Menghabiskan Malam Tahun Baru Di Markas Kedua Sarang Clover

04:10

 Pertama Kali Masak Sup Odeng || Resep Nyontek Di Internet



Happy new year! Selamat tahun baru. Semoga di tahun 2022 menjadi lebih baik untuk kita semua. Aamiin.

Pergantian tahun bagi sebagian orang menjadi momen yang harus dirayakan. Di Sarang Clover sendiri, sejak beberapa tahun lalu ada tradisi ngumpul di malam pergantian tahun. Seingat saya tidak ada tujuan untuk merayakan atau sejenisnya walau pernah sekali kami ikutan nyumet kembang api saat pergantian tahun. Latah kali ya dulu. Hehehe.

Sebelum pada kuliah atau kerja, momen ngumpul bisa seminggu sekali karena saat sekolah SD-SMA, kami masih berada di satu wilayah yang sama. Tapi, sejak pada kuliah dan kerja, momen ngumpul bareng jadi susah. Lalu, entah sejak tahun berapa, ada momen ngumpul pas malam tahun baru. Walaupun ini nggak semua hadir juga, karena ada yang memutuskan punya jadwal sendiri untuk merayakan tahun baru.


Ada tahun-tahun yang sampai sekarang masih berkesan bagi saya. Seperti ketika kami ngumpul di markas utama, bakaran ayam, lalu bikin api unggun. Duduk mengitari api unggun untuk saling bercerita tentang kenangan di masa lalu bahkan rencana di masa depan. Tahun yang paling berkesan adalah saat itu yang saya lupa tahun berapa. 90% penghuni Sarang Clover hadir dan menghabiskan malam tahun baru bersama di markas utama. Momen langka.

Makin ke sini, ada generasi yang udah pada nikah, makin sulit buat ngumpul-ngumpul lagi. Biasanya ada momen sebagian dari kami bisa ketemu dan ngumpul saat liburan sekolah. Setahun dua kali, saat liburan sekolah, ngluyur bareng ke tempat wisata yang dekat dari markas untuk saling melepas rindu. Tapi, sejak 2020, tradisi ngumpul pas liburan sekolah nggak bisa dijalankan. Pandemi, nggak bisa ngumpul di luar area. Karena PSBB dan PPKM, yang tinggal di luar wilayah juga nggak bisa pulang.

Bagi saya pribadi, sejak kena GERD dan pasca kena GERD, malam pergantian tahun menjadi momen tidur setahun daripada melek setahun. Kayak kemarin, tidur di tahun 2021, bangun di tahun 2022. Hehehe. Seperti tahun sebelumnya, di malam pergantian tahun kemarin saya pun pindah tidur ke markas kedua. Tujuannya adalah nebeng bikin konten. Muehehehe. Karena markas kedua punya ruang di bagian belakang yang cukup tenang untuk bisa digunakan sebagai studio dadakan.

Mumpung besoknya libur, kami pun sepakat nginep untuk masak-masak di malam tahun baru di markas kedua. Udah niat beli daging slice juga buat dibakar-bakar. Saya beli odeng, karena pengen bakaran atau ntar masak apalah dengan bahan dasar odeng.

Kepikiran, gimana kalau dibikin berkuah aja odeng-nya. Ala-ala Korean Street Food gitu. Tapi, resepnya gimana? Oh, tenang! Mari tanya Mbah Google dan cari yang paling simpel dan paling nggak merepotkan karena udah bisa ditebak, kalau di markas kedua harus mengandalkan bahan yang ada. Tapi, mengejutkan! 90% bahan yang dibutuhkan semua ada di markas kedua. Ya walau ada yang kondisinya agak miris, seperti daun bawang. Muehehehe.

Habis magrib udah mulai masak. Karena emang nggak ada rencana melek setahun. Masak-masak sengaja buat jadi menu makan malam. Karena bahan didominasi protein, saya nggak memasukan nasi ke dalam menu. Kalaupun nanti ada yang kurang kenyang, biar bikin mi instan aja. Tapi yakin pasti kenyang karena ada odeng, daging slice, sosis jumbo, dan ayam koloke. Ayam koloke saya bawa dari markas utama, hasta karya Bu Mita, chef-nya markas utama. Jadi tinggal makan. Yang harus disiapkan tinggal odeng, sosis, dan daging slice.

Tumbenan juga tugas dapur dipercayakan pada saya. Padahal biasanya cuman dikasih tugas cuci peralatan, tapi ini masak full dipasrahin. Rada grogi juga sih. Hehehe. Dibantuin Rara karena doi semangat buat panggang sosis.

Pertama-tama kami bikin saus untuk grill yang resepnya juga dapat dari internet. Mudah banget karena resepnya sederhana. Cukup menggunakan margarin, saus tomat, kecap, dan perasan lemon. Karena nggak ada saus tomat, saya ganti pakek saus sambal. Tapi enak. Jadinya ada rasa pedes klenis-klenis gitu. Perasan lemon saya ganti sama cuka makan karena di markas kedua pas nggak ada lemon atau jeruk nipis. Nyontek resep ini hasilnya enak lho! Prosesnya bisa tonton video ini. Resep lengkap silahkan baca di kolom deskripsi ya!



Selesai dengan saos grill, ganti haluan ke odeng. Kalau masakan Korea emang terkenal bumbunya simpel ya. Bumbu utama palingan bawang putih, trus pendampingnya ada kecap asin, minyak wijen dan saus tiram. Resep ini pun sama hanya membutuhkan bawang putih, kecap asin, minyak wijen, saus tiram, merica bubuk, kaldu jamur, dan daun bawang. Harusnya pakek ebi atau ikan teri sebagai kaldu, tapi karena di markas kedua nggak ada, saya skip untuk ebi/ikan teri.



Untuk percobaan pertama, hasilnya lumayan menurut saya. Rasa jadi pas di lidah orang Indonesia. Mungkin karena skip ebinya kali ya. Karena nggak semua orang suka ebi kan. Kalau menurut saya agak keasinan, karena sempet saya tambah sedikit garam. Tapi kata yang lain udah pas rasanya. Prosesnya sama, bisa ditonton di video ini. Resep lengkap juga ada di kolom deskripsi.

Oya, odeng-nya sebelum dimasak saya cuci dulu trus saya rebus sebentar. Odeng-nya pakek merk ini, nitip juragan Kedai Teras Poncokusumo.





Untuk percobaan pertama, keduanya hasilnya memuaskan. Enaaak! Terima kasih untuk yang udah membagi resep simpelnya. Saya lupa itu nyontek resep di web mana. Heuheuheu.

Karena udah kenyang makan odeng, ayam, dan sosis, akhirnya daging slice batal dibakar. Keesokan harinya baru dibakar.

Seperti malam tahun baru sebelumnya, kami tidur setahun. Bedanya, malam tahun baru tahun ini tidak hujan. Hingga di malam pergantian tahun, perang kembang api pun berjalan lancar bagi mereka yang merayakan. Bagaimana dengan shi-gUi? Malam tahun baru tidur setahun apa melek setahun?

You Might Also Like

0 komentar

Total Pageviews