Webinar Kesehatan - "Mengapa Probiotik perlu Diminum Setiap Hari?" Bersama OTC Digest

06:06

 Pengalaman Pertama Jadi Narasumber Webinar


(Sumber foto: Pixabay)

Kaget banget ketika ada pesan masuk dengan judul 'permintaan menjadi narasumber'. Pas baca isi pesannya, bikin suhu tubuh dan detak jantung auto meningkat. Jurnalis website kesehatan OTC Digest mengirim pesan untuk mengajak bergabung di webinar yang akan digelar pada awal bulan Juni. Yang bikin tremor adalah ajakan 'sebagai salah satu pembicara, untuk membagikan pengalaman mengenai konsumsi rutin probiotik.'


Kaget, seneng, gugup, campur aduk jadi satu bikin badan makin tremor. Kalau jadi peserta seminar dan webinar udah pernah beberapa kali, tapi ajakan kali ini jadi salah satu pembicara. Nyata kah ini? Mendadak galau, dilema. Haruskah terima aja? Atau tolak? Siapa aku mau diajak jadi pembicara? Kalau diterima, apa aku mampu? Kalau ditolak, sayang banget kan?


Sembari mencari jawaban untuk diri sendiri--terima atau nggak, buka link yang dicantumkan dalam pesan. Jelas kepo lah. Pas udah kebuka website-nya, makin keder. Ini bukan guyonan! Asli website gede dan jurnalisnya mau melirik kamu, Kura! Kesempatan emas dan mau kamu tolak? Bego ya, kamu!?


Sebenarnya tinggal nanya dan minta petunjuk ke Gusti Allah, tapi yang namanya manusia pasti butuh ngobrol, minta saran dengan sesama. Seperti biasanya, langsung nanya kakak sulung, Prime Eonni dan Kelinci. Pada dukung buat cobain, toh webinar, bisa lewat hape atau laptop, nggak perlu pergi jauh ke lokasi seminar. Keesokannya harinya, pada tanggal 17 Mei 2024 membalas pesan Kak Hanida, jurnalis OTC Digest yang menghubungi via email.

Kak Hanida menghubungi via WhatsApp pada tanggal 21 Mei 2024, dag dig dug lagi, seneng campur gugup. Kak Hanida izin menghubungi via telepon untuk melanjutkan diskusi tentang webinar, tapi karena siang itu posisi di toko sendirian dan masih jam sibuk, minta diskusi via chat saja. Alhamdulillah bisa dan langsung dijelasin dengan detail sama Kak Hanida. Baca detail penjelasannya badan makin panas karena deg-degan, gugup, dan rasa antusias nyampur jadi satu. Langsung setuju dan mempersiapkan diri sembari menunggu waktu rapat.


Walau yang dibagikan nantinya adalah pengalaman sendiri, tetap menonton ulang video di Youtube. Namanya ingatan bisa aja lupa detailnya kan, jadi nonton ulang biar nanti informasi yang disampaikan sesuai apa yang dibagikan di Youtube. Rencananya mau baca ulang buku Aku, GERD-Anxiety, dan Adenomiosis juga, tapi karena (sok) sibuk jadi tidak sempat.


Pada tanggal 28 Mei 2024, Kak Hanida kembali menghubungi. Selain mengingatkan bahwa tanggal 8 Juni 2024 webinar akan digelar, sekaligus meminta foto dan biodata. Panik, dikit, karena nggak punya foto bagus. Setelah ubek-ubek galeri, nemu dua foto yang lumayan nggenah posenya, karena udah nanya foto selfie apa boleh. Setelah kirim, minta koreksi Kak Hanida semisal fotonya ndak bisa dipakai ndak papa foto ulang. Di momen ini jadi mikir, Kayaknya emang butuh satu foto yang nggenah gitu, foto studio. Soalnya pernah beberapa kali diminta untuk poster promo buku atau poster diskusi/bedah buku. Maybe next time bisa diwujudkan. Semoga bisa melawan rasa nggak pede, heuheuheu. Menurut Kak Hanida, foto dan biodata singkatnya sudah oke. Alhamdulillah, beres untuk urusan foto dan biodata. Tapi masih deg-degan karena belum rapat/gladi bersih dan webinar-nya sebagai puncak acara.


