Parno Hidung Tiba-tiba Sakit, Khawatir Sinusitis Kambuh

05:29

 Cara Mengatasi Hidung Sakit Saat Flu Menyerang


(Sumber foto: Pixabay)

Kejadian tidak biasa yang muncul saat tubuh dalam fase monster selalu menjadi tantangan luar biasa untuk ditaklukan. Bulan Juni fase monster lebih ringan dibanding bulan Mei. Ah ya, lupa belum menceritakan fase monster di bulan Mei yang bikin saya auto mikir tobat buat terapin pola makan alkalin secara ketat lagi. Tobat belum sepenuhnya karena belum 100% ketat menerapkan pola makan alkalin, tapi alhamdulillah sedikit perubahan membuat fase monster di bulan Juni terasa lebih ringan.


Setiap orang pasti punya fase monster dan fase angel masing-masing. Fase angel saat kondisi tubuh benar-benar baik, tanpa keluhan dan fase monster saat tubuh banyak keluhan. Pada cewek, fase monster datang sebulan sekali ketika akan menstruasi, saat menstruasi, bahkan setelah menstruasi. Alasan ini yang menjadikan fase monster cewek lebih panjang daripada cowok. Sebelum divonis GERD udah terbiasa menandai fase bulanan secara manual di kalender karena kalau mens selalu sakit, nggak nyangka kebiasaan itu membantu banget saat proses sembuh dari GERD. Dengan adanya catatan itu jadi lebih tenang ketika tubuh terasa nggak jelas dan cek kalender ternyata emang lagi fase monster, fase alami yang harus dijalani setiap bulan sehingga bisa mengambil langkah untuk meredakan keluhan yang mengganggu.


Alhamdulillah fase monster pada bulan Juni tidak begitu mengganggu aktivitas hingga muncul gejala tidak biasa di hari kelima menstruasi berupa hidung bagian luar tengah sakit. Karena lagi mens, awalnya saya mikir mungkin mau ada jerawat tumbuh, sebab muncul jerawat segede gaban di dagu yang sakitnya juga minta ampun. Barengan dengan munculnya rasa sakit di hidung, tubuh mulai merasa nggregesi, meriang, hidung pengar dan bersin-bersin. Nggak kaget juga karena lagi pergantian musim, di rumah Ibu juga bapil. Walau udah melakukan tindakan pencegahan--makan cukup dengan lalap bawang merah dan bawang putih sekali sehari selama tiga hari, istirahat cukup, banyak minum air putih, bahkan minum vitamin C dosis tinggi--biar nggak ketularan, kalau udah dapat jatah sakit dari Tuhan ya ndak bisa nolak. Karena nggak mau tumbang mengingat tugas hari Minggu padat, Jumat malam minum Demacolin untuk meredakan gejala.

Sabtu rasa sakit di hidung makin terasa, pas ngaca nggak ada tanda-tanda jerawatnya nongol. Meriang, pengar, dan bersin-bersin masih, ditambah hidung mampet. Yakin deh ini gejala flu, sepertinya emang ketularan bapil dari Ibu, pede banget diagnosis diri sendiri. Heuheuheu. Habis kebiasaan flu kan gitu, kalau ada satu orang di rumah kena, bisa menulari yang lain. Hari Sabtu siang lanjut minum Demacolin, pagi nggak minum takut ngantuk di kerjaan, jadi minum siang sama malam aja.


Hari Minggu sakit di hidung makin kerasa, pas dicek lagi-lagi tidak ada tanda jerawat nongol. Padahal kalau emang jerawat ya, di hari kedua pasti udah nongol. Keluhan meriang dan kawan-kawannya juga masih ada, walau begitu alhamdulillah bisa menjalankan tugas hari Minggu dengan lancar. Sehabis mandi dan keramas, hidung makin buntu. Maklum udah masuk musim mbediding, jadi hawa dingin dan air juga berasa dingin kayak lelehan es. Selebihnya hari Minggu saya habiskan untuk rebahan sembari nonton. Minggu malam sakit di hidung semakin parah, jadi memutuskan untuk tidur lebih cepat berharap esok kondisi lebih baik. Minum Demacolin masih.


