How Did I Fall In Love With The Sanderson Sisters

04:50

 The Sanderson Sisters is back at Halloween 2022



Masih kerasa banget efek senangnya Hocus Pocus rilis musim kedua setelah 29 tahun lamanya untuk merayakan Halloween tahun ini. shi-gUi dah nonton kah? Hocus Pocus 2? Gimana, gimana? Seru nggak? Saya sih puas banget! Walau agak dibuat nggak nyaman ama laba-laba yang buat ritual Magicae Maxima. Wkwkwk. Masih aja bahas ini, Kura!

How did I fall in love with The Sanderson Sisters? Itu yang akan saya bahas kali ini. Padahal karakter penyihir bersaudari ini jahat lho! Kok bisa-bisanya malah jatuh hati? Hmm, entahlah. Waktu nonton Harry Potter aja saya malah kepincut Draco Malfoy yang juga karakter antagonis. Juga suka sama Bellatrix Lestrange, trus jadi kesel karena doi ngebunuh Sirius Black yang juga karakter favorit saya. Tapiii, Hocus Pocus dirilis jauh sebelum Harry Potter, bisa jadi jatuh hati ke The Sanderson Sisters adalah awal mula saya kepincut karakter antagonis dalam sebuah drama/film. Seperti jatuh hati pada Santiago dalam telenovela Amigos X Siempre.

Emang nggak takut sama Sanderson Bersaudari yang gemar makan anak kecil? Dulu, pas kecil, pasca nonton filmnya di televisi, ada rasa takut. Tapi kan itu hanya film, hanya fiksi dan nggak mungkin di Indonesia ada penyihir kayak gitu, keyakinan saya dulu seperti itu. Takut tapi malah kagum. Kehidupan ala Sanderson Bersaudari adalah kehidupan impian saya di masa kecil dulu. Punya rumah di tengah hutan, sayangnya rumah Sanderson Bersaudari nggak deket sungai. Kekeke. Impian saya di masa kecil, tinggal di hutan dan rumahnya deket sungai, trus sayanya bisa pengobatan dan ya, ehem, sihir. Dari kecil terobsesi sama sihir sampai pengen jadi penyihir tapi spesialisnya penyembuhan/pengobatan. Itu kenapa saya jatuh hati sama Tsunade. Lho? Kok larinya ke ninja? Random banget ini, Kura!

Kalau dalam dunia penyihir, keinginan saya adalah jadi golongan Druid ya? Atau Shaman? Embuh lah wes! Wkwkwk. Kan kalau penyihir dalam dongeng emang identik dengan tinggal menyendiri di tengah atau tepian hutan, bisa membuat ramuan. Entah kenapa hal ini bisa membuat saya tergila-gila, hingga kini. Mungkin Sanderson Bersaudari adalah visualisasi penyihir pertama yang sesuai dengan imajinasi saya, jadi walau jahat tetap membuat saya jatuh hati. Padahal cerita penyihir nggak cuman di Hocus Pocus doang. Yang hobi baca majalah Bobo pasti nggak asing sama tokoh Si Sirik, salah satu karakter dalam cerita bergambar yang dulu rutin terbit di majalah Bobo. Judul ceritanya Juwita dan Si Sirik kalau nggak salah. Seingat saya, Juwita dan Si Sirik ini sama-sama penyihir, tapi satu baik dan satu jahat. Juwita penyihir cantik jelita, sedang Si Sirik adalah gambaran nenek sihir yang sering didengar anak-anak yaitu penyihir buruk rupa yang jahat. Dulu kalau beli majalah bekas, terutama majalah Bobo, paling demen sama cerita Juwita dan Si Sirik. Yep, dulu mampunya beli, eh nggak beli se, minta di Nenek yang beli kertas kiloan buat jualan kembang. Hehehe.


Cerita nenek sihir yang nggak asing lainnya adalah dalam cerita Putri Salju. Nenek sihir yang menawarkan apel pada Putri Salju, lalu membuat Putri Salju tak sadarkan diri. Trus inget-inget juga ada karakter penyihir dan mesin pintal dalam film Indonesia yang pernah saya tonton, lupa judulnya, tapi nama putrinya Putri Ira Maya. Ini aslinya cerita Putri Aurora bukan sih? Intinya banyak karakter penyihir jahat dalam cerita, tapi entah kenapa yang bikin jatuh hati banget malah The Sanderson Sisters.


Tiga bersaudari dengan karakter masing-masing yang unik. Si sulung Winifred Sanderson, yang paling kuat, paling menguasai mantra dan terkesan mendominasi dalam keluarga Sanderson. Mungkin karena sulung yang perannya juga sekaligus sebagai kepala keluarga, jadi sikapnya kadang mendominasi, tapi sangat menyayangi dan melindungi adik-adiknya. Gampang emosian, tukang marah. Ciri khasnya adalah rambut keriting, baju hijau, dan gigi tongos. Penampilan Winnie di tahun 1993 dan 2022 nggak berubah. Iyalah, masa comeback dari alam baka bisa berubah? Apalagi mereka ini kan dimusnahkan secara sihir, bukan mati kayak zombie Billy. Jadi ya penampilannya tetep sama.

Ini penampilan Winnie di tahun 1993. Keliatan lebih jutek, serem dan sangar nggak sih? Tampilan bengisnya juga dapet banget, kan? Kalau menurut saya lebih sangar dan serem tampilan di 1993. Bagaimana menurut shi-gUi?


Nah, ini di tahun 2022. Lebih cantik, tapi nggak membuang kesan sangar, bengis, dan serem. Make up evolution yes! Hehehe. Kostumnya juga lebih cakep.


