Happy, 13th Anniversary!

05:56

 Selamat Hari Jadi Ke-13. Keep on writing!!!



Sampai semalam saya masih bingung, nggak tahu mau ngapain, mau nulis apa di hari jadi ke-13 ini. Bahkan bingung nanti kalau nulis sesuatu tentang hari jadi, mau dipos di mana. Blog Jurnal Kurayui, kah? Atau tetap di Blog Bilik shytUrtle. Harusnya sih di Bilik shytUrtle seperti setahun yang lalu, tapi akhirnya saya memutuskan untuk tulisan hari jadi ke-13 dipos di sini saja. Insyaallah, selanjutnya akan selalu update di sini. Bilik shytUrtle insyaallah akan tetap jadi tempat untuk mengunggah tulisan fiksi saja.

Selamat Hari Jadi yang ke-13 untuk diriku sendiri! Terima kasih untuk semua tulisan yang dilahirkan hingga detik ini. Keep on writing! Jangan lelah untuk mengejar impianmu di dunia menulis. Semangat!!!

Karena ini perdana terbit di Blog Jurnal Kurayui, boleh ya sharing singkat tentang bagaimana bisa terjun ke dunia kepenulisan, kenapa pakai nama pena shytUrtle, dan lain sebagainya. Hehehe.


Mulai menulis kelas 3 SMP, tapi mulai berani mengunggah tulisan di sosial media pada tahun 2009 di Facebook. Menurut penelusuran, catatan pertama yang saya unggah pada tanggal 12 Oktober 2009. Karenanya tanggal 12 Oktober akhirnya saya jadikan sebagai tanggal debut di dunia menulis. Pada tahun yang sama Blog dan channel Youtube Bilik shytUrtle hadir. Waktu itu daftar Blog aja, tapi seingat saya langsung dapat akun Youtube juga.

Tulisan yang saya bagi di sosial media kebanyakan fiksi dan fan fiction karena waktu itu tahun kedua nyebur di dunia fangirl Kpop. Rasanya seneng banget waktu ada yang baca dan memberikan respon positif. Jadi semakin semangat nulis fan fiction yang waktu itu saya pos di catatan Facebook dan Blog. Bahkan ada jadwal rutin terbit seminggu sekali. Oiya, karena suka Kpop dan jatuh cinta ke Mas Jeje aka Kim Jaejoong, jadi belajar internetan lagi. Mas Jeje adalah orang yang membuka pintu bagi saya untuk mewujudkan impian sebagai penulis. Karena begitu jatuh hati sama Mas Jeje, mata jadi terbuka bahwa ada jalan untuk memperkenalkan tulisan selain melamarkannya ke media cetak seperti koran dan majalah.

Sebelum mengenal sosial media, begitulah cara saya mengejar impian sebagai penulis; mengirim naskah ke koran, majalah dan penerbit. Karena belum punya komputer dan hape tidak mendukung, jadi harus menggunakan jasa pengetikan dan cetak sebelum naskah dikirimkan. Waktu itu posisi juga belum bekerja, jadi menggunakan uang saku yang didapat dari orang tua dan membantu nenek. Karena keterbatasan biaya juga, hanya bisa mengirim naskah satu atau dua kali sebulan. Adakah naskah yang nyantol? Kagak. Kekeke. Nyantolnya di majalah sekolah zaman SMA, satu puisi. Alhamdulillah.


Dari kenal Mas Jeje di tahun 2008, baru berani ngenalin tulisan ke publik di sosial media pada tahun 2009 dan aktif menulis di Facebook dan Blog. Mulai kenal sama teman-teman penggiat dunia menulis. Awalnya sesama penulis fan fiction, lalu berkenalan dengan Haris Firmansyah dan Dedek Fidelis Sinabutar yang kemudian membawa saya mengenal lebih banyak lagi penggiat dunia menulis. Boleh dibilang Haris dan Dedek adalah mentor pertama saya di dunia menulis. Terima kasih, Sobat.

