Sejarah Qui, Sahabat Kecil Yang Setia Menemani Sejak Tahun 2013

05:58

 Terjawab Sudah Segala Sesuatu Tentang Qui!



Hari Rabu lalu, 17 November 2021, saya gabut banget, manyun di kerjaan karena belum ada customer sama sekali. Daripada manyun, akhirnya otak-atik ponsel, melihat-lihat foto perjalanan ke Kraton Gunung Kawi tanggal 14 November lalu. Mengamati beberapa foto Qui yang nggak lupa ngeksis di Kraton Gunung Kawi dan di Spesial Ikan Bakar Cak Lum. Ini anak kecil sok megaya banget dah. Tapi, belakangan emang males selfie kalau lagi mengunjungi satu tempat. Lebih demen motoin Qui walau kadang hasil fotonya gaje. Kekeke.

Lalu, saya teringat pada misteri tentang Qui ini sebenarnya apa sih. Sejak dapetin dia di tahun 2013, saya masih belum tahu pasti Qui ini kura-kura atau apa. Kalau kura-kura, kenapa dia punya antena? Walau memiliki tempurung, tapi visual badan Qui nggak menggambarkan kura-kura sama sekali. Ini anak kecil sebenernya apa sih? Udah pernah diunggah ke Facebook, tapi teman-teman juga pada nggak tahu. Akhirnya, ya udah lah, anggep aja boneka kura-kura.

Lagi asik liatin foto-foto Qui, tiba-tiba teringat pada Google Lens. Ah iya! Kenapa nggak nyoba dicari lewat Google Lens aja? Langsung menuju Google Lens dan mengambil foto Qui. Pencarian pun dilakukan. Saya menunggu dengan antusias. Berharap mendapat jawaban tentang jati diri Qui ini sebenernya apa. Dan... tada!!! Ketemu!!! Oh! Oh! Ternyata Qui itu, astaga!!! Akhirnya misteri terpecahkan. Jati diri Qui terungkap sudah.


Screenshot ini adalah hasil pencarian dari Google Lens. Walau udah tahu Qui nggak berasal dari Indonesia, tetep kaget waktu Google Lens mengarahkan ke web berbahasa Jerman. Web-nya ini kayak online shop gitu dan menjual boneka yang visualnya mirip banget ama Qui. Yang penasaran, bisa klik di sini. Judul dalam web, setelah diterjemahkan Mbah Google ke Bahasa Indonesia ternyata merupakan keterangan boneka tersebut. Begini hasil terjemahan Google, Snail W. Steinbeck berdiri 30cm mega langka.



Qui adalah snail alias siput. Bukan kura-kura seperti yang selama... kurang lebih delapan tahun saya yakini. Qui... ternyata dirimu adalah siput, bukan kura-kura. Tapi, udah terlanjur dikasih nama Qui yang artinya kura-kura. Nama Qui saya ambil dari Bahasa Vietnam atas bantuan Google pastinya. Mirip-mirip Gui emang, tapi saya suka. Hehehe. Ketika udah tahu Qui ini sebenernya siput, sempet kepikiran buat ganti nama dia. Tapi, feel-nya udah dapat Qui, jadi ya udahlah namanya tetep Qui aja.



Dalam judul foto di web yang kasih pencerahan tentang jati diri Qui disebut 'mega langka' dan di keterangan juga tertulis 'habis terjual'. Apa boneka ini emang beneran langka? Beruntung dong saya punya satu. Nggak ada keterangan tahun, udah saya cari-cari, tapi ada kode yang tertulis 2020. Entah itu kode tahun peluncuran boneka apa gimana. Nggak paham juga. Hehehe. Baca kolom keterangannya setelah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia, membuat saya tersenyum sendiri. Spesifikasi boneka disebutkan dengan lengkap dan kata-katanya benar-benar menarik perhatian pembeli buat adopsi. Dalam keterangan juga dituliskan nominal harga boneka. Kalau dirupiahkan jadi Rp. 243,548,-



Wow! Lumayan ya harganya. Hehehe. Tapi bonekanya bagus banget. Itu dapat dari 2013 masih bagus aja visualnya. Belum pernah dicuci juga karena masih bersih. Walau sering diajak jalan, Qui lebih sering nunggu dalam tas. Keluar buat pose-pose foto doang. Jadi kondisinya masih bersih.

