Dampak-dampak Positif Setelah Sembuh Dari GERD

04:38

 Dampak-dampak Positif Setelah Sembuh Dari GERD



Gangguan asam lambung atau GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) sangat menyiksa penderitanya. Keluhan sakit tidak hanya dirasakan pada bagian perut saja, tapi bisa merata mulai dari ujung kepala hingga ujung kaki. Bahkan, pada beberapa penderita sampai berdampak pada kesehatan psikis seperti terkena gangguan kecemasan atau Anxiety Disorder.

Untuk sembuh dari GERD pun membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Minimal tiga bulan, pasien GERD baru bisa merasakan kondisi yang mulai membaik. Tidak ada batasan maksimal karena pada setiap penderita membutuhkan waktu yang berbeda untuk bisa sembuh.

Selama dalam proses penyembuhan, banyak hal yang saya pelajari, yang kemudian memberi dampak positif yang terbawa menjadi kebiasaan hingga sekarang. Berikut adalah dampak-dampak positif yang saya rasakan setelah sembuh dari GERD.


1. Perubahan pola hidup menjadi lebih baik



Selain rutin berobat ke dokter dan mengonsumsi obat, perubahan pola hidup menjadi salah satu faktor penting untuk membantu proses kesembuhan. Sebelum sakit, hidup saya sangat kacau, pasca sakit, pola hidup jadi lebih baik.

Sebelum sakit, jam tidur saya sangat kurang. Selama proses penyembuhan, mulai mengatur jam tidur. Paling lambat pukul 10 malam harus sudah tidur. Kebiasaan ini terbawa hingga kini. Sekarang selambat-lambatnya pukul 11 malam harus sudah tidur. Di jam yang sama, ponsel juga otomatis langsung mati. Handphone menjadi salah satu godaan besar bagi manusia di dunia modern dan serba gadget seperti saat ini. Mematikan ponsel menjadi salah satu alternatif untuk bisa mendapatkan jam istirahat yang cukup.

Kebiasaan berolahraga yang sempat saya tinggalkan pun menjadi rutin dilakukan walau itu sekadar berjalan kaki selama 15 menit per harinya. Hidup jadi lebih teratur dan terencana.


2. Perubahan pola makan menjadi lebih sehat



Sama seperti pola hidup yang kacau, sebelum sakit GERD pola makan saya juga kacau. Jika sedang malas dan dikejar deadline pekerjaan, dalam waktu tiga hari bisa tidak makan besar. Hanya mengonsumsi susu dan camilan serba manis. Sekalinya pengen makan, makan mi instan.

Selama proses kesembuhan, tidak sembarang makanan bisa masuk dan diterima lambung saya. Hal ini mengajari saya untuk lebih sabar dalam menemukan makanan apa saja yang lambung bisa terima dengan aman. Makanan yang masuk ke dalam tubuh pun jadi lebih sehat karena didominasi buah dan sayuran, makanan yang digoreng pun dikurangi. Kebiasaan ini terbawa hingga sekarang. Jadi lebih suka makan sayuran dan buah-buahan segar. Konsumsi air putih sesuai kebutuhan tubuh.  Perubahan yang membawa dampak lebih baik untuk tubuh.


3. Pola pikir jadi lebih positif



Pasca kena GERD saya diserang kecemasan berlebih. Hal ini mengharuskan saya benar-benar melatih pola pikir agar kondisi lekas membaik. Kebiasaan ini juga terbawa hingga sekarang. Jadi lebih bisa menilai segala sesuatu dengan cara pandang positif dan jadi lebih santai.


4. Kalau jatuh sakit, jadi jarang minum obat



Tentu saja ini untuk golongan penyakit ringan saja ya! Karena selama proses penyembuhan, banyak hal yang saya pelajari, salah satunya adalah tentang sakit yang bisa diatasi tanpa minum obat dan harus diatasi dengan minum obat. Jika sebelumnya, sakit sedikit udah larinya ke obat, pasca GERD jadi lebih santai. Dianalisis dulu, kenapa sampai merasakan sakit ini dan bagaimana cara mengatasinya.

Sakit kepala. Dulu, ketika sakit kepala, pasti langsung minum obat. Sekarang jika sakit kepala melanda, dicari dulu penyebabnya. Apakah lapar atau kurang minum air putih, atau apakah sedang dalam fase mau menstruasi. Cara meredakannya dibaluri minyak kayu putih di pelipis kepala, lalu dibuat tidur di tempat yang gelap. Bisa juga dengan minum herbal tea jahe dan madu. Jika penyebabnya lapar atau haus, tentu saja harus makan dan minum sesuai kebutuhan tubuh. Jika rasa sakit kepala tidak hilang, jalan terakhir ya minum obat. Itu pun beraninya minum paracetamol yang aman untuk lambung.



Pilek dan flu. Keduanya adalah penyakit musiman yang paling sering mampir. Kadang saat kondisi tubuh lagi bagus-bagusnya, bisa tahan dan tidak tertular saat lagi musim sakit flu, batuk, dan pilek. Jika tertular pun jadi jarang sekali minum obat. Kecuali tubuh sampai demam. Kalau sampai demam, baru minum obat, itu pun obat yang aman buat lambung.

Cara mengatasi pilek atau flu tanpa minum obat adalah dengan makan dan istirahat yang cukup. Konsumsi produk vitamin C dosis tinggi yang aman untuk lambung. Konsumsi herbal tea dengan bahan jahe, adas bintang (pekak), kunyit, madu, jeruk nipis/lemon diminum tiga kali sehari. Makan makanan hangat seperti sup.



Penuhi kebutuhan air dalam tubuh. Cara menghitung kebutuhan air putih untuk tubuh adalah 0.03 x berat badan. Misal berat badan kita 60 kg, maka 0.03 x 60= 1,8. Jadi kebutuhan air untuk tubuh kita per harinya, 1,8 liter.



Sakit tenggorokan. Keluhan ini biasanya muncul barengan dengan flu, batuk, atau pilek. Cara mengatasinya sama dengan saat flu atau pilek. Bisa ditambahkan dengan berkumur dengan air garam hangat untuk meredakan sakit tenggorokan atau leher sakit saat dibuat menelan.

Diare. Penyakit ini umumnya disebabkan salah makan atau masuk angin. Bagi saya masih normal jika buang airnya di bawah lima kali, terlebih kalau itu karena salah makan. Saya anggap itu sebagai proses detoks, tubuh sedang membersihkan dirinya. Cara mengatasinya, ini saya mendapatkan tips dari salah satu senior di grup GERD Anxiety Indonesia (GAI) yaitu dengan cara minum teh sepet. Teh tanpa gula yang sedikit pekat. Ini pada saya efektif mengatasi diare. Tehnya bebas, saya pakai teh yang biasa tersedia di rumah, teh melati. Katanya sih teh hijau lebih bagus karena diklaim aman buat lambung.



Cara lain bisa dengan memakan pucuk daun jambu yang dicampur garam. Ini obat orang Jawa zaman dahulu. Selain itu tubuh harus tetap terhidrasi dengan minum air putih yang cukup. Boleh juga minum air kelapa muda, karena bisa membantu proses detoks dan menghidrasi tubuh.



Itu tadi dampak-dampak positif yang saya dapatkan pasca sakit GERD. Bagaimana dengan shi-gUi? Tulis di kolom komentar ya jika ingin berbagi pengalaman tentang GERD. Terima kasih. Mohon maaf jika ada salah kata. Semoga bermanfaat.

You Might Also Like

0 komentar

Total Pageviews