Rebo Wekasan, Hari Rabu Terakhir Pada Bulan Sapar

18:21

 Rebo Wekasan (Rebo Pungkasan)


(Sumber foto: Pixabay)

Beberapa waktu lalu, di beranda Twitter lewat satu thread tentang Rebo Wekasan. Mohon maaf karena lupa tidak menyimpan link-nya walau baca thread-nya sampai selesai. Isi thread berupa kisah horor--yang disebutkan berdasarkan kisah nyata--tentang Rebo Wekasan. Di suatu daerah yang sampai menjadikan manusia sebagai tumbal saat Rebo Wekasan. Kalau shi-gUi coba cari di Twitter, mungkin thread-nya masih ada. Tapi, dalam tulisan kali ini saya tidak akan membahas tentang thread tersebut.

Rebo Wekasan, fenomena yang pasti tidak asing bagi masyarakat Jawa. Setelah membaca thread tersebut, saya pun teringat tentang Rebo Wekasan dan tradisi di daerah saya. Jadi, dalam tulisan kali ini saya akan membahas tentang Rebo Wekasan dan tradisinya di daerah saya.


Rebo Wekasan atau disebut juga sebagai Rebo Pungkasan adalah hari Rabu terakhir pada bulan Sapar dalam penanggalan Jawa. Jadi Rebo Wekasan adalah istilah untuk hari Rabu di minggu terakhir pada bulan Sapar di kalender Jawa. Yang melekat dalam ingatan saya tentang Rebo Wekasan adalah fenomena alam yang seringnya tak seperti biasa, misalnya hujan super deras disertai angin yang ngeri banget.

Menurut kepercayaan, saat Rebo Wekasan banyak mara bahaya dan penyakit yang turun ke bumi. Karenanya digelar juga salat sunah tolak balak dan berbagai ritual lainnya saat Rebo Wekasan seperti selamatan dan doa bersama. Tujuannya agar Tuhan melindungi, memberi keselamatan, dijauhkan dari segala mara bahaya.

Di daerah saya, tidak ada tradisi khusus yang digelar untuk Rebo Wekasan. Ada beberapa yang menggelar selamatan, tapi nggak semuanya. Hampir sama kayak membuat jenang sapar saat bulan Sapar. Ada yang masih melestarikan tradisi tersebut, ada yang nggak. Biasanya kalau Rebo Wekasan ada imbauan dari pemuka agama atau ustaz untuk memperbanyak zikir dan doa kepada Tuhan memohon perlindungan dan keselamatan. Serta ada ajakan untuk salat sunah berjamaah untuk tolak balak.

Kalau baca di thread di Twitter itu ngeri juga. Nggak disebutkan daerahnya di mana, tapi menurut cerita yang dituturkan ulang tersebut, sampai menjadikan manusia, wanita hamil, sebagai tumbal saat Rebo Wekasan. Karena penasaran, saya membagi cerita tersebut pada Tunjung, bertanya, apakah benar fenomena seperti itu ada.

"Nggak ada. Setahuku lho ya. Tapi kalau dijadikan tumbal untuk orang ngelmu emang ada," jawab Tunjung.

"Ibu hamil dan anaknya yang dijadikan tumbal?"

"Iya."

"Oh! Atau bisa jadi ritualnya, penumbalan itu pas Rebo Wekasan, orang yang ngelmu itu numbalinnya pas Rebo Wekasan. Makanya disebut tumbal Rebo Wekasan."

"Bisa jadi kayak gitu."

"Tapi, misal emang ada daerah yang beneran numbalin orang pas Rebo Wekasan, kita juga nggak tahu ya, Njung. Maksudnya, hal kayak gitu bisa aja ada."

"Iya."

"Serem juga ya."


Ternyata link thread-nya ada. shi-gUi bisa baca di sini.

Karena penasaran, saya jadi cari-cari informasi di Internet tentang Rebo Wekasan. Artikelnya bisa ditemukan di Wikipedia. Dibahas dengan cukup lengkap termasuk sejarahnya juga ada.

Dalam agama islam, ada juga pembahasan tentang Rebo Wekasan. Disebutkan, pada hari Rabu terakhir di bulan Safar, Allah SWT menurunkan 320 musibah (bala') ke bumi. Karenanya umat islam diminta berzikir dan melaksanakan salat sunah tolak balak (salat mutlak) yang bisa dimulai sejak hari Selasa malam.

Salat sunah mutlak di Rebo Wekasan dilaksanakan sebanyak 4 rakaat dengan cara 2 kali salam.

Bacaan setiap rakaat:

1. Surah Al-Fatihah 1x

2. Surah Al-Kausar 17x

3. Surah Al-Ikhlas 5x

4. Surah Al-Falaq 1x

5. Surah An-Nas 1x


Semoga kita semua selalu dalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa, dijauhkan dari mara bahaya dan penyakit. Aamiin. Sekian ulasan tentang Rebo Wekasan. Mohon maaf jika ada salah kata. Terima kasih. Semoga bermanfaat. Rahayu.

You Might Also Like

0 komentar

Total Pageviews