Karena penasaran, saya nanya Mbah Google tentang boneka dengan merk W. Steinbeck. Dari mana asal boneka ini sebenarnya. Sayangnya nggak nemu hasil yang mengulas tentang merk ini. Ada link yang nongol tapi penjualan boneka tikus dengan merk yang sama. Itu pun hanya dua link aja. Kalau ditelusuri pakek Bahasa Inggris, muncul gambar-gambar boneka yang kesemuanya boneka hewan kecil-kecil dan lucu kayak Qui. Nggak ada yang membahas secara khusus ini merk asalnya dari mana. Mungkin shi-gUi ada yang tahu? Bisa share di komentar ya yang tahu.



Lalu, gimana ceritanya ketemu Qui di tahun 2013? Kok bisa tahu kalau Qui bukan boneka dari Indonesia?

Pada tahun 2013 ada kesempatan berkunjung ke Yogyakarta. Kalau nggak salah ingat, dua kali berkunjung di tahun yang sama pada bulan Mei dan Juni. Kunjungan pertama rame-rame sama keluarga, kunjungan kedua hanya saya sendiri. Pengalaman pertama travelling sendirian naik kereta yang sampai sekarang bikin senyum sendiri kalau mengingatnya. Perjalanan ke Yogyakarta bulan Mei dan bulan Juni di tahun 2013 memberi kenangan dan kesan tersendiri. Bikin kangen! Walau di tahun 2018 diberi kesempatan berkunjung ke Yogyakarta lagi, tapi Yogya selalu bikin kangen hingga pengen balik lagi. Kisah perjalanan ke Yogyakarta 2018 silahkan baca bagian #1, bagian #2,  bagian #3.

Balik lagi ke cerita ketemu Qui pertama ki di tahun 2013. Pada perjalanan di bulan Juni, berangkat ke Yogyakarta naik kereta ditemani Buk Yah, ibunda dari Mbak Ayu--saudara yang menetap di Yogyakarta, jadi masih aman. Pengalaman pertama naik kereta ada yang nemenin. Tapi, pulang ke Malang sendirian. Nah, pas mau pulang inilah saya ketemu sama Qui untuk pertama kalinya. Ceritanya saya lagi nungguin jam kereta datang di Andrea Hotel milik Mbak Ayu yang lokasinya deket banget sama Stasiun Yogyakarta. Dari hotel ke stasiun bisa ditempuh dengan jalan kaki. Sebelum balik, saya pamit ke Pak Samir, suami Mbak Ayu, lalu saya disuruh milih salah satu dari dua boneka. Saya lupa yang satu warnanya apa, saya milih yang warna ungu. Karena ungu adalah salah satu warna yang saya suka. Hehehe.

Pak Samir bilang, ada tamu yang ngasih boneka itu sebagai kenang-kenangan. Karena ada dua, jadi yang satu dikasih ke saya. Saya juga lupa tamunya dari mana, Australia apa dari mana gitu. Yang pasti warga negara asing yang berlibur ke Yogyakarta. Andrea Hotel emang rata-rata tamunya bule. Mungkin selain harga murah tapi fasilitas oke banget, karena owner-nya juga bule kali ya. Hehehe. Dari cerita ini saya tahu kalau Qui nggak berasal dari Indonesia.



Waktu itu seneng banget. Udah perjalanan pertama sendirian, trus dapat buah tangan boneka dari traveller asing. Momennya pas banget gitu. Qui semacam jadi penanda sekaligus teman pertama yang saya dapat ketika melakukan perjalanan sendirian. Qui yang menemani saya dalam perjalanan pulang balik ke Malang. Kami menghabiskan malam bersama di dalam kereta, terjaga semalaman menonton Kungfu Panda yang tak bisa kami dengar suaranya

Ini adalah foto pertama Qui setelah tiba di markas besar Sarang Clover. Foto burem karena pakek kamera hape Samsung jadul. Hehehe. Foto ini sempat saya unggah di Facebook dan menimbulkan keributan.



