One Day Trip To Bangil, Pasuruan - Wisata Kuliner Legend Di Kota Bangil
05:08Menikmati Kuliner Legend Khas Bangil - Nasi Punel Hj. Lin
Setelah selesai dengan wisata religi berziarah ke Makam Mbah Lowo Ijo dan Makam Mbah Ratu Ayu, jadwal berikutnya adalah mencoba kuliner legend khas Bangil.
Sebenarnya di Rest Area Swadesi ada sajian khas Bangil juga yaitu sate dan gule khas Bangil. Tapi karena waktu berkunjung yang singkat, kami harus memilih kuliner khas Bangil apa yang harus dicoba. Lalu, ada rekomendasi kuliner legend khas Bangil. Hmm, ini yang saya suka. Berkunjung ke satu kota, lalu mencoba kuliner legend dari kota tersebut. Seperti saat ke Blitar, nyobain Soto Daging Bok Ireng. Di Bangil, kami direkomendasikan untuk mencoba Nasi Punel Hj. Lin. Katanya Nasi Punel Hj. Lin ini paling direkomendasikan. Oke! Kami pun sepakat makan di Nasi Punel Hj. Lin. Kebetulan lokasinya ndak begitu jauh dari Rest Area Swadesi.
Dalam perjalanan menuju Nasi Punel Hj. Lin, saya sempat dibuat galau karena tiba-tiba migrain. Kisah lengkapnya bisa dibaca di sini. Kalau migrain ndak bisa menikmati sajian nasi punel dong. Ndilalah kersane Gusti Allah, migrainnya sembuh beberapa menit sebelum tiba di lokasi. Subhanallah. Alhamdulillah.
Sebenarnya perjalanan ke Kota Bangil dimulai dengan wisata kuliner sebelum lanjut ziarah ke Makam Mbah Lowo Ijo dan Makam Mbah Ratu Ayu. Ketika bersilaturahmi ke rumah salah satu saudara yang tinggal di Bangil, kami dijamu dengan bakso khas Bangil. Wah! Bakso! Salah satu kuliner favorit saya. Alhamdulillah. Gimana rasanya bakso khas Bangil ya? Apa beda ama bakso Malang?
Isiannya kurang lebih sama. Ada bakso, tahu, mie, goreng, siomay, dan lontong. Ini saya nggak pakek lontong karena pas dijamu bakso, perut masih agak penuh karena habis makan sayur asem khas Pasuruan. Sayang sayur asemnya nggak kefoto. Yang pasti rasanya fresh banget, terlebih homemade, jadi makin nikmat. Kuahnya saya suka, bening dan nggak terlalu berlemak. Asin dan gurihnya juga pas. Saya makan tanpa tambahan saos, kecap, bahkan sambel. Murni beningan. Over all baksonya enak. Nggak beda jauh ama bakso Malang. Pentolnya enak, sajian pendampingnya juga enak. Terlebih ada tambahan sayur berupa selada yang melimpah. Jadi makin suka. Kuahnya kayak lebih kerasa rempah gitu. Nah, di tengah makan, saya kaget karena nggak sengaja menggigit cengkeh. Kok ada cengkeh dalam kuah bakso? Setelah nanya, ternyata emang bakso di sana tuh dikasih cengkeh. Mm, pantesan rasa kuahnya kayak ada beda ya. Setahu saya kalau bakso di sini nggak ada cengkehnya. Hehehe.
Tiba di Nasi Punel Hj. Lin, lokasinya di tepi jalan raya utama dan boleh dibilang sederhana. Tapi, pengunjungnya aje gile. Walau di pinggir jalan raya utama, ada lokasi parkir khusus mobil dan motor. Jadi nggak perlu bingung nyari lokasi parkir. Di tempat parkir ada toilet dan musala. Jadi kaum beser kayak saya ndak usah khawatir. Hehehe. Tarif parkirnya kalau nggak salah Rp. 5.000,- untuk mobil. Tempatnya luas dan ada atapnya. Jadi nggak khawatir mobil kepanasan atau kehujanan. Untuk motor pun ditutup atap, jadi motor aman dari panas dan hujan.