Tanggal 5 Juni 2024, Kak Hanida kembali menghubungi untuk rapat gladi bersih via Zoom. Di hari yang sama Kak Hanida mengirimkan daftar pertanyaan yang nanti saat webinar harus saya jawab. Lima pertanyaan yang berhubungan dengan pengalaman sembuh dari GERD dengan rutin konsumsi probiotik. Dapat kiriman daftar susunan acara, background untuk digunakan saat webinar berlangsung, serta undangan rapat gladi bersih pada tanggal 6 Juni 2024.



Karena tanggal 5 Juni di rumah ada acara dan selesainya sudah malam, saya memutuskan menunda membalas pesan Kak Hanida. Usai acara langsung mantengin Gui, nyoba buat pasang background agar nanti waktu rapat gladi bersih nggak perlu prepare lagi. Di sinilah masalah dimulai. Gui mulai rewel, mau pasang background nggak bisa, suara tidak bisa masuk, pergerakan video lambat. Mulai panik dah, gimana kalau besok Gui masih rewel?? Berabe dong! Karena sudah larut dan saya udah capek banget, menjelang tengah malam saya memutuskan berhenti otak-atik Gui, lanjut besok saja.


Keesokan harinya, tanggal 6 Juni, saya membalas pesan Kak Hanida sekaligus memberitahukan kendala laptop dan minta izin untuk ikut rapat via ponsel saja. Kak Hanida mengizinkan, tapi untuk hari Sabtu diminta menggunakan laptop, bahkan ditawari untuk menggukan laptop kantor kalau domisili saya di Jakarta, sayangnya stay di Malang. Heuheuheu. Gara-gara domisili Malang ini jadi ada obrolan singkat bersama Kak Hanida di luar bahasan seminar. Menyenangkan.


Tuhan selalu mengirimkan solusi di tengah kesulitan. Alhamdulillah banget Kelinci menawarkan laptopnya untuk boleh saya pakai untuk seminar, bahkan untuk rapat di tanggal 6 Juni pun dibebaskan untuk pakai laptopnya. Subhanallah. Alhamdulillah. Allahu akbar! Sebenarnya hanya ingin pinjam untuk seminar, tapi Kelinci menyarankan sekalian aja dicoba biar hari Sabtu lancar, jadi baiknya rapat pakai laptop dia juga. Ada benernya juga, akhirnya saya setuju dan pada tanggal 6 Juni setengah jam sebelum rapat dimulai saya ke rumah Kelinci untuk persiapan.


Alhamdulillah persiapan lancar, laptop dan sinyal oke. Masuk dulu dan menunggu, walau rapat belum mulai. Deg-degan, terlebih waktu satu per satu peserta rapat mulai masuk. Harus konsentrasi, jangan panik, Kura! Pasti bisa! Untungnya Kak Hanida ramah banget, disapa, diajakin ngobrol sampai gugup saya sedikit berkurang. Pas rapat dimulai, gugup lagi. Jujur untuk rapat saya nggak mempersiapkan jawaban tertulis walau udah mempelajari pertanyaannya. Waktu tiba sesi tanya jawab, alhamdulillah bisa menjawab semua pertanyaan dengan lancar, bahkan Kak Hanida sampai memberikan dua jempol untuk saya. Terharu! Heuheuheu.


