Tradisi Barikan Dalam Masyarakat Jawa

05:40

 Mengenal Tradisi Barikan Dalam Masyarakat Jawa


(Sumber foto: Prime)

Bulan Suro tahun ini jatuh di bulan Agustus, jadi acara barikan hampir bersamaan. Sebelumnya ada barikan Suro yang dilaksanakan serempak dipusatkan di Balai Desa. Lalu, pada tanggal 16 Agustus malam ada barikan Agustusan yang dilaksanakan di rayon masing-masing. Tradisi ini sudah ada sejak dulu, diwariskan secara turun-temurun dan alhamdulillah masih terjaga hingga sekarang.

Sebenarnya apa sih barikan itu?

Dalam tulisan kali ini, saya akan membahas tentang tradisi barikan yang juga ada di daerah saya. Mungkin tata caranya agak sedikit berbeda dengan daerah lain ya, tapi insyaallah tujuannya sama.

(Sumber foto: Prime)

Saya sendiri penasaran, barikan itu apa sih? Nanya ke Ibu tentang arti barikan dan asal katanya, beliau nggak bisa menjelaskan secara detail dan pasti. Mencari pencerahan nanya Mbah Google pun tidak ada artikel yang membahas tentang asal kata 'barikan' ini dari mana, dari bahasa mana dan artinya apa. Di Wikipedia ada satu artikel yang membahas singkat tengang barikan yang disebut sebagai tradisi dalam masyarakat Karimunjawa yang disebut dengan Festival Barikan Kubro. Namun, banyak pula artikel yang membahas tentang barikan yang juga banyak dilaksanakan di Jawa Timur.

Di Malang sendiri juga ada tradisi barikan termasuk di desa saya. Berdasarkan pengamatan pribadi, saya menyimpulkan jika barikan adalah selamatan dan berdoa bersama-sama. Selametan adalah wujud rasa syukur kita atas limpahan berkah dari Sang Maha Kuasa. Dalam masyarakat Jawa ada beberapa tradisi selamatan, misalnya saat bulan Suro tiba maka dibuatlah Jenang Suro pada awal bulan Suro yang dilaksanakan secara pribadi di rumah masing-masing. Waktunya bebas, biasanya mulai malam satu suro hingga tanggal 10 bulan Suro. Kemudian ada barikan, yaitu selamatan atau syukuran yang digelar bersama-sama dengan waktu dan hantaran yang dibawa sudah ditentukan. Intinya tujuannya sama, wujud syukur. Bedanya kalau selamatan dilakukan secara pribadi, sedang barikan dilakukan bersama-sama.

Barikan biasa digelar di pusat kampung. Kalau di tempat saya, selalu digelar di perempatan kampung. Selain tempatnya strategis, saat jalan ditutup untuk acara masih ada gang alternatif yang bisa dilewati hingga tak mengganggu arus lalu lintas. Jalan akan ditutup lalu tikar digelar sebagai tempat duduk untuk warga, lalu biasanya ada panggung mini untuk tempat duduk penceramah.

(Sumber foto: Prime)

Karena bulan Suro juga jatuh di bulan Agustus, maka bulan ini ada dua kali barikan yang digelar yaitu barikan Suro dan barikan Agustusan. Barikan Suro digelar serempak satu desa, sedang barikan Agustusan digelar di rayon masing-masing di malam yang sama yaitu tanggal 16 Agustus.


Susunan acaranya kurang lebih sama yaitu berkumpul untuk doa bersama. Biasanya setelah pembacaan tahlil dilanjut dengan ceramah atau siraman rohani dan ditutup dengan doa bersama. Warga akan diberi surat edaran atau undangan sekaligus pemberitahuan harus membawa apa ke acara barikan. Umumnya nasi kotak, seperti saat barikan Suroan kemarin diminta membawa dua nasi kotak. Kadang ada juga yang diminta membawa kue. Kue untuk disajikan selama acara dan nasi kotak akan dibagikan setelah acara selesai.

Sedikit berbeda untuk barikan Agustusan adalah biasanya dimulai dengan pra acara berupa pentas seni--ini tergantung daerahnya masing-masing--dan ada ritual potong tumpeng sebagai wujud syukur dan perayaan atas Hari Ulang Tahun Republik Indonesia yang diperingati setiap 17 Agustus. Lalu, ada siraman rohani juga dan ditutup dengan doa bersama.


Barikan di tempat saya nggak hanya untuk Suroan dan Agustusan saja. Ada juga barikan Mauludan, barikan Syawalan dan masih banyak lagi. Makanan yang dibawa pun kadang berbeda tergantung barikannya walau umumnya ya nasi kotak. Misal untuk barikan Mauludan, bisa membawa buah atau kue. Untuk barikan Syawalan, yang dibawa adalah kupat, lepet, lontong, dan sayur. Semuanya dikumpulkan jadi satu dan setelah acara selesai, dibagikan secara random untuk dibawa pulang. Bahkan di beberapa daerah dimakan bersama-sama di lokasi.

Barikan juga memperat hubungan silaturahmi antar tetangga dan saudara karena akan saling bergotong royong mulai mempersiapkan acara hingga selesai acara. Semoga tradisi ini akan terus dilaksanakan hingga anak cucu kita nanti, sebagai sarana untuk menjalin hubungan baik dengan tetangga dan saudara satu desa.

You Might Also Like

0 komentar

Total Pageviews