Oiya, ada yang kelupaan disebut. Berkat Firman dan Rendra, saya bisa belajar komputer dan internet lagi dari nol. Firman mentor via SMS waktu itu, Rendra mentor tatap muka. Diajarin main komputer di warnet dari nol, sampai bisa main komputer sendirian. Terima kasih, Brada!

Perlahan-lahan belajar menulis dengan baik dan benar dari sesama teman dan juga bergabung dalam beberapa grup/komunitas menulis. Alhamdulillah pembaca pun mulai bertambah hingga di tahun 2011, buku pertama saya yang berjudul Now or Never terbit melalui Penerbit Leutikaprio. Walau terbit secara indie, senang sekali. Impian untuk bisa menerbitkan novel terwujud.


Karena punya banyak teman yang juga demen nulis, kalau ada informasi lomba menulis jadi saling berkabar. Setelah anak pertama (Now or Never) lahir, saya semacam mendapat kekuatan untuk lebih percaya diri dalam berkarya. Mulai berani ikut lomba-lomba yang diadakan penerbit. Pada tahun 2012 anak kedua yang berjudul Seoul Romance lahir atas bantuan Penerbit Pustaka Jingga. Di tahun ini pula saya bisa beli laptop pertama--yang kemudian saya beri nama Gui--dengan bantuan almarhumah Nenek.


Pada tahun 2013 lolos seleksi untuk mengikuti Kampus Fiksi yang digelar Diva Press di Yogyakarta. Pengalaman tak terlupakan, ikut pelatihan menulis langsung di luar kota dan harus berangkat sendirian dari Malang ke Yogyakarta. Menjadi cerita awal solo travel yang mempertemukan saya dengan Qui.

Pada tahun 2014 novel T lahir melalui Nulisbuku. Naskah yang saya ikutkan lomba Bulan Narasi yang diadakan Nulisbuku, tapi hanya lolos sampai... lupa. Intinya kagak menang. Kekeke. Naskah T yang saya impi-impikan bisa terbit jadi buku, alhamdulillah terwujud. Kalau shi-gUi mau baca, novel ini ada di aplikasi iPusnas dan iJak. Sayangnya ada sedikit kesalahan di bagian sinopsis hingga anak ketiga saya ini mendapat cibiran. Udah ngajuin permohonan pengubahan sinopsis belum juga ada balasan hingga saya membuat tulisan ini.


Di tahun 2014 saya dipercaya untuk menyelesaikan proyek internasional ToppKlass untuk ToppDogg. Waktu itu masih menjabat sebagai salah satu admin di fanbase ToppDogg Wizard Indonesia. Saya mengajukan untuk membuat proyek fans book yang berisi surat dari fans kemudian dibuat buku dan akan dikirim ke Korea sebagai hadiah anniversary ToppDogg yang pertama. Top leader kami langsung setuju, tapi karena di antara para admin hanya saya yang nggak asing ama dunia perbukuan, akhirnya proyek diserahkan penuh kepada saya. Mulai dari editing, mengatur tata letak, hingga proses terbit, semua saya pegang. Kecuali cover, karena saya nggak bisa bikin cover, cover-nya dibantuin Prime Eonni. Alhamdulillah proyeknya sukses dan buku dikirim ke Korea sampai dengan selamat. Buku From ToppKlass To ToppDogg juga bisa dibaca di aplikasi iPusnas dan iJak.


Akhir tahun 2014-2015 vakum dari dunia menulis karena sakit GERD. Awal 2016 baru balik nulis lagi karena pengen segera nepatin janji ngelarin buku buat ulang tahun Sarang Clover. Akhirnya buku AWAKE lahir di tahun 2016 awal. Versi pertama lahir via Nulisbuku. Tahun 2017 AWAKE kembali diterbitkan tapi via Penerbit LovRinz dengan beberapa pembetulan ulang, penambahan keterangan dan ISBN. Awalnya buku ini saya terbitkan hanya sebagai hadiah untuk Sarang Clover, ndilalah kersane Gusti Allah laku dijual dan termasuk dalam buku yang laris alias best seller. Mungkin karena genre-nya horor dan based on true story kali ya.


