Review Film Korea Pure Love (Unforgettable) 2016

06:33

 Pure Love (Unforgettable)



Surat yang datang dari 23 tahun yang lalu, membawa kenangan tentang persahabatan dan cinta pertama yang tak terlupakan


• Judul:

   - Global: Pure Love

   - Judul lain: Unforgettable

   - Romanisasi: Soonjung

   - Hangul: 순정

• Sutradara: Lee Eun Hee

• Penulis: Han Chang Hoon, Lee Eun Hee

• Produser: Jung Moon Goo, Bang Mi Jung, Joo Pil Ho

• Sinematografer: Lee Joon Gyoo

• Tanggal rilis: 24 Februari 2016

• Durasi: 113 menit

• Genre: Drama

• Distributor: Little Big Pictures

• Bahasa: Korea

• Negara: Korea Selatan

• Pemeran:

  - Do Kyung Soo: Bum Sil

  - Kim So Hyun: Soo Ok

  - Yeon Jun Suk: San Dol

  - David Lee: Gae Duk

  - Joo A Reum: Gil Ja

  - Park Hae Joon: Min Ho

  - Kim Ji Ho: Gil Ja (dewasa)

  - Park Yong Woo : Hyung Joon

  - Park Jung Min: Yong Soo

  - Lee Beom Soo: Yong Chul


Dalam sebuah acara radio, penyiar mendapatkan sebuah surat yang datang dari 23 tahun yang lalu. Surat tersebut menceritakan tentang persahabatan lima orang muda-mudi dan juga kisah cinta pertama yang tak terlupakan.


Waktu film ini rilis, penasaran pengin nonton. Alasannya tentu, karena ada Dedek Kim So Hyun sebagai pemeran utama plus adu aktingnya ama DO Exo. Selama ini film DO yang saya tonton nggak ada yang mengecewakan. Tapi, entah karena alasan apa, malah batal terus mau nonton sampai baru nonton di tahun 2022. Ternyata filmnya emang sebagus itu. Nggak ada kata terlambat buat nonton. Heuheuheu.

Walau penasaran, nahan diri buat nggak baca review film ini sebelum nonton. Awalnya saya pikir bakalan murni menceritakan tentang cinta, eum... nggak sepenuhnya salah sih. Tapi di sini definisi cinta itu ada dua. Cinta antar sahabat dan juga kekasih. Terlebih setting-nya di desa, jadi feel-nya tuh dapat banget. Jadi keinget masa kecil dulu, main bareng-bareng sampai SMA. Lalu pisah setelah lulus SMA karena ada yang kuliah, ada yang kerja. Karena di desa rata-rata pertemanan bisa seakrab itu, seperti pertemanan Bum Sil (Do Kyung Soo), Soo Ok (Kim So Hyun), San Dol (Yeon Jun Suk), Gae Duk (David Lee) dan Gil Ja (Joo A Reum). Mana mereka ini pakek nama julukan juga, kan. Di kampung emang gitu banget. Plus setting-nya di tahun 90-an, jadi makin baper dibawa ke masa lalu. Zaman dengerin lagu cuman bisa dari radio, trus kadang beli kaset kosong buat rekamin lagu dari radio. Suer jadi baper, keinget masa remaja dulu. Bedanya setting dalam film ini di pulau, deket laut, kalau saya tinggal di daerah gunung. Tapi sama-sama ndesonya jadi masih dapet banget feel-nya.


Berkisah tentang kehidupan lima orang muda-mudi di sebuah desa di pulau yaitu Bum Sil (Do Kyung Soo), Soo Ok (Kim So Hyun), San Dol (Yeon Jun Suk), Gae Duk (David Lee) dan Gil Ja (Joo A Reum). Bum Sil, Gae Duk, Gil Ja, dan San Dol menempuh pendidikan SMA dan mulai meninggalkan pulau. Pada musim panas, mereka kembali ke pulau untuk liburan dan menemui Soo Ok.


Bum Sil (Do Kyung Soo) pemuda sederhana dan pendiam. Dari sikapnya, terlihat jelas jika diam-diam ia menyukai Soo Ok.


Soo Ok (Kim So Hyun) memiliki impian untuk menjadi penyiar radio, namun sayangnya ia tidak bisa meninggalkan pulau karena cacat pada kakinya. Soo Ok tidak bisa berjalan dengan sempurna dan jika harus berjalan jauh, kakinya akan terasa sakit. Karena alasan inilah teman-temannya sering bergantian menggendongnya jika mereka pergi bermain sama-sama.


Gae Duk (David Lee) pemuda berambut keriting yang lucu dan sering diolok jelek dan bodoh. Namun, ia sangat setia kawan dan selalu menyebut Soo Ok sebagai istrinya.


Gil Ja (Joo A Reum) gadis periang yang kadang kalau ngomong sering keceplosan. Sama seperti Gae Duk, ia sangat menyayangi teman-temannya.


