Review Film Korea Midnight (2021)
19:37Midnight
Jika kau memindahkannya, kau akan mati!
• Judul:
- Global: Midnight
- Romanisasi: Midnight
- Hangul: 미드나이트
• Director: Kwon Oh Seung
• Writer: Kwon Oh Seung
• Tanggal rilis: 30 Juni 2021
• Durasi: 114 menit
• Distributor: TVING
• Bahasa: Korea
• Negara: Korea Selatan
• Pemeran:
- Jin Ki Joo: Kyeong Mi
- Wi Ha Joon: Do Sik
- Park Hoon: Jong Tak
- Gil Hae Yeon: Ibu Kyeong Mi
- Kim Hye Yoon: Se Jeong
Kyeong Mi (Jin Ki Joo) gadis tuna rungu yang bekerja menjadi konselor bagi pelanggan bisu tuli di sebuah call center. Suatu malam, saat pulang dari bekerja, ia menemukan gadis sekarat di sebuah gang gelap. Kyeong Mi berusaha menyelamatkan gadis itu, tapi nyawanya sendiri terancam karena Do Sik (Wi Ha Joon) si pembunuh berantai menyaksikan aksi Kyeong Mi yang berusaha menolong korbannya. Do Sik pun mengejar Kyeong Mi untuk dijadikan target berikutnya. Di tengah keterbatasannya, Kyeong Mi berusaha menyelamatkan diri dari Do Sik.
Film ini muncul di beranda sebagai salah satu film horor 2021 yang direkomendasikan untuk ditonton. Saat membaca sinopsisnya, saya tertarik. Tapi, karena berkisah tentang pembunuhan, saya sempat ragu. Takutnya ntar sadis banget adegannya. Tapi, karena tadi saya menemukan potongan videonya di Instagram, akhirnya saya memutuskan untuk menonton. Warning! Buat yang lagi stres, hindari nonton film ini. Kalau tidak, bahaya! Stres Anda bisa semakin menjadi. Kekeke.
Izinkan saya menghela napas panjang dahulu. Huft.... Pertama, saya bersyukur karena adegan yang disajikan dalam film ini tidak terlalu sadis. Walau di awal udah disajikan adegan bunuh-bunuhan. Lanjut! Sepertinya bakalan aman-aman saja.
Adegan dibuka dengan seorang gadis yang baru saja pulang lembur dan gagal mendapatkan taksi terakhir. Tiba-tiba muncul seorang pria tampan--Do Sik (Wi Ha Joon)--yang menawarinya tumpangan. Gadis itu menolak, karena ia tak mengenal pria itu. Saat si gadis usai menelpon, ia mendengar suara pria memanggilnya. Saat menoleh, ia menemukan pintu mobil terbuka. Begonya, bukan segera menjauh, si gadis malah mendekat. Jadilah dia diseret masuk ke dalam mobil dan dihabisi.
Yap! Di awal udah dikasih liat psikopatnya siapa yaitu Do Sik yang diperankan Wi Ha Joon. Sepertinya film ini jadi ramai dibicarakan karena ada Wi Ha Joon yang lagi naik daun setelah turut urun peran dalam drama Netflix Squid Game yang viral di mana-mana termasuk di Indonesia. Cek bio, ternyata Wi Ha Joon turut urun peran di film Lee Je Hoon yang berjudul Anarchist from Colony. Tapi, saya kok nggak ngeh doi yang mana ya. Timnya Park Yeol kah? Trus, disebut juga jadi salah satu pemeran di film Miss & Mrs. Cops. Setelah baca ulang review-nya, ternyata saya dibuat sebel ama karakter yang dia perankan di sana.
Protagonis dalam film ini bernama Kyeong Mi (Jin Ki Joo). Gadis tuna rungu yang bekerja di sebuah call center khusus untuk pelanggan bisu tuli. Kyeong Mi memiliki paras yang ayu, membuat beberapa pria di kantornya mengaguminya. Sayangnya, karena Kyeong Mi tuna rungu, banyak orang yang sering salah paham pada apa yang hendak disampaikannya.
Kyeong Mi dan ibunya (Gil Hae Yeon) berencana akan berlibur ke Pulau Jeju. Malam itu, seperti biasa Kyeong Mi menjemput sang ibu usai bekerja. Sesampainya di dekat hunian, Kyeong Mi meminta sang ibu menunggu, sedang ia akan memarkirkan mobil mereka. Momen inilah yang menarik perhatian Do Sik yang malam itu lagi cari mangsa buat dibunuh. Do Sik nargetin ibunya Kyeong Mi buat jadi korban.