Tahun 2016 menjadi tahun comeback alias kembali aktif di dunia menulis. Karena udah mulai sehat, mulai nulis-nulis lagi, lirik-lirik event lomba menulis lagi. Di tahun inilah novel fenomenal Cintaku Bersemi Di Kios Bensin lahir dengan bantuan Penerbit LovRinz. Kenapa fenomenal? Naskah kelar ditulis hanya dalam waktu 10 hari, terinspirasi dari kejadian nyata dan menjadi novel ter-best seller selama karir saya menulis. Walau masih terbit indie, lakunya banyak. Berdampingan dengan novel AWAKE. Novel Cintaku Bersemi Di Kios Bensin adalah novel yang membuat saya merasa bahwa impian saya sebagai penulis telah terwujud jadi nyata. Karena laku banyak, dimintai tanda tangan, ada yang memberi endors, ada yang me-review, ada yang membuat kutipan dari dialog di dalamnya.


2017 masih belum bisa move on dari trail rider dan lahirlah anak ketujuh yang berjudul AIR dengan bantuan Stiletto Book jalur indie. Kejutan ketika anak ketujuh lahir adalah ada beberapa orang tak terduga termasuk orang yang asing tetiba membeli novel AIR.


Pada bulan Desember di tahun 2017, cerpen yang saya ikutkan dalam event yang digelar Penerbit LovRinz lolos menjadi cerpen yang akan dibukukan dalam buku kumcer Mantu.


2018 saya ketiban rezeki, dapat dua voucer terbit gratis dari Penerbit Pena Borneo (Kaneo Media). Voucer pertama untuk kelahiran anak kedelapan yang berjudul My Creepy Love Story. Lagi-lagi kisah yang terinspirasi dari kejadian nyata dan masih masuk dalam trail rider series.


Oya, untuk trail rider series sebenarnya ada 4 seri yaitu Cintaku Bersemi Di Kios Bensin, AIR, My Creepy Love Story dan Roommate. Untuk Roommate terbit secara digital di aplikasi Kwikku.


Di tahun 2018 juga ikutan proyek NUBAR dari AE Publishing dan salah satu cerpen saya dibukukan dalam buku kumcer Selaksa Rasa Tentang Lelaki.


Salah satu hal yang membuat happy di tahun 2018 adalah cerpen saya lolos untuk dipublikasikan di akun Wattpad Penerbit Haru. My Candy Girl lolos, dapat sertifikat juga. Penerbit Haru adalah penerbit favorit saya, jadi seneng banget waktu cerpen My Candy Girl lolos seleksi. Tapi, sayang, sekarang udah nggak bisa ditemukan di Wattpad. Heuheuheu.


Voucer kedua dari Penerbit Pena Borneo (Kaneo Media) saya gunakan untuk kelahiran anak kesembilan yaitu buku Aku, GERD-Anxiety, dan Adenomiosis. Kejutan di anniversary ke-13 ini, buku AGAA alhamdulillah mulai laku terjual kembali setelah vakum selama 2 tahun lebih. Harapan saya, buku ini semoga bisa membantu siapa saja yang sedang bergelut dan berjuang untuk sembuh dari GERD, Anxiety dan Adenomiosis.


Tahun 2019 menjadi tahun cerpen. Kalau tidak salah ingat waktu itu saya sedang belajar untuk menulis singkat, karenanya rajin bikin cerpen yang kemudian ikut event-event yang digelar penerbit. Dimulai dari buku kumcer Cinta yang Tak Biasa dari dari AE Publishing.


Mengikuti event dari BejaVu dan alhamdulillah salah satu cerpen lolos untuk dibukukan. Mohon maaf ini pakai foto lama karena bukunya masih dipinjam adek-adek SMP untuk mengerjakan tugas pelajaran Bahasa Indonesia.


Bergabung dalam proyek antologi yang diadakan Penerbit Rosiebook. Waktu ikutan proyek ini nggak hanya dapat buku sama sertifikat, tapi dapat medali juga.


