Sakit GERD Berobat Ke Dukun??
21:19
Sakit GERD Berobat Ke Dukun??
Welcome to my curious way!
Apa kabar shi-gUi? Semoga kita semua dalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa, diberi kelimpahan berkah berupa kesehatan dan kebahagiaan. Aamiin....
Hari ini saya akan membahas salah satu pertanyaan yang pernah dan bahkan sering saya dapatkan setelah saya membagikan pengalaman sembuh dari GERD dan Anxiety. Saat ini GERD bukan merupakan penyakit baru atau asing lagi di Indonesia. Karena saat ini penderita GERD di Indonesia sudah banyak sekali. Secara simpel saya menyebut GERD sebagai penyakit maag yang udah amat sangat parah sekali pakek banget. Lebay ya? Dikit! Hehehe.
Salah satu pertanyaan yang sering saya dapatkan dari sesama pejuang GERD dan Anxiety adalah waktu sakit dulu apa kamu juga berobat ke orang pinter? Waktu sakit dulu apa kamu pernah berobat ke dukun? Waktu sakit dulu kamu berobat ke kyai gitu kah? Pokoknya pertanyaan seputar pengobatan non medis atau pengobatan alternatif.
Jawabannya adalah pernah. Iya, pernah!
Kok bisa?
Bisa dong! Saya akan bahas di sini kenapa saya sampai memilih jalan pengobatan alternatif selain medis.
Masyarakat Indonesia secara umum dan pulau Jawa khususnya masih mempercayai hal-hal yang berbau mistis, klenik, dan sejenisnya. Tak jarang ada orang-orang yang menempuh pengobatan secara alternatif atau non medis. Bahkan ada golongan yang benar-benar percaya pada metode pengobatan alternatif dibanding medis. Dengan latar belakang demikian, wajar jika penderita GERD pada akhirnya memilih jalur alternatif sebagai jalan mencari kesembuhan.
Kenapa begitu?
GERD termasuk jenis penyakit yang tidak bisa sembuh secara instan. Pengalaman saya pada tiga bulan pengobatan seolah tidak ada hasil. Seolah tidak ada perkembangan. Badan masih lemas dan terasa sakin nggak karuan dari ujung kepala hingga ujung kaki. Alasan inilah yang membuat saya pada akhirnya setuju untuk mencoba pengobatan secara alternatif non medis. Saat itu saya menerima pendapat bahwa sakit saya bukan murni sakit medis, tapi ada campur tangan mistis.
Lalu, berobat ke dukun?
Pilihan pertama saya adalah berkonsultasi pada guru spiritual saya, Nyai Wening. Dalam metode pengobatannya, Nyai Wening sering menggunakan tanaman obat khas Indonesia dipadu dengan doa-doa. Simpelnya perpaduan antara kejawen dan islami. Tergantung pada keluhan pasien dan hasil diagnosis Nyai.
Ketika saya berkunjung dan meluapkan semua keluhan, Nyai Wening merespon dengan pertanyaan, "Kamu udah berobat ke dokter?" Bukan hanya pada saya, pada setiap pasien yang datang beliau juga selalu menanyakan hal yang sama. Sebagai praktisi, Nyai Wening masih mengutamakan metode medis untuk jalan penyembuhan. Jika medis sudah tidak bisa menemukan penyakitnya, baru beliau turun tangan untuk membantu.
Unik memang. Beliau tidak mau orang-orang yang sudah jelas sakit secara medis mengambil langkah kurang tepat dengan berobat secara alternatif. Karena penyakit medis penyembuhannya pun harus secara medis. Alternatif boleh tapi hanya sebagai pendukung.
Saya pun menjelaskan jika saya sudah berobat secara medis selama tiga bulan tapo seolah tidak ada hasil. Nyai Wening menyimpulkan sakit saya murni sakit fisik secara medis. Beliau mendukung vonis dokter yang menyatakan saya kena GERD. Hanya saya istilah yang digunakan berbeda.
