Review Buku Ego Centris - Embrio
04:17Ego Centris - Embrio by Novanka Raja
Jika cinta adalah permainan maka aku pemain yang hebat!
Tulisan ini mungkin akan sedikit atau malah sangat menyakitkan. Kenapa? Tentu saja tidak ada orang yang ingin kehidupan cintanya berujung dengan perpisahan karena hadirnya orang lain. Sekali lagi pertanyaannya adalah benarkah Tuhan mengirim orang lain itu untuk masuk dalam hubungan percintaan hanya sebagai godaan atau malah sebenarnya Tuhan mengirim orang lain itu sebagai petunjuk yang nyata tentang siapa sebenarnya yang Dia cipta untuk kita?
Lalu, ketika kita menjadi orang lain yang hadir? Apa yang kita sertakan? Akankah kita menganggap diri kita hanya sebagai godaan? Atau kita sangat yakin bahwa kita adalah orang yang tepat yang memang Dia cipta? Kalau begitu siapa yang berhak dan tak berhak?
Akhirnya si sulung dari seri Ego Centris pulang! Alhamdulillah. Pada ulasan Ego Centris - Destiny, saya curhat kalau seri pertama yaitu Ego Centris - Embrio dipinjam dan nggak kunjung kembali. Beberapa waktu lalu, tiba-tiba saudara yang meminjam buku ini berkunjung dan mengembalikannya. Senang sekali rasanya. Andai semua yang pinjam buku mau mengembalikan, sangat bersyukur sekali jika benar terjadi. Heuheuheu. Karena udah balik, kebut buat baca, mengulang dari awal karena udah lupa sebelumnya udah baca sampai mana. Hehehe.
Seperti halnya cinta, terkadang kita hanya diminta untuk merasakannya, bukan memilikinya. --Karena Tak Semua Hal Harus Dimiliki.
Ego Centris - Embrio berisi 45 kisah yang akan membuat perasaan pembaca diaduk-aduk. Banyak kisah ngenes yang disajikan dengan bahasa yang dalem dan nyes banget, nyentuh rasa yang baca. Sampai ikutan cenut-cenut, nyesek, bahkan sebel.
Kisah cinta yang bisa kita jumpai di sekitar kita, yang bisa jadi nggak asing karena kita jadi saksi hidup dari kisah itu dikemas rapi. Bahasa yang digunakan pun simpel, tapi nyentuh banget. Kisah cinta yang penuh luka, bahkan dosa. Kisah cinta yang berujung manis, bahkan tragis. Prasangka-prasangka dari dua hati yang ketika membaca jadi merasa, Oh! Aku pernah merasakan hal seperti ini.
Beberapa kutipan dalam buku, relate banget, mirip sama apa yang pernah saya alami. Jadi pas baca tuh rasanya nusuk banget.
Apa pun, kamu tetap yang terindah dalam hidupku, mungkin pula suatu waktu nanti pagar ini akan berdenting oleh ketukan jemarimu. --Sapa Senja.
Nggak hanya tentang cinta, ada kisah tentang kehidupan yang terselip. Nasihat-nasihat baik disampaikan dengan narasi cerita yang apik, yang bisa saja kita temui dalam hidup kita. Tentang mimpi, patahnya harapan, namun bukan akhir dari sebuah kehidupan.
Ketika kereta kehidupan yang akan membawa kita ke impian itu datang, bukankah kadang kita pun harus rela berebut masuk dengan penumpang lain? --Kereta kehidupan sebuah perjalanan menuju kennyataan.
Pesan-pesan yang menjadi penyemangat agar tak mudah menyerah pada kehidupan, bahwa mimpi bisa dikejar, dan cinta bisa diperjuangkan.
Kalau begitu, teruslah berjuang dengan apa yang kauyakini dan jadi dirimu sendiri dalam perang itu. --Ujung Harap Ketika Jalan Tak Lagi Terlihat.
Ada kisah cinta yang penuh plot twist. Para pejuang patah hati yang menikmati indahnya sakit hati dalam sepi. Menjadi penerang bagi orang lain yang mengalami hal yang sama agar tak terjerumus dalam pilihan yang salah. Yang membuat saya kaget sekaligus kagum, ada bahasan tentang dogma, yang belakangan sering saya temui jadi bahasan di sosial media juga disajikan dalam buku ini dengan cara unik. Yang kemudian membuat saya sadar bahwa bukan dogmanya yang salah, tapi semua tergantung sifat pribadi masing-masing. Oya, ada bahasan tentang perjodohan juga. Komplit dah! Walau ada beberapa typo, tidak mengganggu keasikan membaca. Kalian harus baca buku ini! Dan nikmati perjalanan yang akan membuat perasaan diaduk-aduk mulai dari senyum, sampai menangis.
Satu hal lagi yang membuatku masih hidup adalah aku punya kehidupan dan aku memilih untuk hidup. --Atap Malam Jakarta.
0 komentar