Lagi-lagi nulis bareng AE Publishing dan temanya nyes banget, Kasih Tak Sampai. Masih ya, kejadian di dunia nyata yang jadi inspirasi lahirnya cerpen Gadis Ulat Bulu di Kantor BPJS.


Pengalaman pertama dan tak terlupakan di tahun 2019 adalah ketika diajakin Kak Zee gabung proyek nulis kolaborasi novel islami. Asli sebenernya nggak pede, apalagi temanya islami, selama ini belum pernah nulis tema islami. Tapi Kak Zee percaya saya pasti bisa dan akhirnya bergabunglah di proyek kolaborasi nulis novel islami yang berjudul Muara Hati. Pengalaman yang benar-benar menakjubkan. Satu buku dikerjakan bersama-sama. Karena gabung proyek ini, berkesempatan jadi nara sumber di event bedah buku yang diadakan secara online.


Di tahun 2020 udah masuk pandemi, tidak ada buku yang terbit. Hiks! Namun, masih aktif menulis fiksi di platform. Tahun 2020 ikutan lomba GMG yang digelar Grass Media yang diadakan di Wattpad. Dari event ini saya ketemu banyak orang keren! Walau Marrying A Lizard nggak lolos jadi juara, ikutan event GMG memberi banyak pengalaman dan kenangan indah.

Di tahun 2020 juga dapat kejutan salah satu cerita yang saya pos di Storial, dilamar untuk jadi Storial Premium ChapterHer dilamar dan lolos jadi Storial Premium Chapter sejak tahun 2020.


Tahun 2021 pun masih sama, tidak ada buku cetak yang terbit dan bahkan hampir tidak menulis sama sekali naskah fiksi. Sempat mengajukan naskah lama yang dipermak ke platform menulis berbayar, tapi nggak lolos. Hehehe. Tuhan belum memberi kepercayaan karena setelah mencoba seperti sistem yang diterapkan, ternyata saya belum mampu. Tapi di tahun 2021 ada satu cerita horor, cerpen yang lolos diterbitkan di akun After Years (Blog dan Instagram). Cerpen berjudul Rintihan Kuntilanak bisa dibaca di sini (part #1) dan di sini (part #2).

Di tahun 2022 ini, di hari jadi ke-13 juga masih belum ada buku terbit atau naskah baru. Heuheuheu. Sedih setiap kali ingat karena masih ada tanggungan naskah juga. Belakangan sibuk ngurus Blog dan Youtube Jurnal Kurayui. Maafkan saya ya, shi-gUi. Insyaallah atur waktu lebih efektif lagi biar bisa balik nulis fiksi. Semangat!

Oya, kenapa pakek nama pena shytUrtle? Karena saya lumayan lelet jadi sama kakak sulung dipanggil kuro alias kura-kura. Kemudian memikirkan nama pena, bagusnya apa ya dan tiba-tiba muncul di kepala, Kura-kura Pemalu, shytUrtle. Wah, oke nih! Jadilah pakai nama pena shytUrtle sampai sekarang. Oya, nama pena ini, dulu masuk dalam jajaran nama pena yang unik versi Penerbit Leutikaprio.


Lalu, kenapa huruf U ditulis dengan huruf kapital sedang huruf lainnya huruf kecil. U diucapkan dalam pelafalan Bahasa Indonesia adalah nama panggilan saya juga. Itu kenapa huruf U ditulis menggunkan huruf besar sedang huruf lainnya huruf kecil.

Impian dalam dunia menulis yang belum tercapai adalah naskah diterbitkan di penerbit mayor. Bismillah. Masih terus berusaha. Insyaallah kalau ada jodoh dan rezeki buat terbit di mayor, pasti ada jalan. Yang penting keep on writing! Jangan lelah berusaha.

Wah, lumayan panjang ternyata. Hehehe. Sekali lagi, Selamat Hari Jadi ke-13 untuk diriku sendiri. Keep on writing! Keep on fighting! Jangan lelah untuk bermimpi dan mengejar mimpi! Terima kasih shi-gUi yang selalu ada bersama saya hingga detik ini.

You Might Also Like

0 komentar

Total Pageviews