Sejenak Menikmati Sore Di Tebing Cafe, Lamongan.

05:24

 Tebing Cafe, Lamongan.



Dalam perjalanan mudik ke Lamongan bulan April lalu, yang membuat kaget sekaligus terpesona adalah banyaknya perubahan di area perbukitan kapur. Dahulu hanya bukit kapur tak berpenghuni, tapi sekarang udah berubah total. Banyak bangunan dan tempat wisata baru. Salah satunya, Tebing Cafe. Selain Tebing Cafe, ada wisata pemandian juga, kolam renang.

Tentu saja keduanya menarik untuk dikunjungi, tapi karena keterbatasan waktu--kami mudik sehari doang, nggak nginep--jadi harus pilih salah satunya. Karena udah sore juga, akhirnya diajak mampir ke Tebing Cafe sebelum balik ke Malang.

Sebelumnya nggak pernah terlintas dalam pikiran bisa naik motor di Sendang, tapi mudik kemarin diberi kesempatan ngrasain motoran di Sendang. Seru banget! Apalagi posisi dibonceng, jadi bisa lebih menikmati pemandangan sekitar. Area perkebunan dan bukit kapur yang cantik dan sejuk.


Lokasi Tebing Cafe nggak jauh dari rumah saudara saya yang ada di Sendang Duwur. Naik motor, nggak ada sepuluh menit udah sampai. Informasinya di Google Maps udah ada. Semisal shi-gUi main ke Wisata Bahari Lamongan (WBL) atau ziarah ke makam Sunan Sendang, mau mampir ke Tebing Cafe deket banget. Ziarah ke makam Sunan Drajat dan makam Syekh Maulana Ishaq juga bisa mampir karena jaraknya nggak jauh banget.

Seperti namanya, Tebing Cafe dibangun di atas perbukitan kapur yang lumayan terjal. Karena posisinya berada di atas bukit, kita disuguhi pemandangan yang indah dari hijaunya pepohonan yang seolah menyatu dengan birunya pantai. Salah satu pemandangan yang selalu membuat saya terpesona dalam perjalanan pulang adalah birunya laut yang seolah sejajar dengan daratan yang terhampar luas di depan mata. Pemandangan seperti ini bisa dinikmati dari Tebing Cafe. Selain itu pengunjung juga bisa menikmati indahnya bukit kapur berwarna putih yang ada di dekat kafe.


Dari jalan utama, harus masuk dulu ke jalan yang lebih sempit menuju Sendang Duwur. Selain nggak begitu lebar, jalannya juga agak rusak. Katanya udah sering dibenahi, tapi karena tanah geser, jalan jadi cepet rusak. Kalau naik mobil atau motor masih oke. Tapi kalau rombongan naik bus, bakalan agak susah. Fasilitas area parkir tersedia dan luas. Ada untuk mobil dan motor. Biaya parkir untuk motor... kayaknya Rp. 2.000,-. Karena dibayarin, jadi nggak tahu biayanya berapa. Kekeke.


Kami datang sekitar pukul empat sore. Masih lumayan terik. Dari area parkir, jalan kaki naik ke atas ke bangunan kafe berada. Bangunan utama berbentuk lingkaran. Sepertinya di bangunan ini letak panggung untuk live music, tempat pemesanan makanan dan minuman. Kok sepertinya? Karena kami dateng saat ada event, jadi di bangungan utama rame banget. Jadi kami langsung lanjut naik untuk melihat area selfie.

Oya, tim dari kafenya ramah-ramah banget lho! Karena hari itu ada event, ada kru yang menyambut di pintu masuk untuk menjelaskan rute yang bisa ditempuh untuk menghindari keramaian. Trus, ketika kami sampai di puncak, ada kru lagi yang nyamperin, kasih informasi kalau mau pesan makanan dan minuman di mana plus bisa gunain ruangan indoor yang lebih privat. Makasih mas-mas kru kafe yant berbaik hati memberikan informasi.

Area outdoor-nya luas. Ada bener-bener outdoor tanpa atap pelindung, ada yang modelnya seperti teras, dengan atap pelindung. Banyak kursi yang tersedia. Jadi walau hari itu ada event, di outdoor masih banyak kursi dan meja kosong yang bisa digunakan.


Sebenernya pengen duduk-duduk sebentar sambil pesan minuman, kalau makanan perut udah penuh karena jamuan dari sanak saudara. Hehehe. Tapi, kami udah ditunggu di Pantai Lorena untuk kemudian pulang ke Malang.

Menurut kakak saya, waktu paling asik untuk mengunjungi Tebing Cafe itu pas sore menjelang magrib untuk menikmati senja atau malam hari. Pemandangan kalau malam, katanya mirip kayak Bukit Bintang di Yogyakarta. Aaa, mau banget! Kalau sore seperti kami kemarin, view alam bagus banget. Tapi masih terik, panas. Next time kalau ada kesempatan bisa nginep di Sendang, salah satu hal yang pengen saya lakuin adalah menikmati senja dan indahnya malam di Tebing Cafe.


Walau saya nggak sempet tengok menu, jangan khawatir, shi-gUi bisa intip menunya di sini. Harganya ramah kantong dan wow menu minumannya banyak banget. Nggak hanya ada kopi, tapi ada jus juga. Wah, jadi makin pengen menikmati senja di Tebing Cafe sambil menikmati juice atau milkshake. Untuk menu makanan dan camilan nggak terlalu banyak, tapi masih ramah kantong juga.

Berdasarkan informasi dari website Lamongan Pos, Tebing Cafe mulai beroperasi pada tahun 2022 dan masih dalam proses pembangunan. Belum sepenuhnya jadi ada udah kece, kalau udah selesai sepenuhnya pasti makin kece ya. Area selfie pasti bakalan lebih banyak dan Instagramable pastinya. Walau belum jadi, udah banyak fasilitas yang bisa dinikmati. Selain meja dan kursi, ada area lesehan juga lho. Jadi bisa milih tempat duduk sesuai selera.

Selain area parkir yang luas, fasilitas lain seperti toilet dan musala juga tersedia. Ada wifi gratis dan area khusus perokok. Wah, seneng banget kalau area untuk perokok dipisah. Pasti membuat pengunjung lebih nyaman.

Wah, baru tahu kalau titik yang saya ambil ini ternyata sesekali digunakan sebagai lokasi live music dengan latar belakang pemandangan alam. Awalnya saya kira ini salah satu spot untuk selfie, karena live music ada di dalam bangunan utama. Tapi, melihat pemandangan dari sini bener-bener seru lho. Semisal hari itu nggak terik, pasti betah duduk berlama-lama di sini.


Masih dari Lamongan Pos, pemilik Tebing Cafe ternyata adalah adik dari Amrozi. Saya juga kaget waktu baca. Informasi lengkapnya, silahkan langsung baca di Lamongan Pos ya!

Next time kalau pas mudik lagi--dan semoga bisa nginep, aamiin--pengen balik lagi ke Tebing Cafe. Nggak hanya untuk menikmati senja dan pemandangan malam, tapi juga untuk menikmati sajian menu yang ditawarkan. Sekian singkat cerita kunjungan ke Tebing Cafe. Mohon maaf jika ada salah kata. Terima kasih. Semoga bermanfaat.

You Might Also Like

0 komentar

Total Pageviews