Hari Senin adalah puncak kepanikan. Rasa sakit di hidung semakin menjadi. Oya, kelupaan, karena tidak ada tanda-tanda jerawat muncul, pada hari Minggu malam sebelum tidur saya sempat liat bagian dalam hidung, pakek senter dan kaget karena gundukan daging--maaf saya nggak tahu namanya apa--di hidung kanan membesar dan rongga hidung berwarna merah. Nanya Kelinci yang seorang bidan, katanya nggak papa, bisa jadi ada peradangan karena sedang flu. Saya paham mencari jawaban di Google bukanlah hal bijak, tapiii gatel pengen tahu apa yang sebenarnya terjadi pada hidung. Hasilnya udah bisa ditebak, bikin makin parno. Akhirnya memilih tidur saja.


Balik lagi ke cerita hari Senin. Rasa sakit di hidung makin menjadi, keluhan di badan juga makin kerasa. Parno, overthinking, padahal udah ditenangin sama Kelinci bahkan sampai disamperin ke toko buat melihat kondisi fisik secara langsung, masih aja parno. Terlebih Kelinci bilang, "Ya aneh kok sakitnya di tulang hidung bagian tengah, bukan di sebelah kanan kan hidung yang buntu sebelah kanan."


Terjadilah perang dalam pikiran sendiri. Sejak hari Minggu, kalau dibuat sujud waktu salat, hidung sakit banget. Walau udah pelan-pelan sujudnya, masih sakit. Hari senin makin menjadi sakitnya, bahkan kepala sampai ikutan sakit dan mata terus berair. Makin parno dan overthinking, takut sinusitis kambuh. Tapi kan waktu itu dokter yang udah nanganin aku dari tahun 2013 bilang kalau udah operasi ya udah aman, menyanggah pemikiran sendiri yang mulai parno. Lalu keinget waktu pemeriksaan tahun sebelumnya, dokter mengatakan jika saya mengalami rinitis karena cuaca lagi dingin-dinginnya. Relate sama kondisi saat ini: udah masuk musim mbediding, dan Kelinci juga membenarkan bisa jadi karena cuaca dingin jadi hidung makin mampet. Tapiii karena rasa sakit di hidung dan di kepala makin menjadi, akhirnya kami membuat kesepakatan, kalau hari Selasa kondisi masih sama, memutuskan untuk periksa, biar enak ketemu dokter dan diperiksa langsung serta tepat pengobatannya.


Di tengah keparnoan itu, sempat mengajukan konsultasi dengan dokter melalui aplikasi Mobile JKN. Hasilnya diminta datang ke faskes pertama di jam operasional. Lagian ada-ada aja Kura satu ini, tinggal melangkah, nyebrang doang dari tempat kerja dah nyampek puskesmas malah konsultasi via aplikasi. Hari Senin, puskesmas biasanya ramai dan antri, jadi hari Selasa aja kalau kondisi belum membaik mau periksa.


Karena musim libur sekolah, alhamdulillah hari Senin tidak terlalu berat dan pulang bisa istirahat, tapi masih parno dan bolak-balik intip hidung, karena rasanya kaku dan kayak bengkak padahal nggak. Dalam hati meyakinkan diri sendiri bahwa itu hanya bapil dan kebetulan hawa lagi dingin banget jadi lumayan menyiksa. Di artikel juga disebutkan bakalan membaik dalam waktu 5-10 hari, jadi kalau hari ini lumayan menyiksa, bisa jadi karena puncak dari keluhan. Di artikel juga disebutkan gejala bisa diatasi dengan obat flu. Lalu teringat nama obat yang diresepkan dokter ketika divonis rinitis dan cek kandungannya di Google yang ternyata hampir sama dengan Demacolin. Udahlah, cukup itu aja obatnya, Kura!


Karena masih ada kerjaan, jadi malam harus tetep ngerjain kerjaan yang tertunda. Bodohnya--ini jangan untuk ditiru--udah tahu hidung sama muka sakit kalau buat posisi sujud malah kerja sambil tengkurap, alhasil sakit kepala makin menjadi bahkan sampai mual dan mau muntah. Udahan kerjanya, minum obat, dan tidur. Karena hidung kayak bengkak, akhirnya oles dengan Minyak Matahari FK. Aromanya bikin tenang dan hidung agak plong.


