Kejadian Horor Di Tol
06:12Pindah Jalur Tanpa Disadari
Kejadian horor atau mistis di jalan toh sudah bukan rahasia lagi. Kita pasti pernah walau hanya sekali atau banyak mendengar juga membaca kisah horor yang terjadi di jalan tol. Walau banyak kisah horor yang beredar, jalan tol masih sangat dibutuhkan karena banyaknya keunggulan dan keuntungan yang bisa diperoleh, salah satunya adalah mempersingkat waktu perjalanan. Kami pun menjadi salah satu pengguna jalan tol jika melakukan perjalanan keluar kota khususnya. Lalu, pernah kah mengalami pengalaman mistis saat menggunakan jalan tol?
Sejak jalan tol resmi dibuka, entah sudah berapa kali menggunakan jalur tersebut saat melakukan perjalanan. Kalau ditanya, selama lewat tol pernah mengalami hal ganjil kah? Ya, pernah! Satu kali kami melakukan perjalanan keluar kota ketika pulang hari sudah gelap. Untuk mempersingkat perjalanan agar cepat sampai rumah, kami memutuskan lewat jalan tol. Kalau terang hari, suka lewat jalan tol. Suka banget sama pemandangannya itu lho! Tapi jujur, kalau malam agak ngeri karena pemandangan sekitar kebanyakan gelap.
Lanjut ke our creepy story waktu lewat di jalan tol. Sebenernya waktu itu nggak malam-malam banget, habis magrib mau ke isya gitu lah. Setelah masuk pintu tol, nggak lama jalan tetiba dalam mobil bau bakaran singkong. Sedep banget, baunya memenuhi mobil. Kami semua tahu, jika tetiba ada bau singkong bakar macam gitu artinya ada makhluk halus yang hadir. Kami yang menyadari hal itu hanya bergumam, saling kasih kode bahwa ada sesuatu yang menghampiri mobil kami. Alhamdulillah kejadiannya hanya sebatas itu.
Oh iya, pernah juga dalam satu perjalanan keluar kota, lewat tol sudah hampir tengah malam. Ketika sudah keluar pintu tol, malah mobil muter-muter, perasaan udah lewat jalur benar, tapi malah balik ke titik utama. Nggak bisa keluar dari area tol. Sampai ada satu petugas yang menghampiri dan menghentikan mobil kami, lalu membantu dan alhamdulillah kami bisa kembali ke jalur yang benar dan pulang dengan selamat.
Namun, kejadian yang akan saya ceritakan kali ini benar-benar membuat kami semua yang berada dalam mobil syok. Bersyukur bisa pulang dengan selamat.
Seperti sebelumnya, untuk mempersingkat perjalanan, kami akhirnya memutuskan lewat tol setelah sebelumnya lewat jalan biasa karena ada keperluan isi perut yang udah keroncongan. Bukannya nggak bisa makan di rest area, tapi kami sudah menentukan tempat makan yang ingin kami kunjungi sekalian bernostalgia. Sebelumnya sudah memutuskan lewat jalan bawah--sebutan untuk jalan biasa--saja, tapi lalu lintas padat merayap, akhirnya kembali menggunakan jalan tol.
Boleh dibilang masih sore karena beberapa menit berlalu setelah mendengar azan magrib dikumandangkan, kami pun masuk tol. Di jalur tol ini ada terowongan, ketika lewat terowongan, karena hanya ada mobil kami, tak lupa membunyikan klakson. Bahkan klakson dibunyikan sampai tiga kali. Mobil melaju dengan kecepatan stabil, musik diputar, ada yang ikut bernyanyi, ada yang ngobrol. Intinya suasana di dalam mobil nggak hening. Saya sebelumnya sibuk ngetik di hape, tapi karena gelap, saya menghentikan aktivitas, duduk diam menikmati pemandangan sekitar. Walau banyak didominasi gelap, gemerlap lampu menjadi pemandangan indah yang bisa dinikmati selama perjalanan malam.
Tiba-tiba terendus aroma kembang kenanga. Wangi semerbak memenuhi mobil. Mulut ini auto nyeletuk, "Oh! Bau kembang kenanga. I feel like home! Di rumah kan suka bau gini." Yap, di markas utama Sarang Clover sering beraroma bunga kenanga sejak kami meneruskan usaha almarhumah nenek yaitu menjual bunga tabur.
"Iya. Baunya wangi banget. Inget nggak waktu kita pulang lewat tol dan tiba-tiba bau bakaran singkong?" Ada yang menimpali.
"Ah iya." Kemudian saya kembali diam. Aroma kenanga masih memenuhi mobil.
Awalnya hanya mobil kami yang melaju di jalur itu, beberapa saat kemudian banyak mobil yang juga melaju di depan dan di samping kami. Bahkan kami sempat beriringan dengan mobil dengan jenis dan merek yang sama seperti yang kami tumpangi hanya beda warna. Mobil yang kami tumpangi merah, sedang mobil di samping kiri yang mengiringi kami berwarna putih. Suasana di mobil agak hening, ada yang tidur, lainnya pada diem. Hanya si bocil satu-satunya dalam mobil yang asik mengoceh.
