Review Buku Lelaki Tua dan Kopi Pekat

07:40

Review Buku Lelaki Tua dan Kopi Pekat

- Judul buku: Lelaki Tua dan Kopi Pekat
- Penulis: Zahara Putri
- Terbit: Cetakan Pertama, November 2019
- Penerbit: AT Press Surabaya
- Jumlah halaman: 132 hlm ; 13 x 19 cm
- ISBN: 978-623-7303-42-8



Dua kata
Menebah rasa
Sepuluh frasa
Menyeduh duka
Seribu alenia
Menggerus cinta

Secangkir kopi yang pekat
Menemani lelaki tua di ujung senja
Dalam sendiri dan sepi
Terpekur dalam ratapan



Ketika membaca bagian sampul, saya dibuat terkesima dengan label Kumpulan Puisi yang disematkan di bagian depan sampul. Wow! Kumpulan puisi.

Kenapa begitu? Bagi saya orang yang bisa membuat puisi itu keren. Apalagi sampai dibukukan. Saya aja buat satu puisi susahnya minta ampun! Tapi ini buku kumpulan puisi yang artinya nggak hanya ada satu puisi tapi banyak puisi. Amazing! Daebak! Penulisnya keren!

FYI, ini adalah buku kumpulan puisi pertama yang saya baca. Hehehe. Bukannya saya tidak suka puisi. Seringnya saya sulit memahami isi dari puisi itu sendiri. Sedang dibuat penasaran itu kan nggak enak. Penasaran sama maksudnya ini apa! Kekeke.

Lelaki Tua dan Kopi Pekat. Dari segi judul udah menarik minat baca. Hal yang saya lakukan usai membuka bungkus lalu membaca sampul depan dan blurb adalah mengecek jumlah puisi dalam buku ini. Kalau tidak salah hitung ada sekitar 90-an puisi. 92 judul puisi kalau nggak salah. CMIIW.

Daebak banget kan! Saya bikin satu aja susah. Lha ini bikin 92 judul puisi. Amazing!

Ada puisi pendek ada yang panjang. Ada yang isinya kayak curahan hati penulis, ada yang menggambarkan realita kehidupan di sekitar kita. Bahasa puisinya pun menurut saya nggak terlalu apa ya, yang puitis banget gitu nggak. Jadi saya bisa menikmati selama membaca. Karena bukunya lumayan tipis, 132 halaman jadi bisa kelar dalam satu hari. Kalau buat pecinta puisi mungkin bisa kelar dalam hitungan jam doang. Hehehe.

Buku ini mengajarkan saya bahwa apa yang ada di sekitar kita atau apa yang kita alami bisa menjadi inspiras untuk menulis puisi. Selama ini yang saya tahu puisi hanya untuk mengungkapkan rasa cinta atau rasa benci bahkan sakit hati. Ternyata nggak. Apa pun itu peristiwa di sekitar kita atau apa yang kita alami bisa menjadi bait-bait puisi yang indah. Keren banget penulis bisa meramu kata dengan apik dari kejadian yang nyata dan ada atau terjadi di sekitar kita.

Buku ini merupakan salah satu buku hadiah dari Kak Zee untuk mengisi waktu saya. Terima kasih Kak Zee. Insyaa Allah segera lanjut baca buku ketiga. Hehehe.

Sekian ulasan dari saya. Mohon maaf jika ada salah kata. Terima kasih. Semoga bermanfaat dan selamat membaca.




Tempurung kura-kura, 08 April 2020.

- Kurayui -

You Might Also Like

0 komentar

Total Pageviews