Penemuan Mengejutkan Di Markas Kedua Sarang Clover, Ada Bunga Mirip Tusuk Konde

05:19

 Anthurium Tusuk Konde Hitam



Halo, shi-gUi! Welcome to my curious way!


Setiap kali berkunjung ke markas kedua Sarang Clover, rutinitas yang selalu saya lakukan adalah menengok kebun kecil yang berada di dalam area markas. Banyak tanaman cantik yang tumbuh di sana yang setiap kali melihatnya menjadi healing mata. Perasaan pun jadi tenang saat melihat warna-warni tumbuhan yang memenuhi taman.

Ketika asik melihat-lihat, ada satu tumbuhan yang menarik perhatian. Ini tanaman apa ya? Kok bentuknya... jujur menurut saya agak seram. Ada beberapa tumbuh di sekitar pot besar yang berada di taman. Daunnya berwarna hijau tua dan glowing bin mengkilap banget. Seremnya tuh di bagian bunga, warnanya agak kehitaman dengan adanya... semacam biji-biji berwarna coklat di bagian tengah. Bentuknya mirip tusuk konde.

Ini tanaman apaan sih? Unik, cakep, tapi serem. Nanya yang stay di markas kedua, malah nggak tahu itu tanaman apa. Karena penasaran, ambil beberapa foto dan bikin satu rekaman video. Kemudian bermodalkan foto, mencari pencerahan di Google. Sapa tahu ketemu nama tanaman unik itu apa. Hasil pencarian Google mengejutkan banget! Itu tanaman hias yang harganya jutaan?? Masa sih?? Hanya mirip atau beneran tanaman yang sama?? Wah! Makin bingung setelah nanya Google. Beneran apa cuman mirip doang sih??


Hasil pencarian Google menyebutkan bahwa tanaman perdu yang saya foto adalah anthurium tusuk konde hitam (Dorstenia elata). Menurut artikel yang dirilis Agrozine dan Tribun Jabar, tanaman mungil ini harganya sampai jutaan. Bikin kaget. Masa iya perdu yang tumbuh di tritisan teras deket taman di markas kedua itu beneran anthurium tusuk konde hitam yang harganya jutaan? Kok bisa tumbuh liar di markas kedua?

Karena posisi tumbuhnya yang menunjukkan dia tumbuh secara alami bukan sengaja ditanam, awalnya membuat saya berpikir, apakah ini tanaman hasil dari biji-bijian pakan burung yang jatuh ke tanah lalu tumbuh? Bapak punya peliharaan burung kenari yang pakannya biji-bijian. Di bawah tempat jemur kenari, banyak tanaman perdu berbagai jenis yang tak lain adalah hasil dari pakan kenari yang jatuh ke tanah. Karena di markas kedua juga banyak burung peliharaan, jadi mikirnya, oh mungkin ini salah satu biji pakan burung yang jatuh ke tanah lalu tumbuh. Tapi kenapa hasil pencarian Google menyebutnya anthurium tusuk konde hitam? shi-gUi yang tahu soal tumbuh-tumbuhan terutama tanaman hias, beneran nggak sih perdu ini adalah anthurium tusuk konde hitam? Plis sharing di kolom komentar ya!

Mengesampingkan si mungil ini beneran anthurium tusuk konde hitam atau bukan, rasa penasaran tetap harus dicarikan jawaban. Membaca beberapa artikel, ternyata si bunga tusuk konde ini jadi tren di masa pandemi covid. Banyak kolektor yang mencarinya dan harganya jadi sempet naik hingga jutaan rupiah.


Informasi yang cukup lengkap tentang anthurium tusuk konde hitam bisa dibaca di Socfindo Conservation. Mengejutkan sekali ketika membaca informasi dan disebutkan bahwa si mungil ini termasuk tumbuhan yang hampir punah dan asalnya dari hutan hujan tropis yang ada di Brazil, Amerika Selatan. Daebak! Bagaimana tanaman langka ini bisa tumbuh liar di markas kedua??

Membaca artikel yang dirilis Kabar Joglo Semar, anthurium tusuk konde hitam tumbuh di tempat yang terang atau banyak cahaya. Tanaman dewasa bahkan membutuhkan waktu di bawah sinar matahari sebanyak 7-8 jam. Pantesan di markas kedua kelihatan cantik dan subur banget, karena doi tumbuh di area yang kena sinar matahari hampir sepanjang hari.

Setiap kali bertemu tanaman unik, terutama perdu liar, hal yang membuat saya penasaran adalah apakah tanaman itu bisa dimakan. Kebanyakan perdu, gulma di Indonesia bisa dimakan bahkan bisa menjadi obat alami untuk berbagai macam penyakit. Saya pun penasaran, apakah bunga tusuk konde hitam ini bisa dimakan.


Dalam artikel tentang anthurium tusuk konde hitam di Socfindo Conservation disebutkan jika tumbuhan mungil ini bisa dikonsumsi. Kandungan yang terdapat di dalam tanaman adalah antioksidan yang bisa memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak serta mampu membantu memperbaiki metabolisme tubuh. Bagian yang bisa dikonsumsi adalah daunnya. Asli, daunnya yang hijau dan super glowing emang menggoda. Ngebayangin, dijadiin lalap enak kali ya.

Ternyata... masih menurut artikel di Socfindo Conservation, daunnya emang bener bisa dimakan langsung sebagai lalap. Disebutkan juga manfaat yang bisa diperoleh dengan rutin mengonsumsi daun anthurium tusuk konde hitam adalah kualitas tidur yang meningkat dan tubuh menjadi lebih rileks. Penasaran dong, pengen makan, tapi ragu. Akhirnya nanya ke tante yang asli orang Sunda. Kenapa kok milih nanya ke tante yang orang Sunda? Setahu saya, orang Sunda sangat akrab sama dunia perlalapan, daun-daunan mentah. Salah satu alasan saya pengen main ke rumah tante di Jawa Barat adalah pengen nyobain berbagai macam lalapan yang sering saya liat di konten orang Sunda.

Balik lagi ke daun anthurium tusuk konde hitam. Nanya lah sambil ngirim fotonya. Ternyata tante belum pernah ketemu sama tanaman itu dan belum pernah makan daunnya. Bahkan balik tanya dapat tanamannya dari mana. Saya jawab jujur, kalau tumbuh di taman markas kedua. Tante yang belum pernah makan, melarang saya makan daun dari bunga tusuk konde. Bener juga ya. Karena di sekitar belum ada yang punya pengalaman makan, jadi bikin ragu. Khawatir ntar kalau reaksinya ke tubuh nggak seperti yang dibayangkan.


Karena masih penasaran, sampai nyari tanaman anthurium yang bisa dimakan, tapi nggak nemu. Apa shi-gUi ada yang punya pengalaman dengan anthurium tusuk konde hitam? Bisa tolong sharing di kolom komentar ya! Sekian, terima kasih. Mohon maaf jika ada salah kata. Semoga bermanfaat.

You Might Also Like

0 komentar

Total Pageviews