Setelah rapat kilat, ada evaluasi. Ada beberapa poin yang harus saya perbaiki ketika menjawab pertanyaan nanti. Selesai evaluasi, kepikiran untuk membuat jawaban tertulis. Saya sempat nyesel karena pas proses rapat nggak saya rekam jadi nggak bisa evaluasi buat diri sendiri di mana bagian yang kurang pas. Tapi nggak papa, masih ada waktu sehari untuk latihan. Malam harinya saya langsung membuat jawaban tertulis dan mulai menghapalnya. Oiya, kelupaan, usai menyempatkan untuk mengganti background untuk persiapan hari Sabtu.


Belum menyerah soal Gui, masih terus mencoba memperbaiki, dengan harapan hari Sabtu bisa digunakan, tapi hasilnya masih bikin ngelus dada. Sepertinya Gui memang butuh upgrade, dinaikkan levelnya. Hiks! Jumat malam fokus latihan menjawab dan nyobain riasan tipis-tipis biar muka yang pucet kayak vampire belum makan selama seabad pas seminar. Untuk tanya jawab dibantu Rara. Karena malah sering salah kalau terpaku pada teks yang saya buat, Rara menyarankan untuk tidak terpaku pada teks, ungkapan aja apa yang ada di kepala toh itu pengalaman pribadi. Dipikir-pikir emang jadi lebih kaku kalau fokus pada teks. Baiklah! Mari mengingat garis besarnya dan fokus! Pasti bisa!


Hari H pun tiba. Janjian sama Kelinci, lagi-lagi nebeng di rumah Kelinci. Satu jam sebelum acara saya udah datang, entah kenapa pengen buru-buru ke rumah Kelinci dan persiapan. Untuk antisipasi, bawa ring light dan tripod, walau udah disediakan kamar dengan cahaya ilahi yang luar biasa cerahnya. Datang langsung persiapan dibantu Kelinci dan ditemani Rara. Gangguan dimulai dari susahnya log in. Oh iya, sebelumnya Kak Hanida juga sempat kelupaan belum ngirim undangan untuk seminar. Setelah bisa log in, malah background ilang, mulai panik lagi. Setelah set ulang, pas masuk, beberapa kru udah stand by. Agak kaget, alhamdulillah disambut dengan ramah, diajak ngobrol. Dalam hati terus berdoa semoga nggak ada godaan lagi.


Tapiii tidak berhenti sampai di situ. Ketika ada pemberitahuan jaringan low, langsung log out sendiri. Panik banget! Mana sampai dua kali kayak gitu. Akhirnya pakai thetering dari ponsel Kelinci baru bisa stabil. Ya Allah Gusti nyuwun ngapunten. Asli pada fase itu saya kepikiran, pernah berbuat jahat apa hingga di saat penting seperti ini dapat balasannya. Nggak putus doa, minta maaf pada Tuhan dan memohon agar dilancarkan. Sambil terus menghubungi Kak Hanida kalau ada sedikit masalah soal jaringan. Kak Hanida meminta untuk santai karena masih ada waktu, tapi saya nggak bisa santai, udah panik duluan. Heuheuheu.


Banyak kendala yang saya takuti, pertama dari diri saya sendiri. Khawatir karena gugup dan panik jadi nggak bisa tampil maksimal. Kedua listrik dan jaringan, khawatir listrik padam dan jaringan nggak stabil, terlebih hari Sabtu, 8 Juni 2024 desa tempat saya tinggal diselimuti mendung. Ternyata kendala justru di jaringan, kartu yang katanya kartu sultan ini malah tidak stabil, ketika jaringan low, langsung log out dari ruang rapat. Alhamdulillah setelah thetering dari hape Kelinci, bisa stabil.


Subhanallah. Alhamdulillah dipertemukan sama orang-orang hebat yang ramah dan tidak sombong. Gugup, senang, terharu waktu diajak ngobrol sama Bapak Agung dan Profesor Trisye selama persiapan seminar. Beliau orang-orang hebat, tapi tetap ramah ketika ngajak saya yang bukan apa-apa ini ngobrol. Kayak ngobrol sama teman sendiri, santai dan menyenangkan. Beneran mata udah panas, hampir nangis karena terharu dan bahagia. Waktu persiapan dan ngobrol santai, akun saya sempet log out sendiri satu kali karena jaringan low dan kemudian Kelinci memutuskan untuk thetering dari ponselnya dan alhamdulillah lancar.