San Dol (Yeon Jun Suk) si jangkung yang menggeluti olah raga maraton tapi harus rehat karena kakinya cidera.


Memiliki usia yang sama dan tumbuh di desa yang sama menjadikan hubungan Bum Sil, Soo Ok, San Dol, Gae Duk dan Gil Ja dekat layaknya saudara. Bahkan orang tua mereka juga memperlakukan satu sama lain kayak anak sendiri. Khas kehidupan di desa banget. Bum Sil, San Dol, Gae Duk dan Gil Ja sangat menyayangi Soo Ok. Seiring bertumbuhnya usia, benih-benih cinta mulai tumbuh di antara persahabatan itu.

Persahabatan khas anak desa yang simpel namun menyenangkan. Seru banget liat persahabatan lima anak pulau ini. Saling dukung, saling sayang. Bahkan mereka--Bum Sil, San Dol, Gae Duk dan Gil Ja--nggak menganggap Soo Ok berbeda. Mereka bermain bersama seolah mereka semua sama. Salut sama teman-teman Soo Ok yang rela gantian gendong Soo Ok kalau mereka pas main bareng dan harus jalan jauh.


Kenakalan khas remaja. Biasanya emang ada kenalakan khas remaja desa seperti bertingkah layaknya orang dewasa dengan mencoba merokok. Di sini, saat pergi membawa kapal milik keluarga Gae Duk, mereka malah minum miras di pulau tempat mercusuar. Akhirnya mereka dihukum sama kakaknya Gae Duk yaitu Yong Soo (Park Jung Min). Entah kenapa di sini seneng banget liat David Lee jadi adeknya Park Jung Min. Pantes banget gitu. Ada mirip-miripnya kan mereka.


Ketakutan menjadi dewasa. Sempet sebel ama tingkah Soo Ok, tapi pas ngobrol ama Bum Sil jadi paham kenapa Soo Ok pengen bisa jalan normal. Karena dia sadar bahwa nggak selamanya orang-orang bakalan ada buat dia. Soo Ok udah nggak punya ibu dan tinggal ama bapaknya yang udah sepuh. Dia nyadar teman-temannya nggak mungkin selamanya ada buat dia, makanya dia pengen jadi normal biar nggak jadi beban buat orang di sekitarnya.

Impian yang nggak dapat dukungan. Kasus umum yang sering terjadi di masyarakat. Ketika anak punya mimpi, belum tentu orang tuanya ngedukung. Bukan hanya karena kurangnya komunikasi, tapi kadang karena pemahaman yang beda. Kayak apa yang dialami Soo Ok dan bapaknya.

Betapa tajamnya kata-kata yang bisa membuat luka lebih dari tusukan senjata tajam. Andai Soo Ok nggak mendengar kenyataan tentang kondisinya, mungkin dia akan bertahan karena memiliki harapan. Namun, hidup dalam kebohongan dan harapan palsu pun nggak akan nyaman. Entah kenapa jadi memaklumi pilihan Soo Ok walau itu bikin nyesek dan disayangkan banget.


Sahabat sejati akan selalu di hati. Bertambah dewasa membuat Bum Sil dan kawan-kawannya nggak bisa melulu bersama. Mereka harus menjalani hidup masing-masing, namun mereka nggak melupakan janji sama Soo Ok yang bakalan ngajak ketemu di usia 40 tahun.

Karena nonton ini pas nyambi kerja, jadi nahan diri banget buat nggak mewek. Malu kalau pas lagi hanyut ikutan mewek tetiba ada customer. Tapi justru kesiksa, nyesek tapi nggak bisa mewek. Heuheuheu. Suer menjelang ending banyak adegan yang bikin mewek. Nahan air mata malah bikin dada sesek. Hiks!

Kisah sederhana tapi menyentuh hati banget. Saya percaya, anak yang tumbuh di tahun 90-an kalau nonton film ini jadi baper. Apalagi yang hidupnya di desa macem saya. Jadi kangen ama temen-temen deket yang saat ini udah pada jauh, hidup meninggalkan desa. Hanya saya yang masih stay di sini.


Walau memiliki alur maju-mundur, sama sekali nggak bikin bingung. Yang ada malah kayak ikutan hanyut dalam kisah persahabatan Bum Sil cs. Kalau pengen nonton film dengan cerita simpel namun bisa bikin mewek, film ini cocok buat jadi pilihan.

Adegan Bum Sil nungguin di bawah jendela kamar Soo Ok bikin keinget ama film Romeo & Juliet. Hehehe. DO pas banget gitu mukanya jadi anak desa yang lugu. Kekeke.


Sekian ulasan dari saya. Mohon maaf jika ada salah kata. Terima kasih. Semoga bermanfaat. Selamat menonton.

Sumber poster: AsianWiki dan Hancinema.


Tempurung kura-kura, 16 Juli 2022.

- Kurayui -

You Might Also Like

0 komentar

Total Pageviews