Setelah milih-milih senjata buat mengeksekusi mamaknya Kyeong Mi, pas mau beraksi, eh ada cewek cakep lewat, Se Jeong (Kim Hye Yoon) yang malam itu baru balik dari kencan buta. Liat Se Jeong yang lengah, Do Sik mengubah target dan menyerang Se Jeong.
Entah sengaja atau nggak, Se Jeong nggak langsung dibikin mati ama Do Sik. Ditinggalin di gang gelap, sementara doi milih-milih alat lagi di mobilnya. Saat itulah Kyeong Mi nongol dan Se Jeong nglempar sepatunya yang mendarat tepat saat Kyeong Mi melintas di depan gang gelap. Dari dalam mobilnya, Do Sik mengawasi dan berbisik, "Jika kau memindahkannya, kau akan mati!"
Kalau saya jadi Kyeong Mi, mungkin bakalan lari menjauh. Nggak masuk akal aja, dari lorong gelap tetiba nongol sepatu putih berhak tinggi. Ngeri. Tapi, Kyeong Mi emang baik. Setelah sepatu kedua dilempar, doi masuk gang dan nemuin Se Jeong yang berdarah-darah. Dari momen itulah bencana melanda hidup Kyeong Mi.
Waktu baca komentar di kolom review di AsianWiki, saya kembali meragu, nonton kagak. Review-nya banyak yang nggak bagus daripada yang bagus. Kebanyakan yang membuat penonton tetap tinggal adalah Wi Ha Joon. Tapi nggak sedikit yang memilih pergi setelah nonton sampai pertengahan. Setelah nonton sampai habis, saya jadi paham kenapa ada cukup banyak komentar buruk. Itu juga yang jadi alasan kenapa di atas saya nulis yang lagi stres mending nggak usah nonton film ini. Ntar niatnya nonton biar dapat hiburan, tapi malah makin stres. Muehehehe.
Tapi ini tergantung selera dan sudut pandang penonton juga sih. Mengesampingan pesona Wi Ha Joon lho ya! Saya akui, akting dua pemeran utama apik banget. Wi Ha Joon sukses menampilkan Do Sik yang seorang psikopat bermuka dua. Tampan dan rapi juga terlihat sopan, tapi di balik itu ada sisi buas. Keinginan untuk membunuh dan membunuh. Nggak ada sebab, pokoknya malam ini harus membunuh. Do Sik tipikal pembunuh berantai yang demen membuat korbannya mati dengan berdarah-darah. Karena dikasih liat di dalam mobilnya ada banyak alat yang bisa menghasilkan korban bermandikan darah. Untungnya adegan Do Sik mengeksekusi korban kagak dikasih liat. Mungkin kalau dikasih liat secara gamblang, saya nggak bakalan nonton. Sebenernya saya ngarep bakalan ada adegan yang menjelaskan kenapa Do Sik jadi pembunuh berantai. Misal masa lalunya yang tertindas hingga jadi dendam. Tapi nggak ada. Nggak papa lah. Terkadang psikopat emang nggak punya alasan buat membunuh, yang penting mereka senang dan puas.
Akting Jin Ki Joo yang jadi gadis bisu tuli juga apik banget. Satu paket apiknya sama mamanya. Mamanya Kyeong Mi ini kalau nunjukin ekspresi bagus banget. Dari awal feeling-nya juga tepat soal Do Sik. Tapi, Kyeong Mi terlalu ber-positive thinking bahwa Do Sik orang baik. Duo ibu anak ini nggak lepas dari makian penonton yang kecewa. Pada ngatain bodoh.
Seperti adegan di kantor polisi saat Do Sik tetiba nyerang Jong Tak (Park Hoon), oppa-nya Se Jeong yang melaporkan hilangnya Se Jeong. Penonton yang kecewa menyebut Kyeong Mi dan ibunya bodoh karena nggak langsung bilang ke polisi yang bertugas bahwa Do Sik lah pelakunya. Saya nggak setuju sama hal ini. Nurut saya, masih masuk akal karena Kyeong Mi dan ibunya dalam kondisi syok. Yang nggak masuk akal itu kenapa polisinya dengan gampang lepasin Do Sik. Langsung setuju aja kalau Do Sik korban. Apakah Do Sik punya ilmu gendam atau hipnotis hingga buat polisi langsung percaya kalau dia korban penyerangan Jong Tak, bukan pelaku yang memicu pertengkaran. Trus, gemesnya itu... moso di dalam kantor polisi nggak ada CCTV?? Di jalan sepi aja ada, moso di dalam kantor polisi nggak ada. Kan kayak nggak masuk akal.
