Imbauan Gotong Royong Masak Jangan Lodeh Telo & Kolek Waluh Di Awal Tahun 2023
06:58Filosofi Lodeh Telo & Kolek Waluh Menurut Tradisi Jawa
Awal tahun kemarin, kami mendapat ajakan untuk kembali bergotong royong memasak sayur lodeh dan kolak. shi-gUi yang mengikuti blog ini sejak 2020 mungkin pernah membaca tulisan yang membahas tentang sayur lodeh dan kolak. Karena memang beberapa kali saya bahas dalam tulisan.
Kalau nggak salah ingat dimulai dari tulisan Berjuang Sesuai Peran. Tahun 2020, seluruh dunia termasuk Indonesia sedang berjuang, berperang melawan wabah corona. Setiap individu berjuang sesuai peran masing-masing, begitu juga dengan kami. Waktu itu kami diimbau untuk membuat sayur lodeh yang isinya tujuh macam sayuran.
Di tahun 2021 kembali mendapat imbauan untuk membuat kolak polo pendhem. Di tahun 2022 saya pernah membahas tentang Filosofi Kolak Polo Pendhem. Oya, di akhir tahun 2022 juga ada imbauan Bancakan Polo Pendhem, Polo Gumantung, dan Jajan Pasar. Menoleh kembali ke tahun-tahun sebelumnya, setiap ada imbauan berjuang sesuai peran, selalu diminta membuat sayur lodeh dan kolak. Lalu, bahan yang nggak pernah ditinggal adalah polo pendem dan waluh.
Tujuan utama dari bancakan tentu saja rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, Sang Penguasa Alam. Serta lantunan doa untuk memohon perlindungan dari-Nya. Kenapa di awal tahun ini diimbau membuat Jangan Lodeh Telo dan Kolek Waluh? Di sini akan membahas sesuai dengan apa yang kami ketahui. Bisa jadi tiap daerah memiliki arti atau makna yang berbeda.
Telo biasa juga disebut dengan ubi jalar atau ketela rambat. Salah satu jenis umbi yang tumbuh menjalar di atas tanah dan berbuah di dalam tanah. Telo termasuk dalam golongan polo pendhem. Telo adalah simbol dari doa yang dipanjatkan kepada Tuhan. Doa yang tak terucap (dipendam), dengan harapan besar untuk dikabulkan. Makna dari memasak telo sebagai isian sayur lodeh di sini adalah doa dan harapan agar hal-hal buruk seperti bencana, mara bahaya, dan penyakit dikubur di dalam tanah sedalam-dalamnya. Contohnya wabah virus dua tahun lalu. Virus hidup di elemen udara yang diatasi dengan elemen tanah (disimbolkan polo pendhem). Di dalam elemen tanah ada aktivitas elemen api yang mampu memusnahkan wabah virus.
Jangan lodeh atau sayur lodeh juga memiliki makna sebagai permohonan untuk pertolongan dalam keadaan darurat. Permohonan kepada Tuhan dan meminta bantuan pada para leluhur untuk turut membantu doa bagi kita yang masih hidup agar dijauhkan dari segala mara bahaya, bencana, dan wabah penyakit. Leluhur yang telah berada di alam keabadian memiliki kemampuan yang lebih baik, lebih mumpuni untuk mendoakan dan memberi pangestu kepada seluruh keturunannya. Ketika kita mengirim permintaan bantuan, leluhur akan turut andil dalam usaha memerangi wabah. Permintaan bantuan ini sama halnya ketika kita meminta bantuan pada tenaga medis dalam memerangi wabah penyakit. Bedanya, tenaga medis masih memiliki raga, sedang leluhur sudah tidak menggunakan raga. Keduanya sama-sama hidup.
Sebelumnya sudah pernah dibahas dengan detail tentang Filosofi Kolak. Intinya, kolak adalah perwujudan rasa syukur kita kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta wujud mendekatkan diri kepada-Nya.
Bahan kedua yang tidak pernah dilewatkan dalam ritual sejak 2020 adalah waluh atau labu kuning. Secara agama, labu kuning termasuk buah yang disukai Nabi Muhammad SAW. Buah ini juga disebut dalam Al-Qur'an yaitu pada Surah As-Shaffat Ayat 146.
Labu kuning atau waluh sering dimaknai sebagai weleh atau bersyukur. Makna lain dari waluh adalah keluar dari masalah. Maksud dari keluar di sini adalah keluarkan semua hal-hal buruk untuk kemudian dibersihkan dan disembuhkan. Harapannya tentu saja agar hal-hal buruk dijauhkan dari kita.
Satu hal yang unik, tapi hingga kini saya belum menemukan jawaban. Setiap ritual telo selalu dimasukkan dalam bahan yang harus ada, tapi tidak boleh menggunakan telo ungu, harus yang putih atau kuning. Hal ini menimbulkan pertanyaan, kenapa kok nggak boleh ketela ungu? Namun, narasumber tidak memberikan jawaban. Menurut narasumber, hanya diberi imbauan menggunakan telo putih atau kuning, dan tidak boleh telo ungu. Namun, tidak dijelaskan lebih lanjut kenapa tidak boleh telo ungu.
Sekian pembahasan tentang jangan lodeh telo dan kolak waluh. Semoga bermanfaat. Rahayu.
0 komentar