Ziarah Makam Presiden Pertama Republik Indonesia

07:35

 Makam Bung Karno



Berkunjung ke kota Blitar rasanya tak lengkap jika tidak sowan ke makam Presiden Pertama Republik Indonesia yaitu makam Bung Karno. Karena lokasi makam berada di tengah kota dan mudah dijangkau, rasanya kurang afdal kalau udah ke Blitar tapi nggak mampir. Karenanya, setiap kali ke Blitar, sowan ke makam Bung Karno sebelum perjalanan pulang.

Pertama kali sowan ke makam Bung Karno pada tahun 2015. Perjalanan yang bener-bener fokus ziarah ke makam Bung Karno. Saya ingat waktu itu pasca saya kena GERD, kondisi udah membaik tapi masih labil. Bahkan sempet kepikiran buat nggak ikut, tapi sayang banget. Apalagi trip ama keluarga sendiri jadi lebih santai gitu kan. Akhirnya berangkat walau harus bawa banyak alat tempur karena khawatir di tengah jalan muncul sensasi. Sampai bawa termos isi air hangat segala yang ujungnya hanya dibawa muter-muter kagak dikonsumsi sama sekali karena alhamdulillah kondisi baik selama perjalanan.

Perjalanan di tahun 2015 benar-benar mengikuti rute wisata makam Bung Karno. Dalam artian kami lewat jalan utama, masuk dari pintu utama, melihat-lihat lokasi dari pintu masuk sampai lokasi makam, lalu mengunjungi Istana Gebang juga, keliling kota naik becak. Sangat menyenangkan. Kunjungan selanjutnya selalu langsung ke area makam.


Perjalanan ke Blitar di tahun 2022 pun ditutup dengan sowan ke makam Bung Karno, setelah mengunjungi Candi Penataran dan ziarah ke Makam Syekh Subakir. Di tengah perjalanan, ada bahasan tentang makam Bung Karno yang katanya bergeser. Saya malah baru denger, saking kudetnya apa gimana ini, Kura. Karena peraturan udah agak longgar, jadi situasi di makam lumayan ramai. Kayaknya emang nggak pernah sepi deh makam Bung Karno. Selalu ramai pengunjung. Oya, tentang bergesernya makam, bisa dicari di internet. Batu nisannya yang digeser.

Kalau mau mendekat ke makam itu bukan agak susah lagi, tapi susah emang. Terlebih kalau berkunjungnya pas hari libur, pasti ramai peziarah dan karena rata-rata pengen ada di deket makam jadi kadang agak rebutan. Kalau mau agak ngeyel, nyrendel-nyrendel insyaallah bisa ke dekat makam. Tapi harus siap kena marah ama peziarah yang sama-sama nggak mau ngalah. Hehehe.

Lantunan tahlil dari para peziarah bikin merinding, tapi juga sekaligus memberi kesan tenang. Jadi adem gitu duduk di antara peziarah yang sedang tahlil berjamaah. Walau peziarah didominasi umat islam, sebenernya banyak juga peziarah dari berbagai kalangan agama dan keyakinan. Menyaksikan fenomena peziarah yang berbeda, tapi tetep bisa duduk rukun di area makam, berbagi tempat sungguh bikin terenyuh. Damainya negeriku, damainya Indonesiaku.


Setelah berziarah, untuk keluar harus melewati pasar yang lumayan panjang. Ciri khas wisata religi hampir keseluruhan seperti ini. Setelah ziarah, di rute keluar selalu disajikan pasar yang menjual berbagai macam barang untuk oleh-oleh. Pun demikian dengan wisata religi di Makam Bung Karno. Pasarnya suer panjang banget. Kalau pas lagi ramai pengunjung dan semisal nggak ingin belanja, ya harus sabar. Karena lorongnya paaanjaaang banget dan cukup sempit.

Banyak barang khas Blitar yang ditawarkan. Bisa nawar juga kok, jadi misal tertarik sama satu barang, bolehlah tawar menawar dulu. Selain pernak-pernik dan baju, banyak makanan yang juga dijajakan. Terutama camilan kemasan yang cocok untuk dijadikan oleh-oleh. Mendekati pintu keluar bisa belanja buah-buahan terutama buah khas Blitar yaitu nanas. Mulai dari ukuran kecil sampai besar ada. Benar-benar menggiurkan. Ada juga yang jual versi udah dikupas dan disajikan dalam gelas.

Deretan penjual jajanan seperti cilok juga banyak terdapat di sepanjang area jalan keluar. Warung-warung yang menyediakan makanan besar juga banyak. Trus ada juga orang-orang yang menggelar pertunjukan di tepi jalan seperti memainkan alat musik. Mohon maaf jika ada salah kata. Semoga bermanfaat.

You Might Also Like

0 komentar

Total Pageviews