Nyai juga menyarankan agar saya pandai-pandai mengatur pikiran saya yang seringnya berkelana, berpikir jauh tentang macam-macam hal yang seharusnya tidak perlu dipikirkan.
Saya mendapatkan air mineral yang sudah didoai sebagai obat. Disarankan untuk meminumnya dengan cara mencampur pada air putih yang sehari-hari saya minum.
Efek pengobatannya bagaimana?
Yang saya rasakan adalah tenang. Mungkin karena lega karena usai menceritakan keluhan dan ganjalan hati. Juga mendapat motivasi dari Nyai bahwa saya harus sabar dan ikhlas dalam berjuang melawan sakit ini. Nyai juga meningatkan bahwa sakit GERD ini adalah cara Tuhan menegur saya karena Tuhan rindu saya kembali berkeluh kesah pada-Nya. Jujur saja sebelum sakit GERD hidup saya sangat kacau dan saya jauh dari Tuhan.
Karena setelah berobat pada Nyai tapi saya belum mengalami kemajuan yang berarti, kami memutuskan untuk mencari pendapat kedua dalam metode alternatif. Orang tua saya menemui seorang ustaz yang terkenal banyak membantu menyembuhkan orang. Dijelaskan pula kronologi dari awal saya jatuh sakit dan menjalani pengobatan.
Berbeda dengan Nyai, Pak Ustaz mengatakan jika sakit saya ada faktor X atau ada campur tangan mistis. Sama seperti Nyai, obat yang diberikan berupa air mineral yang sudah didoai. Harus dicampurkan pada air putih yang setiap hari saya minum. Efeknya pun sama, membuat saya tenang.
Berapa lama berobat alternatif ke praktisi dan ustaz?
Pada Pak Ustaz hanya sekali. Kalau pada Nyai Wening, karena beliau adalah guru spiritual saya, jadi saya masih sering curhat lewat telepon saat kondisi saya benar-benar down. Setelah meluapkan semua saya merasa lega dan tenang. Saya percaya bahwa sakit saya adalah murni sakit medis. Terlebih Nyai Wening mengatakan jika sakit yang saya alami sumbernya dari diri saya. Cara sembuh pun harus dari dalam diri saya sendiri. Lalu saya dipertemukan dengan grup GAI (GERD Anxiety Indonesia) di Facebook. Berkat bantuan admin dan senior di grup GAI, alhamdulillah saya perlahan membaik dan sembuh.
Perlu nggak sih berobat non medis seperti ke dukun atau kyai untuk sakit GERD?
Pertanyaan yang menurut saya cukup sulit untuk dijawab. Kalau disebut perlu menurut saya tidak, tapi boleh. Boleh dalam artian jika memang merasa membutuhkan ya nggak papa. Dengan catatan carilah orang yang benar-benar bisa membantu Anda. Kenapa? Udah jadi rahasia umum kalau dalam metode non medis ada beberapa oknum yang hanya memanfaatkan kondisi kita untuk meraup keuntungan.
Salah satu rekan saya sesama pejuang GERD dan Anxiety pernah membagi pengalamannya yang mencoba berobat ke wong pinter, ke dukun. Katanya di sana penyakitnya dipindah ke dalam telur. Metode umum ini ya! Lalu, teman saya ini dijamu dengan makanan yang sebenarnya pantangan bagi penderita GERD yaitu sambel dan segala kawanannya.
Di lokasi pengobatan teman saya makan dengan lahap dan tidak merasakan sensasi apa pun setelah makan. Tapi setelah sampai di rumah drol lagi. Balik lagi berobat ke dukun dan menjalani metode yang sama. Sampai rumah pun hasilnya kembali sama. Hingga tiba pada kesadaran bahwa dia hanya dimanfaatkan dan akhirnya memilih untuk berhenti. Total biaya yang dikeluarkan menurut saya mahal sekali.
Bayangkan jika Anda dalam posisi sakit dan harus membayar mahal pengobatan alternatif tapi tak kunjung sembuh dan akhirnya nyadar kalau dimanfaatin doang. Sakit hati pasti, nyesel iya, dan parahnya kalau sampai kepikiran dan bikin stres malah memperburuk kondisi kita.
