Fungsi Gedhang Ayu Dalam Tradisi Jawa
04:48Fungsi Gedhang Ayu Dalam Tradisi Jawa
Dalam menjalankan tradisi warisan leluhur, masyarakat Jawa sering menggunakan banyak sajian yang memiliki makna atau filosofi khusus yang berhubungan dengan kehidupan. Salah satunya adalah gedhang ayu.
Apa sih gedhang ayu itu? Lalu, fungsinya untuk apa?
Dalam tulisan ini, saya akan membahas tentang gedhang ayu berdasarkan kepercayaan dalam masyarakat kami.
Gedhang ayu biasanya digunakan dalam acara pernikahan, sunatan dan selamatan untuk orang meninggal. Walau istilahnya sama, ada beberapa perbedaan dalam pembuatan gedhang ayu berdasarkan fungsinya. Ada sedikit perbedaan antara gedhang ayu untuk pernikahan dan sunatan dengan gedhang ayu untuk selamatan orang meninggal.
Bahan dasarnya sama yaitu menggunakan umumnya rong cengkeh atau dua sisir pisang. Pisang yang digunakan adalah pisang hijau atau pisang ambon. Dua sisir pisang ditata sedemikian rupa di atas sebuah wadah, lalu ditengahnya diberi kembang dan jambe suruh--biasanya disebut suruh ayu.
Lalu, letak perbedaannya di mana?
Gedhang ayu untuk acara pernikahan dihias lebih cantik. Umumnya pada bagian ujung pisang dihias dengan menggunakan kertas emas berbentuk kerucut. Lalu, dibungkus plastik dan diberi hiasan berupa pita. Tampilannya dipercantik karena gedhang ayu menjadi salah satu bagian dari seserahan yang akan diberikan pada mempelai perempuan saat temu manten. Untuk acara sunatan, biasanya dihias dengan kertas emas juga pada ujungnya, namun biasanya tidak dibungkus plastik dan dihias dengan cantik. Sedang untuk acara selamatan orang meninggal, gedhang ayu tidak dihias. Hanya diletakkan dan ditata rapi dalam sebuah wadah, kemudian bagian tengahnya diberi kembang dan suruh ayu.
Perbedaan yang kedua terletak pada kembang yang ditaruh di tengah-tengah gedhang ayu. Untuk sirih dan jambenya sama, harus ada sepasang. Bedanya adalah rangkaian kembang yang digunakan. Sebelum melanjutkan ulasan, jenis-jenis kembang dalam tradisi Jawa bisa dibaca di sini.
Untuk gedhang ayu yang digunakan dalam acara pernikahan atau sunatan menggunakan kembang setaman yang isinya terdiri dari tujuh macam bunga. Kembang setaman dan suruh ayu (daun sirih dan jambe) ditaruh dalam sebuag takir (wadah dari daun pisang), lalu diletakkan di bagian tengah pisang. Kenapa menggunakan kembang setaman? Karena pernikahan adalah sebuah awal yang baik, awal yang baru bagi kedua mempelai. Harapannya jalan yang akan ditempuh selalu berbau wangi, dijauhkan dari kesulitan dan selalu diberkahi kebahagiaan, lancar dalam urusan rumah tangga. Sama halnya dengan gedhang ayu untuk sunatan.
Gedhang ayu untuk selamatan orang meninggal menggunakan kembang telon wangi dan masih disandingkan bersama suruh ayu dalam takir. Meninggal memiliki arti perjalanan di dunia telah selesai. Jika pengantin dan sunat adalah awal, meninggal adalah akhir. Harapannya sama, agar jalan yang dilalui wangi, dilancarkan semua prosesnya. Gedhang ayu biasa digunakan dalam peringatan 7 hari, 40 hari, 100 hari, pendak siji, pendak loro, dan 1000 hari.
Kenapa menggunakan suruh ayu?
Suruh ayu terdiri dari daun sirih dan buah jambe (buah pinang). Dalam acara pernikahan, diartikan juga sebagai simbol dari kedua mempelai yang disatukan Tuhan dalam ikatan pernikahan. Suruh ayu diartikan sebagai harapan agar hidup berjalan dengan baik, kedua mempelai menjadi sandaran satu sama lain, saling membantu dalam berumah tangga, hidupnya berjalan dengan baik serta mendapatkan keturunan yang baik. Untuk memperingati hari kematian, agar mengenang hal-hal terbaik dari mendiang.
Selain untuk acara pernikahan, sunatan, dan peringatan kematian, gedhang ayu juga biasa digunakan dalam sesajen. Semisal ada pertunjukan Jaranan (Kuda Lumping), gedhang ayu juga menjadi salah satu elemen yang harus ada dalam sesajen.
Sekian ulasan singkat tenang gedhang ayu menurut tradisi Jawa. Mohon maaf jika ada salah kata. Terima kasih. Semoga bermanfaat. Rahayu.
0 komentar