Pak Samir ngasih boneka cute yang akhirnya saya kasih nama Qui karena ingat ada Rara. Sebulan sebelumnya kami sekeluarga berkunjung ke rumah Mbak Ayu juga, jadi niatnya boneka itu dikasih ke Rara. Tapi yang namanya anak kecil ya, waktu itu Rara masih TK kalau nggak salah ingat, bonekanya sering diabaikan. Rara tipikal yang nggak bisa merawat mainan dengan baik. Akhirnya saya ngomong ke Rara, saya minta balik bonekanya. Alhamdulillah dikasih. Baliklah lagi Qui sama saya.

Sejak Qui balik sama saya, udah niat kalau saya pergi kemana-mana, baik itu dekat atau jauh, Qui harus diajak. Karena dia teman pertama yang saya dapat waktu perjalanan sendirian. Sayangnya, saya sering kelupaan keluarin dia dari tas. Jadi hampir nggak ada foto dia di setiap perjalanan. Padahal sepanjang 2013-2018 udah jalan ke banyak tempat. Malahan waktu balik ke Yogyakarta, kayaknya kelupaan nggak ngajakin dia. Poor, Qui. Maafin kakakmu yang pelupa ini ya Qui. Hiks!


Awalnya Qui nggak punya nama, tapi pada tahun 2019, saya kasih nama dia Qui seperti yang saya sebutkan di atas. Hal ini sempat saya posting di Facebook. Ini Qui lagi pose di gazebo Makam Syech Maulana Ishaq.



Kalau lagi nggak kelupaan, diajak pose bareng macem gini. Hehehe.



Seringnya nungguin dalam tas kayak gini.



Kalau nggak lupa, pasti ada pose Qui. Foto ini dalam perjalanan ke Pasuruan di tahun 2020. Sempet pose di Alun-alun Pasuruan ini anak kecil.



Waktu perjalanan sehari ke Madura, Qui nggak sempet keluar sama sekali. Pose di dalam mobil aja, itu pun hanya satu foto.



Lumayan banyak pose perjalanan tahun ini. Di mobil Qui pose-pose karena Kak Kura-nya pas nggak hilang ingatan. Hehehe. Ada dia pose dengan background Pabrik Gula Krebet. Bangunannya klasik, tapi sayang hanya bisa menikmati dari dalam mobil.



Pose di depan bonsai pohon kelapa nan cantik di Ngebruk, Kepanjen. Qui harusnya bisa manjat dong ya. Kan snail, not turtle. Hehehe.


Pose-pose di Kraton Gunung Kawi. Kak Kura nggak usah ngeksis, Qui aja yang ngeksis. Tapi sayang muka Qui pada blur. Hiks hiks hiks....





Nggak lupa pose di Spesial Ikan Bakar Cak Lum. Nungguin makan siang yang terlambat. Pose ama gurami jumbo pesanan Kak Kura juga.



Terima kasih Pak Samir yang udah ngasih saya boneka cute ini. Yang awalnya saya pikir kura-kura, tapi ternyata siput. Jauh-jauh dari luar negeri sampai ke Yogyakarta sampai akhirnya ikut saya ke Malang. Semoga suatu hari nanti, Tuhan ngasih kesempatan saya sama Qui bisa jalan-jalan ke luar negeri. Aamiin.

Itu tadi cerita gimana ketemu Qui, sampai kasih nama, dan akhirnya jadi temen jalan. Pengennya setelah ini kalau jalan Qui aja yang pose-pose. Saya udah nggak pede pose-pose. Wkwkwk. Biar Qui aja yang beraksi.

Terima kasih yang udah mampir dan baca tulisan ini. Mohon maaf jika ada salah kata.

Salam.
Kurayui & Qui.
Tempurung kura-kura, 02 Desember 2021.

You Might Also Like

0 komentar

Total Pageviews