Review Novel Mockingjay

03:43

 Mockingjay

(Buku terakhir dari novel The Hunger Games)



Katniss selamat dari Quarter Quell dan dalam perlindungan Distrik 13. Namun, tak berarti ia aman dari jangkauan Presiden Snow. Setelah menghancurkan Distrik 12, Presiden Snow menggunakan Peeta sebagai senjata untuk melawan Katniss.


• Judul: Mockingjay
• Penulis: Suzanne Collins
• Tahun terbit: Januari 2012
• Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
• Jumlah halaman: 432 halaman; 20 cm

Terjadi kekisruhan saat Quarter Quell. Katniss selamat dan terbangun di Distrik 13 yang konon dikatakan telah hancur. Namun, Peeta ditahan di Capitol. Katniss menjadi Mockingjay, simbol pemberontakan melawan Capitol, sedang Peeta mengusulkan gencatan senjata. Distrik 12 telah dibumihanguskan. Katniss bertekad melawan dan membunuh Presiden Snow, menggunakan kekuatannya sebagai Mockingjay, simbol revolusi.


Akhirnya kelar juga baca buku terakhir dari trilogi The Hunger Games. Setelah merampungkan The Hunger Games dan Catching Fire, tuntas sudah mengikuti petualangan Katniss setelah kelar baca Mockingjay. Agak lama juga sih ya. Waktu untuk membaca semakin kurang. Heuheuheu.



Ada beberapa pendapat yang mengatakan baik novel atau film Mockingjay kurang menarik karena hanya menyisakan konflik politik. Untungnya pendapat-pendapat yang sempat saya temukan itu nggak memengaruhi pikiran saya hingga niat baca tetep ada. Lagian saya emang penasaran ama kelanjutan kisah Katniss, Peeta, dan Gale.

Di buku sebelumnya, Catching Fire, pada bagian akhir diceritakan Katniss diangkat dari arena, bertemu dengan Gale, dan kemudian berada di Distrik 13. Padahal sebelumnya disebutkan jika Distrik 13 telah dimusnahkan oleh Capitol. Ini juga yang bikin saya penasaran. Gimana kondisi Distrik 13 yang dinyatakan musnah.

Di atas tanah emang Distrik 13 dinyatakan musnah oleh Capitol, tapi di bawah tanah mereka masih hidup dan bertahan, bahkan memiliki angkatan bersenjata yang sangat kuat. Dipimpin presiden perempuan pula. Amazing! Ya, Presiden Coin di awal kemunculannya membuat saya terpesona. Seorang wanita bisa memimpin Distrik 13 yang hancur dan bangkit hingga memiliki kekuatan militer yang hebat dan ditakuti Capitol.

Lagi-lagi posisi Katniss dimanfaatkan, kali ini oleh Presiden Coin untuk membangkitkan semangat pemberontakan di seluruh distrik. Sedang di Capitol, Presiden Snow yang berhasil menangkap Peeta, menggunakan Peeta untuk melawan Katniss. Bapak Presiden sepertinya tahu kalau Katniss beneran jatuh cinta ke Peeta, tapi karena api yang udah terkadung disulut ndak bisa dimatikan, jadinya dendam ke Katniss dan nyiksa Katniss lewat Peeta.

Di novel ini semakin jelas jika Katniss beneran jatuh cinta ke Peeta, orang yang menyelamatkan hidupnya dari kelaparan. Hanya saja Katniss kayak masih belum menyadari perasaan itu sampai harus ditegasin ama Finnick. Dari novel trilogi ini, saya belajar bahwa pemeran utama pria nggak harus nongol di awal. Atau Peeta ini emang second lead yang kemudian dikasih jadian ama lead female? Nggak deh, Gale lah si second lead. Hehehe.

Hubungan dan perasaan Katniss ke Gale juga jadi lebih jelas. Gale lebih jadi sahabat rasa keluarga bagi Katniss dan entah kenapa saya suka banget ama hubungan ini. Padahal di awal kalau nggak salah saya dukung Katniss jadian ama Gale.

Menurut saya, novel ini sangat menarik. Banyak konflik yang bikin ikutan emosi, sebel, bahkan nangis nyesek. Geregetan ama tingkah Presiden Snow. Nyesek mengetahui fakta tentang nasib Peeta. Seneng mengetahui bahwa Johanna masih hidup dan kemudian memperbaiki hubungan dengan Katniss.

Tapiii dosis nyeseknya lebih banyak dibanding The Hunger Games dan Catching Fire. Banyak kematian, berkorban demi tujuan Mockingjay. Bahkan karakter-karakter yang saya harapkan hidup sampai akhir pada gugur di pertempuran.



Awalnya pas selesai baca sempet, kok Katniss nggak bisa hadap-hadapan, duel langsung ama Snow? Tapi, setelah dipikir ulang, aneh juga semisal Katniss yang hanya sendirian berhasil nembus pertahanan istana Snow. Plot twist di ending juga lumayan bikin kaget. Katniss emang nggak ketebak.

Tergantung selera sih ya. Yang berpendapat novel ketiga ini kurang gereget pasti punya alasan. Kalau bagi saya, bagus dan memuaskan. Tapi tetep nggak terima Prim dibikin mati. Heuheuheu.

Sekian ulasan saya. Mohon maaf jika ada salah kata. Terima kasih. Semoga bermanfaat.


Tempurung kura-kura, 11 Januari 2022.
- Kurayui -

You Might Also Like

0 komentar

Total Pageviews