Oya, waktu Kyeong Mi neken tombol di bawah CCTV, jadi keinget vlog-nya Kak Yannie Kim tentang CCTV dan tombol panggilan darurat di jalan-jalan gelap dan sepi. Sayangnya respon polisinya yang kurang tanggepin kayak kurang tanggep aja. Liat Kyeong Mi ama emaknya panik, masih ditanya ada apa. Atau emang prosedurnya di sana gitu ya?
Yang nggak masuk akal lagi adalah saat Kyeong Mi dan emaknya dah balik ke rumah. Setelah Kyeong Mi main kejar-kejaran dan hampir dibunuh, bisa-bisanya dia santai like fine-fine aja sebelumnya. Ada orang gedor-gedor tengah malam malah dibukain. Walau untungnya yang gedor-gedor bosnya emaknya. Kalau saya mah mending nggak usah bukain pintu. Orang psikopatnya belum ketangkep. Tapi ya itu tadi, Kyeong Mi santuy banget. Ya bisa jadi mikirnya aku aman karena udah ada di rumah, tapi moso iya perasaan was-wasnya nggak ada sama sekali.
Saya takjub ama teknologi di Korea. Majunya teknologi mempermudah hidup orang tak normal seperti Kyeong Mi. Di rumahnya ada lampu-lampu yang menyala jika terdeteksi ada suara. Momen yang nurut saya apik, saat Kyeong Mi asik SMS-an sedang ada Do Sik dekat di belakangnya. Gemes ama Kyeong Mi. Tapi namanya juga tuna rungu, jadi kagak denger. Kalau masuk ke dunia Kyeong Mi dan ibunya tuh hening banget. Mereka asik dengan dunia mereka sendiri yang hanya mereka yang paham.
Adegan kejar-kejaran Kyeong Mi ama Do Sik jadi bikin keinget film Midnight Runner. Lumayan tegang, tapi ngeselin juga. Terlebih saat Jong Tak nongol. Kirain bakalan nolong Kyeong Mi duluan. Nyatanya malah pergi. Dia ini polisi, tapi kaya bego aja. Semua polisi di film ini bego dah perasaan. Masa iya kagak ada naluri detektif sama sekali gitu, percaya aja ama omongan si psikopat. Mungkin beneran ini Do Sik punya ilmu gendam, jadi korbannya pada iya iya aja nuruti kata dia. Walau sayang banget ama adiknya, tindakan Jong Tak kayak nggak masuk akal aja.
Ada yang komentar, ngarep Do Sik ama Kyeong Mi saling jatuh cinta. Jujur waktu Kyeong Mi berusaha ngomongin isi kepalanya di depan Do Sik, saya pun sempet ngarep plot twist-nya Do Sik jadi iba dan jatuh cinta. Lalu, mereka kabur bareng ke Pulau Jeju. Hidup bahagia bertiga. Ternyata nggak. Wkwkwk. Tapi plot twist di ending membuat saya merasa puas dan terhibur usai diajak muter-muter nggak karuan. Emang sih si psikopat mati dengan cara nggak gampang, hampir sama kayak psikopat di film kebanyakan. Cuman ini kayaknya si polisi gegabah banget setelah nembak kaki Do Sik. Bukannya bisa nembak tangan dia yang pegang pisau aja kan? Tapi malah diberondong peluru Do Sik-nya.
Akting para pemeran apik banget. Sayangnya banyak adegan nggak masuk akal yang bikin film ini jadi membosankan bagi sebagian orang bahkan terkesan konyol. Kalau saya sebel iya, tapi film ini lumayan menghibur. Bagi saya lho ya. Kecuali adegan di kantor polisi dan tindakan polisi-polisinya, saya masih bisa memaklumi kenapa para karakter melakukan hal itu.
Jangan terpaku pada review saya ya. Bisa jadi film ini justru menarik bagi shi-gUi. Sekian ulasan dari saya. Mohon maaf jika ada salah kata. Terima kasih. Semoga bermanfaat dan selamat menonton.
Sumber poster dan foto: Hancinema dan koleksi pribadi.
Tempurung kura-kura, 29 September 2021.
- Kurayui -
0 komentar