Seminar pun dimulai pada pukul sepuluh tepat. Para peserta mulai memasuki ruang rapat dan melakukan pengisian daftar hadir. Melihat angka peserta yang terus naik, membuat jantung makin dag dig dug nggak karuan. Jumlah peserta yang ikut sampai 1000 orang. OMG!!! Saya meyakinkan diri sendiri untuk tidak berfokus pada angka tersebut, anggep aja lagi video call, ngobrol sama Kak Hanida. Yap! Pasti bisa!


Setelah Kak Hanida membuka acara, Profesor Trisye mulai menyampaikan materi terkait pentingnya konsumsi probiotik setiap hari. Dijelasin secara detail semua tentang probiotik. Bersyukur banget bisa ikut seminar karena banyak ilmu baru yang bisa didapat. Insyaallah nanti saya buat tulisan rangkuman materi selama seminar.


Menyimak materi Profesor Trisye, saya mulai rileks, gugupnya perlahan ilang. Deg-degan waktu liat tulisan jaringan low, alhamdulillah nggak sampai log out. Stabil jaringannya. Sembari menyimak sembari mengamati tampilan layar pada bagian saya, udah coba pakai ring light hasil tampilan masih kurang bagus, akhirnya hanya mengandalkan cahaya ilahi. Itu pun kadang muka saya ilang, yang keliatan baju ama kacamata doang. Entah kenapa kulit kayak menyatu ama background, padahal sebelumnya nggak, udah oke banget, muka keliatan jelas sampai dapat dua jempol dari Pak Agung.


Tiba pada sesi tanya jawab, detak jantung meningkat lagi karena gugup. Mana suara sempet nggak kedengeran, padahal pas persiapan, ngobrolnya jelas banget. Ya Allah, Gusti, sumpah kudu nangis! Heuheuheu.


Kak Hanida menyapa, lalu obrolan dimulai dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Menurut saya, obrolan justru lebih asik, lebih santai, lebih mengalir waktu seminar berlangsung. Obrolan jadi lebih luwes dan bahasan jadi lebih luas, berkembang tidak seperti pada acuan yang dibuat. Saya sendiri lebih rileks waktu menjawab pertanyaan karena udah nggak mau fokus ama teks jawaban yang sempet saya buat. Rara terus mengacungkan jempol ketika saya selesai menjawab, kode bahwa saya menjawab sesuai teks walau kalimat tidak sepenuhnya mirip.


Kejutannya adalah pada sesi tanya jawab, Kak Hanida juga memperkenalkan buku saya yang berjudul Aku, GERD-Anxiety, dan Adenomiosis. Untung bukunya saya bawa, jadi pas diminta menunjukkan, bisa menunjukkan ke peserta seminar. Sungguh ini momen membahagiakan karena bisa menunjukkan salah satu anak saya ke 1000 peserta seminar. Terharu dan bahagia, hampir nangis, untung masih bisa menahan diri. Obrolan pun lanjut jadi berkembang nggak hanya membahas probiotik dan GERD, tapi jadi ada bahasan tentang Anxiety dan Adenomiosis. Terima kasih Kak Hanida karena telah memberi ruang untuk mempromosikan anak saya.


Alhamdulillah sesi tanya jawab berjalan lancar. Lanjut ke sesi berikutnya yaitu menjawab pertanyaan peserta yang diselingi kuis. Ada peserta yang membagikan pengalamannya juga, menyenangkan sekali. Bahkan saya juga mendapat satu pertanyaan dari peserta.