Tapi itu kok bisa enakan waktu makan sambel di lokasi pengobatan seolah nggak sakit? Apa pengaruh hipnotis?
Karena sugesti. Praktisi, paranormal, dukun, ustaz, kyai adalah golongan orang-orang yang memang memiliki kelebihan termasuk kelebihan dalam cara menyampaikan sesuatu, kelebihan dalam berbicara dan memotivasi kita. Motivasi itu kita jadikan sugesti bahwa kita memang sehat. Sehingga saat di lokasi ya kita merasa sehat. Kita percaya kita telah sehat.
Lalu kenapa saat balik rumah kok drop lagi?
Banyak pemicunya. Salah satunya adalah saat bersama orang-orang yang membantu kita itu kita merasa positif. Tertular energi positif mereka. Tapi ketika kembali ke rumah, kita kembali sendiri dan teringat hal-hal yang memicu sakit kita. Penyebab lain adalah karena kondisi lambung kita masih eror ditambah kena masukan sambel dan segala macem yang efeknya kita rasakan saat sampai di rumah.
Bagaimana membedakan sakit kita murni sakit fisik, sakit medis dengan sakit yang ada campur tangan mistis?
Menurut pengalaman saya, kalau sakit kita memang ada unsur X atau campur tangan mistis adalah saat minum obat yang berupa air doa efeknya adalah tubuh berkeringat hebat seperti efek minum antibiotik saat sakit.
Jadi, boleh tidak kita yang sakit GERD berobat ke dukun atau ustaz atau kyai?
Seperti yang saya bilang tadi, boleh. Dengan catatan carilah orang yang benar-benar bisa membantu Anda. Kebanyakan yang diperoleh saat berobat alternatif adalah ketenangan. Ini baik untuk membantu mengatur pikiran kita. Tapi jangan sampai ketergantungan ke orang lain juga. Karena kuncinya semua ada pada diri kita sendiri.
Kalau menurut saya, sakit kita adalah jelas GERD. Jadi lebih baik tempuh metode medis sesuai saran dokter. Memang tidak instan dan butuh waktu yang lumayan lama. Berdasarkam sharing dengan sesama pejuang GERD rata-rata minimal tiga bulan. Rata-rata enam bulan, tapi banyak yang di atas enam bulan. Jadi yang kita butuhkan adalah sabar dan ikhlas juga disiplin.
Percayakan proses pengobatan pada dokter. Satu dokter saja! Jangan belanja dokter! Dan jangan jadi dokter untuk diri sendiri! Maksudnya ketika pengobatan lalu pada setengah jalan Anda merasa baikan, jangan menghentikan pengobatan sesuka hati. Ikuti saran dokter, karena yang bisa memantau yang bisa tahu kondisi daleman fisik kita ya dokter. Merasa baik belum tentu sudah membaik. Karena proses penyembuhan lambung itu tidak bisa instan.
Sering ada yang curhat yang seperti itu. Menghentikan pengobatan karena merasa sudah lebih baik dan beberapa waktu berikutnya curhat lagi kambuh. Ini karena pengobatan yang belum tuntas sehingga lambung kita belum sepenuhnya sembuh dan kemudian kambuh lagi.
Demikian ulasan dari saya tentang kenapa ada pejuang GERD yang sampai berobat ke paranormal, praktisi, dukun, ustaz, atau kyai. Wajar saja jika sampai ada yang mengambil jalan alternatif tersebut.
Silahkan yang mau menonton bahasan
Sakit GERD Berobat Ke Dukun?? secara lisan.
Semangat terus teman-teman yang saat ini sedang berjuang melawan GERD dan Anxiety. Sabar, ikhlas, dan disiplin. Insyaa Allah kita pasti sembuh!
Mohon maaf jika ada salah kata. Semoga bermanfaat. Salam sehat.
Tempurung kura-kura, 09 April 2020.
- Kurayui -
0 komentar