Review Film Korea The Way Home (2002)

21:40

 The Way Home



Setiap perjalanan akan menyisakan kenangan, baik itu indah atau buruk.


• Judul:

   - Global: The Way Home

   - Romanisasi: Jibeuro

   - Hangul: 집으로

• Sutradara: Lee Jeong Hyang

• Penulis: Lee Jeong Hyang

• Tanggal rilis: 5 April 2002

• Durasi: 80 menit

• Bahasa: Korea

• Negara: Korea Selatan

• Pemeran:

  - Kim Eul Boon: Nenek

  - Yoo Seung Ho: Sang Woo

  - Dong Hyo Hee: Ibu Sang Woo

  - Min Kyung Hyun: Cheol Yee

  - Yim Eun Kyung: Hae Yeon


Sang Woo (Yoo Seung Ho) dikirim ke rumah neneknya yang tinggal di sebuah desa terpencil karena ibunya harus bekerja. Nenek (Kim Eul Boon) tidak bisa bicara, ia menyambut kedatangan Sang Woo dan menerimanya untuk tinggal bersama. Sang Woo sangat membenci neneknya dan segala sesuatu tentang desa tempat ia akan tinggal. Namun, ketika sang ibu kembali datang untuk menjemputnya pulang, Sang Woo merasakan sesuatu yang janggal di dalam dirinya.


Walau udah nonton beberapa film dan drama Yoo Seung Ho, saya nggak tahu tentang film ini. Sampai Mbak Khusnul mengirim link Youtube yang ternyata adalah link dari film The Way Home. Katanya, "Bagus. Silahkan ditonton dan di review." Film ini bakalan jadi film kedua Yoo Seung Ho saat masih jadi aktor anak-anak yang saya tonton setelah Heart Is.


19 tahun berlalu nggak membuat film ini jadi semacam nggak layak buat ditonton. Bahkan seharusnya ditonton karena kisahnya menghangatkan hati. Bahkan saya menangis di bagian akhir. Heuheuheu. Menonton film ini membuat saya teringat almarhumah nenek saya. Karena masa kecil saya sering saya habiskan bersama mendiang nenek, saya bisa merasakan bagaimana hangatnya kasih Nenek (Kim Eul Boon).



Adegan-adegan yang disajikan membuat saya bernostalgia, kembali mengingat masa kanak-kanak di rumah mendiang nenek. Bagaimana Nenek memperlakukan Sang Woo. Berusaha menuruti keinginan sang cucu. Ya Allah, nenek saya banget. Mungkin semua nenek bakalan seperti ini ke cucunya, karena ibu saya pun demikian ke kedua cucunya. Jadi keinget waktu malam-malam kebelet pipis, karena di rumah nenek dulu nggak ada kamar mandi, jadi kalau kebelet pipis harus ke sungai yang jaraknya butuh sekitar 7 menit berjalan kaki. Dengan sabar nenek nganterin, padahal udah jam 1 malam. Sampai ketemu maling. Hiks!

Sama dengan Nenek Sang Woo, Emak--nenek saya--dulu juga berjualan di pasar. Sebelum berangkat ke pasar, satu piring rawon legend selalu tersedia plus uang saku untuk saya. Biasanya Emak makan dua sendok rawon di bagian sambelnya, lalu seluruhnya untuk saya. Bukannya ndak doyan pedes, dulu saya benci banget ama kecambah atau tauge mentah. Sambal di rawon legend selalu dicampur taoge mentah. Jadi Emak ambil bagian yang saya nggak suka. Tuh, kan jadi nostalgia. Ini mau review apa mau nostalgia sih, Kura!



Intinya, cerita dalam film ini tuh simpel banget. Sesuai ama realita, bagaimana nenek ke cucu dan bagaimana sikap anak umur 6 tahun yang awalnya tinggal di kota dengan segala kemudahan dan kemewahan, lalu tiba-tiba harus tinggal di desa yang super pelosok.

Sikap Sang Woo (Yoo Seung Ho) emang bikin sebel. Saya pun pengen jitak itu bocah tengil. Tapi, nggak nyalahin juga. Bisa jadi selama di Seoul dia dimudahkan, dituruti apa aja maunya ama emaknya. Trus ngalamin culture shock waktu harus pindah ke desa pelosok dan yang namanya anak-anak umur 6 tahun pasti berontak. Maunya dituruti tanpa mau tau gimana rempongnya neneknya.



Mungkin omma-nya Sang Woo juga nggak ada pilihan selain nitipin anaknya ke ibunya yang udah sepuh banget. Bikin gemes juga nih mamaknya Sang Woo. Dateng-dateng buat nitip anak. Melihat perlakuan Sang Woo ke emaknya, ini bocah emang rada ndablek deh.



Selalu ada teman baru di tempat baru. Sang Woo pun sebenernya udah dapat teman baru si Cheol Yee, tapi doi egonya tinggi dan ga mau temenan. Tapiii kecil-kecil udah berani naksir cewek, waktu doi ketemu Hae Yeon. Wkwkwk. Cinta monyetnya bocil. Cheol Yee dewasa banget sikapnya.



Walau Sang Woo nyebelin banget, si bocil tengil ini pelan-pelan akhirnya bisa membuka hati dan merasakan bagaimana sayangnya si nenek. Sumpah liat pengorbanan nenek buat Sang Woo bikin dada ampek sampai mewek.



Selain menggambarkan kehidupan bocil tengil, kehidupan ala lansia pun disajikan. Nenek termasuk tipikal orang yang care, walau dia punya kekurangan yaitu bisu. Nenek punya teman yang selalu merindukan kunjungannya. Interaksi Nenek ama temannya di pasar ini beneran kayak realita kehidupan nenek-nenek di sekitar saya. Menggambarkan kehidupan masyarakat desa yang sederhana, rukun, dan suka saling membantu.



Cerita sederhana yang menyentuh dan menghangatkan hati. Teman-teman yang dulunya, masa kecilnya pernah tinggal ama nenek, wajib nonton drama ini. Durasinya juga nggak panjang banget kok.



Sekian ulasan dari saya. Mohon maaf jika ada salah kata. Terima kasih. Semoga bermanfaat. Selamat menonton.


Sumber poster dan foto: Hancinema


Tempurung kura-kura, 08 Agustus 2021.

- Kurayui -

You Might Also Like

0 komentar

Total Pageviews