Mobil melewati rest area yang lumayan ramai pengunjung. Banyak mobil terparkir di sana, lalu saya melihat bangunan paling terang dengan tulisan Kopi Kenangan. Rekan yang jadi driver bersuara, mengomentari tentang Kopi Kenangan yang lagi hit banget belakangan ini. Menurutnya bisa jadi rest area itu ramai karena ada Kopi Kenangan.
Saya yang beberapa kali menemukan konten tentang Kopi Kenangan langsung merespon. Lalu kami lanjut ngobrol, membahas tentang salah satu tempat ngopi yang belakangan juga lagi gencar dipromosikan di sosial media. Ketika saya mengunjungi tempat tersebut, kafenya belum buka. Setelah kafe buka, belum ke sana lagi. Pengen karena liat foto-foto dan videonya di sosial media yang apik. Intinya setelah melewati rest area, suasana yang sempat agak hening jadi rame lagi.
"Cantiknya lampu-lampu di atas bukit itu," celetuk salah satu rekan yang duduk di kursi paling belakang. "Itu kota X, kan?"
"Hmm, mungkin," saya yang menjawab agak sangsi. Kalau kota X, bukannya seharusnya di sebelah kiri, kan?
"Loh! Itu kan pabrik K!" Rekan yang sebelumnya memuji indahnya kerlap-kerlip lampu kaget.
Mendadak waktu kayak berhenti sepersekian detik, lalu kami tersadar bahwa kami berada di jalur salah. Bukan jalur pulang, tapi jalur kembali ke kota yang sebelumnya kami kunjungi. Semua auto kayak nge-blank kecuali si bocil. Rekan driver pun kayak linglung, baru nyadar kalau salah jalur. Mobil pun memelan, sampai diklakson bus dan dimarahi mobil yang berada di belakang kami. Rekan driver hanya diam menanggapi makian dari mobil di belakang kami. Kami tahu kami salah, tapi ya orang di luar nggak akan paham sama kondisi kami di dalam mobil yang kayak orang linglung.
Akhirnya kami keluar dari tol dan memulai perjalanan dari titik awal setelah kami berhenti untuk mengisi perut. Setelah keluar dari tol, kami saling bercerita tentang kejadian baru saja yang sukses bikin syok dan auto linglung. Logikanya, dari pintu tol kami masuk, tidak ada jalur lain kecuali menuju ke kota kami dan satu kota selanjutnya. Kalau pun nyasar yang masuk akal karena salah belok, ya ke kota setelah kota kami, bukan putar balik di jalur menuju kota yang sebelumnya kami kunjungi. Janggalnya lagi, nggak ada pintu tol sama sekali sejak bau kenanga itu muncul. Seandainya bukan kejadian mistis, harusnya kami melewati satu pintu tol yang jadi batas memasuki wilayah baru. Jarak yang seharusnya kami tempuh untuk bisa berada di jalur yang kami salah itu harusnya sekitar 30-45 menit, tapi itu terjadi hanya dalam waktu 10 menit. Kondisi dalam mobil pun nggak hening sama sekali, saya ngobrol sama rekan driver, si bocil pun asik ngoceh. Barulah kami menyadari, bocil ngoceh sama siapa ya? Sedang waktu itu hanya saya dan rekan driver yang ngorbol. Makin merinding.
Rekan driver yang keliatan paling merasa bersalah atas kejadian itu. Padahal kalau dipikir, ya nggak salah. Jalur yang dia tempuh udah bener, tapi emang kejadiannya aja di luar nalar. Bersyukur bisa balik pulang dengan selamat. Akhirnya pilih jalan bawah, baru berani masuk tol lagi pas udah deket ama kota kami. Bersyukurnya lagi, hanya dibawa putar balik ke arah kota yang sebelumnya kami kunjungi, bukan dibawa ke tempat atau jalur yang aneh-aneh.
Buat mas-mas yang maki-maki kami, semoga dalam setiap perjalanannya lewat tol nggak ngalamin kayak apa yang kami alami. Aamiin.
Pasti pas mau masuk tol nggak berdoa dan nggak permisi. Hmm, iyain aja deh. Insyaallah kami bukan tipikal manusia kodo yang nggak punya tata krama.
Apa pendapat Tunjung tentang kejadian ini?
"Ya setelah bau kenanga itu. Aslinya dia baik, kok. Hanya saja di mobil diajak ngobrol nggak ada yang merespon, mungkin kesal, jadilah mobilnya diangkat ke jalur balik menuju kota yang kalian kunjungi sebelumnya."
Terjadi lagi. Ya kali kami bisa melihat keberadaannya dan bisa komunikasi. Heuheuheu.
0 komentar