kuduknya meremang. Ia memintaku menghentikan aktivitas mengedit video karena malam Jumat.


Setelah yakin jika itu bukan suaraku dan diamini Rara, aku menghubungi Tunjung. Sama seperti Rara, Tunjung memintaku menghentikan editing video karena malam Jumat. Tapi aku yang sedang berada di puncak semangat mengabaikan hal itu. Niatnya hanya memotong bagian yang aneh itu dan menyimpannya, lalu akan aku tunjukkan pada Tunjung keesokan harinya. Di tengah proses tiba-tiba kepalaku sakit tak tertahankan. Aku mengabaikannya dan tetap mengedit hingga video berhasil tersimpan. Lalu, aku tepar karena tak kuat menahan rasa sakit yang menghujam kepalaku.


Jumat, 26 Februari 2021. Jumat menjelang siang, Tunjung datang ke markas dan aku langsung menunjukkan video yang sudah kusimpan. Aku penasaran! Suara siapa itu?


Awalnya Tunjung mengira itu suaraku. Sama seperti Rara ketika pertama melihat video itu. Lalu, setelah aku jelaskan, dan ia menonton berulang-ulang, baru ia mengiyakan jika suara dehaman itu bukan suaraku.


Sabtu, 27 Februari 2021. Hari Sabtu pagi, aku membagikan video suara dehaman ke grup WhatsApp Sarang Clover. Awalnya hanya Rara yang merespon, sedang yang lain adem ayem. Lalu, Mbak Menur mengirim pesan japri. Dia yang pertama menyadari jika keanehan di video itu adalah suara dehaman yang mirip suaraku. Kata Mbak Menur, suaranya ngeri karena lebih berat dari suaraku. Penghuni yang lain baru menyadari setelah aku membongkar keanehan dari video tersebut.


Tunjung pun meminta maaf, karena hari itu, saat aku membuat video konten memasak di markas kedua, dia tak memperingatkan padaku jika banyak 'tamu' yang datang dari pagi hingga malam. Dia lupa tak memintaku untuk bilang 'permisi' dulu pada 'para tamu tak kasat mata' yang datang ke markas kedua sebelum membuat video. Alhasil video proses memasak gagal total. Dan, pada video kedua ada yang berusaha menunjukkan 'kehadirannya' di kamar belakang.


Aku tercenung. Selama proses perekaman video, aku dan Rara nggak berbuat hal yang katakanlah nggak sopan. Kami nggak bercanda sama sekali, serius membuat video. Tapi, entah jika bagi 'mereka' tindakan kami dianggap tidak sopan.


Jika kalian ingin melihat rekaman video yang rusak serta suara dehaman, silahkan tonton [OCS] Teror Di Markas Kedua.


Bagaimana tur hari ini? Percaya atau tidak, itu hak kalian. Mohon maaf jika ada salah kata. Terima kasih yang sudah menyempatkan diri mengikuti tur hari ini.


Tempurung kura-kura, 25 Maret 2021.

You Might Also Like

0 komentar

Total Pageviews