Selasa pagi, bangun terasa lebih ringan. Jika hari Senin terasa sakit banget di bagian tengah hidung, Selasa udah agak mendingan dan rasa sakit lebih berfokus di hidung sebelah kiri. Hidung sebelah kiri juga mampet, sebelumnya kanan, tapi nggak terlalu parah. Kebetulan hawa pagi juga nggak terlalu dingin. Mulai tenang, sakitnya ngikutin hidung yang buntu dan hawa dingin turut memengaruhi. Optimis bahwa bisa sembuh tanpa ke dokter, dan memilih beli vitamin C dosis tinggi daripada ke puskesmas. 5-10 hari aja dan yakin pasti akan membaik. Waktu sujud pun udah nggak terlalu sakit. Kelinci menyarankan untuk pakek inhaler kalau ada. Kebetulan baru beli Fresh Care Smash Matcha, ini sangat membantu.


Hari Rabu rasa sakit di hidung hilang dan hari terakhir minum obat. Alhamdulillah walau sibuk dan harus mandi malam, tubuh oke. Hari Kamis lepas obat dan rasa sakit di hidung hilang sepenuhnya. Alhamdulillah banget. Makan juga mulai terasa enak, padahal sebelumnya hambar. Tapiii karena dah enakan, makan jadi ngawur dan hari Jumat terbangun dengan rasa kurang nyaman di tenggorokan dan badan agak nggreges lagi. Lagian dibilang 5-10 hari eh baru hari keberapa itu enakan dikit udah ngawur mamam dan minumnya! Dasar, Kura!


Berikut ringkasan apa saja yang saya lakukan untuk mengatasi hidung sakit saat flu.


1. Perbanyak minum air putih, makan sehat terutama menu yang hangat seperti sup, perbanyak makan buah dan sayur. Minum bisa ditambah minum hangat seperti jahe seduh ditambah madu, tapi ini selama sakit kemarin saya nggak terapin karena jahe di rumah habis. Heuheuheu.

2. Lalap bawang merah dan bawang putih. Kebiasaan ini saya terapkan sejak pandemi covid, kalau tubuh mulai mengirim sinyal kurang sehat. Cukup satu siung bawang merah dan satu siung bawang putih sekali sehari selama tiga hari atau sampai badan terasa enakan.

3. Minum obat. Biasanya minum obat kalau udah demam, tapi kemarin karena banyak pekerjaan yang harus diselesaikan, jadi walau nggak demam langsung minum obat. Khawatir makin parah dan butuh istirahat lebih lama kalau nunggu badan sampai demam. Saya pilih obat yang saya sebut di atas karena dulu pernah diresepkan itu dan cocok, aman juga ke lambung dan bisa dibeli tanpa resep di apotek. Pernah diresepin merek lain waktu berobat ke puskesmas, eh sehabis minum detak jantung meningkat dan jadi kayak orang bingung, akhirnya balik ke merek awal.

4. Istirahat yang cukup. Walau banyak pekerjaan, jangan memaksakam diri. Tubuh juga butuh waktu untuk ngaso, bukan terus diforsir buat kerja.

5. Walau nggak mandi air hangat nggak papa asal mandinya jangan terlalu sore.

6. Pakai inhaler. Asli ini ngebantu banget mengurangi keluhan hidung mampet dan tenggorokan nggak nyaman.

7. Konsumsi vitamin C dosis tinggi. Sebenernya Kelinci bilang kalau udah KO gitu vitamin C dosis tinggi nggak ngaruh. Makanya saya konsumsi saat udah lepas obat, untuk membantu proses pemulihan.  Saya konsumsi Redoxon sehari satu selama tiga hari.


Sebenarnya bisa melakukan kompres hidung juga dengan handuk hangat untuk meredakan rasa sakit di hidung. Bisa juga membuat uap hangat agar hidung lebih lega. Semoga sharing ini bermanfaat. Mohon maaf jika ada salah kata. Gomawo matur tengkyu.

You Might Also Like

0 komentar

Total Pageviews