Alhamdulillah acara yang berlangsung selama hampir dua jam itu berjalan dengan lancar. Diakhiri dengan foto bersama. Lega sekali rasanya, walau gugup banget, bisa menjawab pertanyaan yang diajukan sesuai teks yang saya buat. Subhanallah. Alhamdulillah.


Karena sadar diri jika penampilan saya jauuuh banget dari kata sempurna, melalui Kak Hanida saya berterima kasih sekaligus meminta maaf pada tim OTC Digest. Jawaban Kak Hanida membuat hati tenang dan berbunga-bunga. Sekali lagi terima kasih Kak Hanida atas kesempatan dan kepercayaannya.



Acara seminar juga ada sesi live Youtube saat berlangsung dan ada disimpan live nya di kanal Youtube OTC Digest. Penasaran, saya pun nonton rekamannya dan ya Allah, malu sama penampilan diri sendiri. Itu muka napa bisa melebur ama background, kudu ngguyu juga jadinya. Heuheuheu. Tapi, sungguh berterima kasih pada diri sendiri karena sudah berusaha tampil sebaik mungkin. Thanks, you did well. Monggo yang mau nonton rekamannya. Janji jangan ketawain saya ya! Heuheuheu.


Video pembahasan tentang probiotik oleh Profesor Trisye bisa ditonton di sini. Suka banget sama cara Profesor Trisye menjelaskan tentang probiotik, orang awam kayak saya bisa memahami dengan mudah. Jadi nambah ilmu lagi. Terima kasih Profesor Trisye untuk materinya.


Cut video bagian ngobrol ama saya, sesi tanya jawab juga ada ini. Plis, jangan ketawain saya ya. Asli malu banget. Heuheuheu. Oya, pasca menjawab pertanyaan dari peserta, saya sempet overthinking, takut jawaban dan penyampaian saya kurang berkenan. Soalnya selama ini sering menjawab secara tertulis yang jelas beda ama bahasa lisan. Sampai nanya ke Rara dan ke Kelinci apa cara jawab pertanyaannya terlalu buruk. Keduanya menjawab, tidak kok. Dalam tulisan ini saya sekaligus meminta maaf apabila selama sesi tanya jawab, saya kurang tepat, kurang nyaman dalam menyampaikan jawaban secara lisan.


Pengalaman ini menjadi hadiah terindah di tahun ini, di bulan Juni. Karena penasaran, saya cari video di Youtube yang bahas tentang konsumsi Yakult atau probiotik banyak video yang jumlah penontonnya jauh lebih banyak dari video saya, ndilalah kersane Gusti Allah video saya yang terpilih dan akhirnya ditawari buat ikutan seminar yang memberikan pengalaman luar biasa berharga. Nggak kebayang jadi narasumber di depan 1000 peserta seminar Zoom dan juga live Youtube. Subhanallah walhamdulillah wala ilaha illallah wallahu akbar.


Walau bulan Juni berakhir hari ini, rasanya masih belum bisa move on dari momen 8 Juni 2024. Tiba-tiba teringat obrolan dengan Tunjung beberapa tahun lalu. Tunjung pernah bilang, dia 'melihat' saya dalam penerawangannya sedang berbicara di depan banyak orang, seperti dalam sebuah seminar, dan dalam pengelihatan itu saya pakai baju hijau. Waktu membuat tulisan ini keinget percakapan itu dan ya saat webinar kemarin saya pakai batik hijau. Mungkin hanya kebetulan saja ya. Kebetulan yang unik.


Sekali lagi terima kasih atas kesempatan dan kepercayaannya OTC Digest dan Kak Hanida. Mohon maaf atas segala kekurangan selama webinar. Terima kasih dan mohon maaf juga kepada seluruh peserta webinar atas kekurangan selama webinar berlangsung.


Terima kasih buat yang udah mampir dan baca tulisan ini. Mohon maaf jika ada salah kata. Gomawa matur tengkyu.

You Might Also Like

0 komentar

Total Pageviews