Review Novel An Ember In The Ashes
02:21An Ember in the Ashes
Mata-mata pemberontak berkedok budak dan prajurit yang berjuang bersama untuk mendapatkan kebebasan.
Laia dan keluarganya mengalami penyerbuan yang dilakukan prajurit Mask. Darin, kakak Laia, yang diduga sebagai pemberontak ditangkap. Hanya Laia yang berhasil selamat. Demi menyelamatkan Darin, Laia setuju untuk menjadi budak Komandan. Ia membawa misi sebagai mata-mata untuk kaum pemberontak yang berjanji akan membantunya membebaskan Darin. Dalam misi itu, Laia bertemu Elias. Prajurit Mask yang muak dengan kehidupan militer yang keji dan mendambakan kebebasan. Pertemuan Laia dan Elias bukanlah sebuah kebetulan. Nasib keduanya saling berhubungan dan akan berpengaruh pada kelangsungan bangsa mereka.
Beli novel An Ember In The Ashes ini sewaktu Penerbit Spring promo mau terbit. Tapiii terus entah karena apa malah dianggurin lama di dalam lemari buku. Karena males deh pastinya, Kura. Kekeke. Alhamdulillah kelar juga baca sampai habis. Dan saya nyesel baru baca novel ini di tahun 2021. Sedang seri kedunya juga udah terbit dalam versi Bahasa Indonesia. Heuheuheu.
An Ember in the Ashes mengisahkan tentang kehidupan di sebuah negeri bernama Imperium yang berada dalam kekuasaan bangsa Martial yang sangat kejam. Kisah berfokus pada Laia dari bangsa Scholar dan Elias dari bangsa Martial.
Laia adalah gadis merdeka--dalam artian bukan budak--yang hidup bersama kakek, nenek, juga kakak laki-lakinya yang bernama Darin. Karena buku sketsa yang dimiliki Darin, suatu malam rumah Laia diserbu Mask. Mask adalah prajurit milik bangsa Martial yang terkenal keji. Mask membantai kakek dan nenek Laia, serta menangkap Darin. Laia berhasil kabur pada malam penyerbuan. Ia bersembunyi di dalam katakomba dan membulatkan tekad untuk mencari Resistance Scholar, kelompok pemberontak yang menentang kekuasaan bangsa Martial.
Elias adalah prajurit Mask yang akan segera lulus dari pelatihan. Walau seorang prajurit, Elias sangat membenci peperangan. Ia berencana kabur dari Blackcliff--sekolah serta markas bagi prajurit Mask--setelah upacara kelulusan. Walau rata-rata prajurit Mask tak berperasaan, Elias berbeda. Padahal ia keturunan dari klan terbaik di bangsa Martial yaitu Klan Veturius. Saat bayi Elias dibuang di gurun pasir dan kemudian ditemukan bangsa Tribe dan diasuh. Kemudian ia dijemput Augur--makhluk abadi yang disegani di Imperium--dan dibawa ke Blackcliff. Plot twist-nya, Elias ternyata anak dari Komandan Blackcliff.
Dari awal membaca sudah diberi sajian kisah yang saya sebut kejam. Tentang pembantaian keluarga Laia juga eksekusi murid di Blackcliff yang berusaha kabur dan tertangkap. Komandan, walau seorang wanita, sama sekali tak memiliki belas kasih. Membuang anak bayinya di gurun pasir aja tega, apalagi menghukum mati murid yang kabur. Tapi jadi ngeri, karena membayangkan bagaimana proses eksekusi.
Mask adalah prajurit Martial. Digambarkan mereka memang bertopeng perak yang menyatu dengan wajah mereka. Membayangkan ini juga mendadak ngilu. Lagi-lagi Elias beda, walau dia seorang Mask, topengnya nggak bisa menyatu dengan wajahnya. Alasannya karena saat di kamar, dia melepaskan topengnya. Itu alasan kenapa topengnya nggak bisa menyatu dengan wajahnya walau sudah sampai pada hari kelulusan.
Cerita dituturkan dengan menggunakan sudut pandang Laia dan Elias. Walau demikian nggak bikin bingung karena terbagi dalam bab yang berbeda. Laia dan Elias saling bergantian menuturkan kisah mereka. Sudah bisa ditebak, akhirnya dua tokoh utama ini pun bertemu. Awalnya saya menebak Elias dan Laia akan bertemu di Katakomba. Karena Elias berniat kabur menggunakan jalur yang sudah tak pernah dilewati Mask yang berpatroli itu. Sedang Laia saat kabur dari kejaran Mask juga bersembunyi di sana.
Tebakan saya salah. Demi menolong Darin, Laia yang bertemu Resistance dikirim sebagai mata-mata ke Blackcliff. Ia dikirim untuk menjadi budak bagi Komandan agar bisa memasuki Blackcliff dan menjadi mata-mata bagi Resitance. Hidup Laia bak masuk ke kandang singa karena ia harus menghadapi kekejaman Komandan. Di dalam Blackcliff lah Elias dan Laia pertama kali bertemu.
Kisah romansa remaja yang menarik hanya saja latarnya emang keji. Nggak kebayang kalau hidup di Imperium terlebih sebagai bangsa Scholar. Kisah tentang jin dan makhluk astral lainnya juga diselipkan. Augur sendiri saya nangkepnya masuk golongan makhluk astral. Hehehe. Mereka nggak bisa mati, tapi waktu ditikam bisa berdarah juga. Seremnya lagi, Augur ini bisa membaca pikiran manusia. Awalnya saya pikir mereka jahat karena lebih memihak Martial dan Mask yang kejam. Tapi, menjelang ending, malah jadi bersimpati pada kaum Augur.
Love line-nya ada. Kisah antara Elias, Laia, Keenan, dan Helene. Dibanding Laia, entah kenapa saya lebih suka Helene. Kalau cowoknya, lebih suka Elias. Saat Elias bersama Laia dan ngobrol, entah kenapa candaan santai Elias bikin senyam-senyum sendiri waktu membaca.
Awalnya saya nggak tahu kalau novel ini novel seri. Dulu asal sinopsis bagus dan terlebih itu terbitan Haru Grup, pasti beli. Muehehehe. Baru setelah baca, lho ternyata serial, dan setelah nanya Mbah Google, seri kedua udah terbit versi Bahasa Indonesia-nya. Udah penasaran banget padahal. Apakah Laia dan Elias berhasil kabur? Siapa bapak kandungnya Elias? Bangsa Scholar kah? Jangan-jangan Elias dan Laia satu bapak? Dan masih banyak lagi pertanyaan.
Buku terjemahan terbitan Haru Grup emang nggak pernah mengecewakan. Pun demikian dengan novel ini. Membaca review buku seri kedua, katanya di sana bakalan ditambah sama sudut pandang Helene. Jadi makin penasaran. Pengen tahu gimana isi kepala Helene. Tokoh favorit saya di buku seri pertama. Setia pada Imperium, tapi rela mengorbankan dirinya demi orang yang sangat ia cintai. Semoga buku seri kedua bisa segera terbeli. Aamiin.
Sekian ulasan dari saya. Mohon maaf jika ada salah kata. Terima kasih. Semoga bermanfaat.
0 komentar