Si anak tengah berbaju merah Mary Sanderson. Mary ini cantik walau gendut, tapi bibirnya itu agak apa ya miring gitu. Demen masak, masak anak kecil buat dimakan. Paling jeli hingga kadang bisa membaca gerak-gerik mencurigakan dari anak-anak yang berusaha mengelabuhinya. Mary juga sial mulu kalau urusan nyari pengganti sapu lidi buat terbang.

Penampilan Mary di tahun 1993 menurut saya malah terlihat cute alih-alih serem. Monster cute yang demen makan anak-anak. Tapi kalau dalam pemikiran di masa kanak-kanak dulu, ya all serem penampilan The Sanderson Sisters. Kekeke. Melihatnya sekarang jadi kesannya cute.


Penampilan di tahun 2022 malah serem. Kesan bego tapi nggak gampang dibegoinnya--karena doi ini jeli--dapet banget. Masih dengan ciri khas baju merah, rambut digelung kayak keong dan bibir miring--kalau dalam Bahasa Jawa disebut perot.


Si bungsu yang kayaknya paling bego, Sarah Sanderson. Paling cantik, paling seksi, tapi paling bego. Dandanannya boleh dibilang paling normal, rambut pirang keriting panjangnya dibiarkan terurai. Keahliannya adalah memanipulasi otak anak-anak dengan nanyiannya yang berjudul Come Little Children. Saya demen sama lagunya bahkan sampai pernah nyanyiin di Smule. Hehehe.

Oya, dulu ada pengalaman nggak biasa sama theme song Sarah yang berjudul Come Little Children. Saking senengnya, dulu sampai nyimpen file lagunya sepulang dari warnet. Nah, pas di markas ads Kirana yang waktu itu masih bayi... umur setahunan kalau nggak salah, iseng saya puterin lagunya. Baby Kirana yang lagi asik tiduran sambil pegang mainan, auto nangis kejer. Bukannya kaget, saya malah terkesima, apa iya lagu ini mengandung mantra magis yang bisa merasuki pikiran anak-anak dan bikin anak-anak takut? Karena kecilnya Rara juga nangis, nggak mau kalau saya muter lagu Come Little Children.

Penampilan Sarah di tahun 1993 serem. Cantik tapi serem gitu lho. Sama tingkahnya yang kadang over ganjen jadi kadang kayak ndak sinkron, tapi tetep klop. Lho! Gimana tho, Kura? Saya bingung juga jelasinnya. Wkwkwk.


Di tahun 2022 masih tetep cantik tapi kesan seremnya udah berkurang. Baju Sarah dulu saya ngiranya merah, tapi kalau diperhatikan lagi merah keunguan, rambut pirang keriting panjang dan riasan yang terfokus pada matanya yang cantik.


Here The Sanderson Sisters 1993 vs. 2022. shi-gUi suka yang mana? Saya suka keduanya. Kekeke.



Saking sukanya sama The Sanderson Sisters, saya memasukan nama mereka dalam fan fiction Wisteria Land untuk trio Magi, Hyuri dan Suri. Karena ketiganya diasingkan di sekolah dan Magi yang terkesan seperti penyihir, jadilah trio pindahan dari SMA Mae Hwa itu disebut The Sanderson Sisters. Bahkan Magi juga merapalkan mantra yang dirapalkan Winnie untuk mengubah anak lelaki jadi kucing hitam.

Oya, ngomongin soal Cat Spell yang dirapalkan The Sanderson Sisters, kalau diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia, jadi mirip mantra sihir Jawa lho! Mantra versi aslinya begini:


Twist the bones and bend the back

Itch-it-a-cop-it-a-mel-a-ka-mys-ti-ca

Trim him of his baby fat

Itch-it-a-cop-it-a-mel-a-ka-mys-ti-ca

Give him fur black as black, just like this.


Kalau diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia kira-kira begini:


Putar tulang dan bengkokkan punggungnya

Potong dia dari lemak bayinya

Beri dia bulu hitam legam, seperti ini.


Ketika menerjemahkan mantra tersebut, saya merinding. Tiba-tiba keinget isi dari ajian Setan Kober. Nggak saya tulis di sini, ya! Tapi kalau shi-gUi nyari di Google, ada kok. Ya kira-kira seperti itu isinya. Ada satu mantra, saya lupa mantra apa, tapi isinya mirip-mirip lah ama Cat Spell.


Dalam Cat Spell disebutkan untuk memutar tulang, membengkokkan punggung, memutus lemak bayi agar yang dimantrai berhenti bertumbuh (karena selamanya jadi kucing), lalu beri bulu hitam legam. Nah, ada satu mantra yang isinya tuh ada kalimat kayak gini, pedotono ususe (putuskan ususnya). Ngeri nggak sih? Apakah dunia sihir itu sebenarnya saling berhubungan? Makanya mantranya pun mirip?

Kerennya lagi, untuk comeback di Halloween tahun ini, The Sanderson Sisters sampai dibuatin hashflag. Hocus Pocus dan The Sanderson Sisters punya hashflag sendiri di Twitter. Keren!!!



The Sanderson Sisters boleh dibilang villain, jahat. Tapi kalau shi-gUi nonton Hocus Pocus 2, pasti bakalan tahu kenapa Sanderson Bersaudari akhirnya memutuskan jadi penyihir. Kadang memang orang jadi jahat itu karena suatu keadaan, bukan bawaan orok. Sekian story tentang bagaimana bisa jatuh hati sama The Sanderson Sisters. Mohon maaf jika ada salah kata. Terima kasih.


Sumber poster:

- IMP Awards

- funknstuff

- Disney Fandom

You Might Also Like

0 komentar

Total Pageviews