Karena kami datang di jam makan siang, rumah makannya rame. Untuk makan di tempat tersedia lumayan banyak meja dan kursi. Trus pelayanan juga cepet gitu, kalau ada yang selesai makan, meja langsung dibersihkan jadi pengunjung yang nunggu nggak perlu lama-lama buat dapet meja. Kebetulan pas kami masuk ada dua meja kosong, jadi bisa kami gunakan.
Konsepnya kayak RM Padang gitu. Jadi begitu masuk, langsung pesan. Kalau rangkaian sayurnya semua sama, yang bedain lauknya. Lauknya beragam, jadi tinggal pilih sesuai selera.
Walau padat pengunjung, pelayanan pesanan cukup cepat. Karena untuk takeaway ada pelayanan sendiri dan untuk makan di tempat ada dua orang yang melayani. Sistemnya kita pesan, dibuatin, bawa ke meja sendiri. Kalau untuk minum diantar ke meja.
Saya pesan dengan lauk ayam goreng. Penyajian di atas piring tapi dilapisi daun pisang. Menambah aroma masakan jadi makin harum. Rangkaian sayurnya beragam, ada sayur nangka, ada buntil, tahu tempe, sambel kacang panjang. Kalau dirasakan tuh kayak masakan khas Jogja, di lidah saya berasanya gitu. Ada rasa gurih, asin, manis, dan sedep menyatu. Paling suka ama sambel kacang panjangnya. Pedesnya dapet, menyatu dengan rasa asin dan manis. Ayam gorengnya empuk, dagingnya lembut, bumbu merasuk, kerasa sampai ke daging. Kuliner legend itu memang selalu punya ciri khas dan rasa unik.
Di rumah makan disediakan tempat cuci tangan dan ada toilet juga. Tempat makannya bersih. Hanya saja kurang luas jadi kursinya agak berdempetan. Sayangnya saya tidak tahu harga per porsinya berapa karena tidak ikut ke kasir. Harga porsi dasarnya, karena kalau lauk tergantung jenisnya dan pasti beda harga. Mohon maaf ya. Kalau untuk satu porsinya, menurut saya banyak. Yang nggak bisa makan banyak, mungkin bisa minta nasinya porsi separo.
Lokasi Nasi Punel Hj. Lin berada di Jalan DR. Soetomo No.9, Gempeng, Kecamatan Bangil, Pasuruan. Tepat berada di depan Telkom Bangil. Kalau shi-gUi berkunjung ke kota Bangil dan pengen mencoba kuliner legend, silahkan dicoba makan di Nasi Punel Hj. Lin.
Satu lagi yang khas Pasuruan yaitu kue satru. Kalau Lebaran, pasti ada kue satru yang disajikan. Ini kami sampai dikasih buat dibawa pulang. Hehehe. Kue satru yang kami dapat ini buatan sendiri dari kacang hijau hasil panen sendiri. Keren banget! Hasil kebun sendiri dan diolah sendiri. Mendengar proses pembuatannya amat rumit, namun masih sabar dan telaten untuk membuat sendiri demi sajian Lebaran. Rasanya tuh manis dan gurih. Kalau makan harus pelan-pelan, karena pas digigit langsung pecah di mulut dan teksturnya berubah kayak bubuk lembut gitu. Kalau ke Pasuruan harus cari kue ini juga deh. Karena khas, mungkin ada yang jual buat oleh-oleh khas Pasuruan.
Oya, perjalanan kali ini kami disuguhi pemandangan indah saat lewat jalan tol dari Malang yaitu tanaman tebu yang sedang berbunga. Lautan bunga tebu ini indah banget. Sayang diambil dari atas mobil jadi foto kurang apik.
Sekian perjalanan wisata kuliner kami di Pasuruan, Bangil khususnya. Terima kasih. Mohon maaf jika ada salah kata. Semoga bermanfaat.
0 komentar