Sowan Ke Petilasan Syekh Subakir, Penataran, Blitar

04:43

 Masjid dan Petilasan Syekh Subakir



Dari Candi Penataran lanjut mencari Petilasan Syekh Subakir yang lokasinya dekat dari candi. Tahun 2018 lalu, ketika pertama kali berkunjung ke Candi Penataran, saya yang kepedean sempat salah arah. Belakangan baru tahu kalau di arah yang saya tuju ada makam Syekh Subakir. Karenanya kalau ada kesempatan ke Candi Penataran lagi, udah niat sekalian sowan ke makam Syekh Subakir.

Ternyata emang deket dari area candi, walau harus keluar dulu dari area candi, tapi cukup dekat. Bisa ditempuh dengan jalan kaki. Selain ada kolam renang, dekat dengan area candi ada Museum Panataran. Lokasi makam setelah museum, boleh dibilang di atasnya museum adalah lokasi makam karena jalannya nanjak. Nyesel juga udah lewat museum tapi kagak mampir. Kami datengnya kesorean sih. Heuheuheu.

Lokasi makam berada tepat di tepi jalan utama. Jadi kalau parkir di pinggir jalan raya utama. Ada bapak tukang parkir yang bantuin untuk parkir dan jaga kendaraan, jadi insyaallah aman. Pada gapura masuk tertulis Masjid Makam Syech Subakir, namun menurut informasi, sebenarnya yang ada di Blitar adalah petilasan dari Syekh Subakir, bukan makam.


Menurut cerita yang diwariskan secara turun temurun, Syekh Subakir diyakini sebagai ulama penyiar agama islam sebelum era Wali Songo. Diceritakan, Syekh Subakir adalah orang yang memasang tumbal di tanah Jawa dengan tujuan untuk menetralkan hal-hal negatif hingga membuat pulau Jawa menjadi lebih kondusif.

Cerita tentang kesaktian Syekh Subakir pun segera menyebar dan menimbulkan kefanatikan dalam masyarakat kepada beliau. Karena khawatir rasa fanatik masyarakat Jawa bisa mengganggu keyakinan pada keesaan Allah SWT, disebutkan Syekh Subakir meninggalkan tanah Jawa dan kembali ke Persia pada tahun 1462 M.


Namun, kebenaran cerita tersebut masih simpang siur. Tidak ada sumber yang pasti. Besar kemungkinan Syekh Subakir kembali ke negaranya dan yang berada di Indonesia, termasuk di Blitar, Jawa Timur hanya petilasannya. Karena disebutkan, di Tuban dan Magelang juga ada makam Syekh Subakir.

Walau Syekh Subakir adalah tokoh penyebar agama islam, namun yang berkunjung ke makam beliau disebutkan dari beragam agama dan keyakinan.

Di area makam ada dua makam lagi. Dua makam tersebut diceritakan adalah makam pengikut setia Syekh Subakir yang sebelumnya berada di halaman masjid. Karena kalau berada di halaman jadi diinjak-injak pengunjung, makam akhirnya dipindahkan di dekat makam Syekh Subakir.


Di area makam tersedia toilet dan kamar mandi. Airnya bersih dan mengalir lancar. Sayangnya untuk tempat mandi dan toilet agak gelap. Saya nyari saklar lampu nggak ketemu. Siang aja gelap, nggak kebayang kalau malam. Hehehe. Untuk tempat wudu ada di luar. Sama-sama bersih dan air mengalir lancar. Kalau pas masuk waktu salat, bisa sekalian salat di masjid.

Di dekat pendopo tempat makam berada, ada ibu-ibu yang jualan air mineral. Awalnya saya kira jualan air mineral biasa, ternyata yang dijual adalah air mineral produksi kalangan sendiri. Jadi dari air sumber dan sudah didoai gitu airnya. Dimasukin dalam botol dan rapi tersegel. Harganya pun murah, untuk botol 1.5 liter cukup bayar Rp. 5.000,- saja. Bebas, mau beli boleh, ndak pun tidak apa-apa.


Kalau berkunjung ke Blitar, khususnya ke Candi Penataran, bolehlah mampir sowan ke petilasan Syekh Subakir yang lokasinya tak jauh dari area candi. Mohon maaf jika ada salah kata. Semoga bermanfaat.

You Might Also Like

0 komentar

Total Pageviews